Alvian membuka pintu dan masuk. Saat berjalan hendak menaiki tangga ia melihat Nafisah yang meringkuk tidur disofa. Ia mengernyitkan keningnya heran mengapa dia tidur disofa bukannya dikamar.
"Hey.bangun." Alvian menggoyang kan bahu Nafisah
"Eh.Mas sudah pulang." Tanya nya dengan suara lemah.
Alvian memutar langkahnya hendak naik kembali tapi dihentikan oleh Nafisah.
"Mas. Mas sudah makan?"
"Gak usah sok peduli denganku." Jawab nya dengan sinis dan berlalu melanjutkan langkahnya.
"Tapi aku belum makan mas". Suara Nafisah sangat lirih.
Langkah Alvian langsung berhenti mendengar Nafisah.Ia memutar kembali langkahnya.
"Kenapa kamu belum makan?" tanya nya dengan datar.
"Tidak ada makanan mas dirumah ini."
"Ya terus kenapa kamu gak keluar cari makan? Sarkas nya dengan suara tinggi dan kesal.
"Aku tidak tahu pasword rumah mas,dan untuk menghubungi mas pun aku gak punya nomor mas."
Alvian mendesah mengusap wajahnya.Dan berlalu meninggalkan Nafisah begitu saja.
"Mas."
"Dia sama sekali tidak peduli. Dia benar benar kejam."Ucapnya dalam hati. Matanya berkaca kaca menahan air mata agar tidak terjatuh.
Didalam kamarnya alvian mengambil ponselnya dan memesankan makanan siap saji secara online. Ia merasa kasihan melihat wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu kelaparan. Itu semua pun karena ia sendiri yang lupa mengisi kulkas dan memberi tau pasword rumahnya. Ia masih belum sadar sepenuh nya jika ia sudah menikah.
Tak berapa lama pengantar makanan datang menekan bel apartemennya.Ia segera turun dan menerima pesanannya.
"Ini makanlah".Ucapnya memberikan beberapa bungkusan makanan pada Nafisah.
"Mas. A..ap". Ucapan Nafisah langsung dipotong Alvian.
"Sudah. jangan banyak bicara. Cepat makan." Alvian langsung pergi meninggalkan Nafisah.
Nafisah membuka bungkusan itu dan menyuap nya kemulut.Bulir bening yang sedari ia tahan akhirnya jatuh juga. Ia melahap makanannya hingga tandas.
Alvian yang sedari tadi melihat dan memperhatikan Nafisah dari tangga bergetar hatinya.Ia melihat jam ditangannya sudah menunjukkan hampir pukul lima sore.Ia merasa bersalah telah menzolimi istrinya.
"Maaf Naf. Saya gak bermaksud. Gumamnya dalam hati.Ia kembali menghampiri Nafisah yang masih duduk dimeja makan.
"sudah selesai? Ikut saya." Tutur nya tanpa menunggu jawaban nafisah dan melangkah pergi.
"Eh."Nafisah mendongak melihat Alvian yang sudah melangkah pergi. Dengan cepat ia menyusul Alvian.
Ceklek.. Suara pintu dibuka Alvian dan keluar juga diikuti oleh Nafisah.Walaupun Nafisah bingung Alvian ngajak ntah kemana tapi ia tidak bertanya hingga mereka sampai di basemen dan menaiki mobil. Kini Nafisah memberanikan diri nya untuk bertanya.
"Kita mau kemana mas?" tanya nya penasaran.
"Belanja." jawabnya singkat.
Nafisah kembali diam dan tak ada diantara mereka yang berbicara hingga kini mereka sudah sampai di supermarket terdekat. Mereka turun dari mobil dan masuk ke supermarket.
"Pilihlah apa saja yang kamu perlukan. Saya tunggu disana." Ucap Alvian yang masih dengan wajah datarnya, menunjuk bangku tunggu diseberang.
"Iya mas". Nafisah berjalan mendorong troli dan mengambil bahan bahan yang ia perlukan untuk dapur. Ia mengambil daging, ayam, telur,sosis,sayur sayuran dan buah buahan. Ia juga mengambil makanan instan untuk berjaga jika ia sedang tidak mood untuk memasak.Setelah dirasa cukup. Ia menghampiri Alvian.
"Mas. aku uda selesai mas."
Tanpa menjawab Avian mendorong troli menuju kasir.Ia membayar semua total belanja dan membawa belanjaannya kemobil.
"Apa ada yang ingin kamu beli lagi? Mumpung masih diluar." Ucap alvian tanpa menoleh dengan pandangan lurus kedepan menyetir mobil.
"Tidak ada mas.Kita langsung pulang saja ".
Tak butuh waktu lama mobil mereka pun sampai di gedung menjulang tinggi itu.Alvian menenteng barang belanjaan yang lumayan cukup banyak.
"Biar Naf bantu bawa mas."
"Tidak perlu. Saya sebagai laki laki saya sangat cukup kuat membawa semua ini."
Nafisah mengulaskan senyumnya.Sebenarnya Alvian pria yang sangat baik dan pengertian.Hanya saja ia merasa benci dengan keaadaan yang menjadikannya seorang suami dengan wanita yang tidak dicintainya.
"Buka pintunya". Alvian menyuruh nafisah untuk membuka pintu karena tangannya penuh membawa belanjaan.
"Nomornya berapa mas?"
"Tanggal ulang tahunku."Beritahu Al.
"Tanggal ulang tahun mas berapa?"Nafisah bertanya dengan suara pelan. Ia takut kalo Alvian akan ngamuk.
Alvian menarik nafas kasar dan menghembuskannya.Ia lupa bahwa gadis didepannya ini tidak tahu menahu tentangnya.
"Nomernya.Xxxxxx..." Nafisah langsung menekan nomernya dan pintu pun terbuka.
"Ingat itu nomernya.Biar gampang kalo kamu mau keluar."
"Makasih ya mas".
Alvian meletakkan barang belanjaan di meja dan langsung bergegas kekamar nya.
Nafisah juga pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan akan melaksanakan sholat Maghrib. Selesai sholat Maghrib ia kembali turun kedapur untuk menyiapkan makan malam suaminya. Ia yang tidak tahu apa makanan kesukaan suaminya bingung harus memasakkan apa.
"Kira kira mas Al suka makanan apa yah?" gumamnya dalam hati. Ia masih melihat kulkas
"Masak cumi saus tiram aja deh.sama ayam goreng tepung.Mudah mudahan mas Al suka." Ia bicara pada diri sendiri. Dengan sigap dan cepat ia menyelesaikan masakannya dan menata nya dimeja makan.
"Mas.." Nafisah mengetuk pintu kamar Al. Tanpa menunggu lama pintu akhirnya dibuka.
"Ada apa?" tanya Alvian datar.
"Mas.makan malam sudah siap. makan yuk."
"Kamu makan saja sendiri. saya akan keluar." Alvian yang sudah rapi langsung keluar dan menutup pintu kamarnya.
ia menuruni tangga dan disusul Nafisah.
"Tapi mas." Nafisah menghentikan Alvian dengan menarik lengannya. Dia yang tersadar dengan tatapan tidak suka Alvian langsung melepaskan.
"Tapi mas kan sudah berjanji, untuk membiarkan Naf melaksanakan tugas Naf sebagai seorang istri mas. Jadi ayolah makan.Naf sudah masakin untuk mas."
"hufff.."
"Ternyata kamu cerewet ya". Dengus Alvian sebal.Akhirnya ia menurut untuk makan malam bersama.
Nafisah langsung mengambilkan nasi beserta lauknya untuk Alvian.
"Dimakan mas.Moga aja mas suka."
Alvian makan dengan suapan pertama dan
"Enak. Ternyata ni cewek pinter juga masak." batinnya. Ia menyendok dan memakan nya hingga habis.Nafisah menyunggingkan senyum bahagianya karena Alvian suka dengan masakannya.
"Kamu kenapa tidak makan?" Tanya Alvian heran yang melihat nasi Nafisah masih utuh.
"I..iya mas. Ini Naf makan." jawab nya gugup. Ia yang sedari tadi melihat Alvian makan hingga lupa memakan makanannya.
Alvian menautkan alisnya melihat Nafisah makan tanpa melepas cadar nya.
"Aneh.Makan pun tidak melepas cadar. Apa dia malu dengan wajahnya. Aku penasaran sejelek apa sih wajahnya hingga ditutupi terus." Gumamnya dalam hati.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Evi
kamu salah dia sangat cantik
dia menup aurat dan kecantikan a unt suami a
tp syg suami a bodoh Krn membuang berlian dan memilih batu kali
2024-02-08
2
Fitriyani
nnti stlh d buka,awas klo kamu klepek2 y Alvin ..
2023-12-26
1
Fitri
Assalamualaikum..jangan d lepas cadarmu nafisa, buat suamimu semakin penasaran.
2023-12-06
1