"Sedang apa kamu dikamarku?" Alvian kaget saat keluar kamar mandi melihat Nafisah ada di kamarnya.
"Naf mau nyiapkan pakaian kerja mas." Tanpa menoleh Nafisah mengambil pakaian kerja Alvian dan meletakkan nya di tempat tidur.
Alvian mengernyitkan dahi nya. "Tidak perlu. Lebih baik kamu keluar."
"Mas." Nafisah berbalik melihat Alvian. Seketika nafasnya tercekat menelan saliva melihat Alvian yang hanya mengenakan handuk melilit pinggang.
"Bu..bukannya mas sudah berjanji kalau akan membiarkan Naf menjalankan kewajiban Naf sebagai istri mas. Jadi biarkan Naf mengerjakannya mas."
"Huffff" Alvian mengusap wajahnya.
"Ya sudah, baiklah. dan sekarang kamu boleh keluar."
"Tapi, Naf belum pakaikan baju mas."
"Apa? Kamu mau pakaikan saya baju?" Mata Alvian membola mendengar ucapan Nafisah dan seketika ia melihat kebawah.
Glek..Alvian menelan saliva.Badannya seketika kaku membayangkan Nafisah memakaikan pakaian padanya.
"Kamu pikir saya anak bayi yang dipakaikan baju." Sarkas Alvian kesal. "Sudah sana cepat keluar.Saya bisa pakai sendiri."
"Ya Uda deh. Naf tunggu di meja makan ya mas.Kita sarapan bareng." Nafisah membalikkan badannya dan berjalan keluar kamar.
"Hufff..."Alvian menghembuskan nafas kasar setelah Nafisah keluar.
"Apa apaan dia. Mau pakaikan saya baju? Sudah gila tu cewek." gerutu Alvian kesal. Dengan cepat Alvian memakai pakaian yang dipilihkan Nafisah. Tak perlu waktu lama ia sudah rapi dengan kemeja polos dan celana bahannya berwarna hitam ditambah jas senada dengan celana nya.Ia segera turun dan menuju ruang makan.
"Sini mas duduk. Naf ambilkan sarapannya". Nafisah memberikan segelas susu dan Alvian langsung meneguknya.
"Mas mau apa? Masi goreng atau roti?"
"Nasi goreng saja".
Nafisah mengambilkan nasi goreng dan memberikan pada Alvian. Mereka makan dengan tenang, tidak ada yang membuka obrolan.Hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring.
Setelah selesai menghabiskan sarapannya Alvian bangkit dari duduknya dan hendak berangkat.
"Mas tunggu." Nafisah berjalan mendekat dengan alvian dan semakin dekat, bahkan tubuh mereka hampir bersentuhan sangking dekatnya.
Alvian membola,darahnya berdesir dan jantungnya berdetak begitu hebat kala jarak mereka sangat dekat.Nafisah berjinjit dan mengangkat tangannya keatas leher Alvian.
Deg.."A..apa yang kau lakukan?"
"Naf mau betulkan dasi mas." jawab Nafisah santai.Ia membetulkan dasi Alvian di bagian tengkuk yang terkelipit kurang rapi.Mata mereka saling tatap. Ada desiran aneh didada pada keduanya.Nafisah mengerjapkan matanya dan menurunkan pandangannya. Tak kuat jika harus bertatapan seperti itu.
"Sudah selesai mas."Nafisah mundur selangkah agar jauh dari Alvian.Jantungnya sangat tidak sehat jika harus berdekatan seperti ini.
"Oh..makasih." Alvian hendak berbalik namun dicegah oleh Nafisah.
"Mas".
"Hemm".Alvian menoleh kembali.
"Salim mas." Nafisah mengulurkan tangannya dan menjunjung tangan Alvian dan menciumnya.
Alvian kembali hendak berbalik namun lagi dicegah oleh Nafisah.
"Mas."
"Apa lagi?" Alvian berbalik kesal.
"Ini belum mas." Nafisah menunjuk keningnya.
Alvian mengernyitkan dahi nya tidak paham maksud Nafisah.
"Maksud nya?" tanya nya penasaran.
"Mulai sekarang kalau mas mau berangkat kerja mas harus cium kening Naf." Ucapnya tersenyum. Sangat terlihat dari matanya jika saat ini ia sedang tersenyum.
"Ha?. Tidak tidak. Apa apaan cium kening." Tolak Alvian.
"Tapi mas.Ini kan cuma sampai kita pisah mas.Jadi biarkan Naf bisa merasakan jadi istri mas."
Alvian mengusap wajah nya kasar.
"Huuff...Baiklah." Alvian mendekat dan mencium kening Nafisah singkat.
"Sudah. Sekarang saya mau berangkat." Ucapnya lalu beranjak dan pergi meninggalkan Nafisah.
Mata Nafisah mengekori memandang Alvian hingga keluar pintu. Senyum dibibirnya terbit.Ia sangat bahagia pagi ini.
"Hati hati mas, semoga kau selalu dalam lindungannya". ucapnya dalam hati.
**
"Al..Al. Woy Al..." Terik Azka didekat telinga Alvian. Karena kaget Alvian langsung melempar Azka dengan dokumen yang ada di mejanya.
"Apaan sih lho teriak teriak. Mau dipecat kamu." Alvian sangat kesal. telinga nya berdengung karena teriakan Azka.
"Gue kesini mau kasih ni dokumen agar lho tanda tangani.Tapi lho dipanggil panggil gak ngerespon.Ya udah gue teriak agar lho sadar.
"Lho pikir gue kerasukan?"
"Haha..Siapa tahu memang kerasukan.ya gak?".
"Ck..Mana dokumennya? sini." Alvian langsung menanda tanganinya.
"Lho kenapa? Ada masalah? cerita ke gue."
"Gak ada.Sudah sana keluar."
Ya susah. Jangan sungkan bicara sama gue."Azka menepuk bahu Alvian dan melangkah keluar.
"Apa yang gue pikirin? Kenapa dia terus gentayangan di pikirin gue sih." gumam nya seorang diri.
**
"Naf.Kamu tahu, ternyata ustadz Yusuf jago main basket lho." Laila bercerita sangat semangat.
"Kamu tau dari mana La? kayak nya kamu tahu banyak deh tentang ustadz Yusuf." Nafisah bertanya penasaran.
"Tadi saya teh nggak sengaja lihat ustadz Yusuf main basket sama santri putra Naf."
"Nggak sengaja apa memang sengaja nguntit? Astaghfirullah Laila."
"Uda ah. Yang jelas saya gak nguntit ya Naf.Murni gak sengaja."
Mereka berdua melanjutkan jalan nya menuju kelas tempat mereka masing masing mengajar.
"Assalamualaikum.." langkah mereka terhenti kala seseorang memberikan salam.
"Waalaikumsalam salam ustadz."Jawab Nafisah dan Laila kompak.
"Saya duluan ya Naf, ustadz. Assalammualaikum". Laila pergi meninggalkan Nafisah.
"Waalaikumsalam". Jawab ustadz Yusuf.
"Ustazah Laila kenapa ya ustazah? Sepertinya selalu menghindar dari saya?". Tanya Yusuf penasaran.
"Eh..Tidak ustadz. Laila lagi buru buru aja soalnya. Ya sudah ustadz.saya permisi dulu. Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam.."
**
dikantin Nafisah dan Laila sedang makan bersama.
"Laila. Kenapa?" Nafisah bertanya.
"Kenapa? Maksudnya?" Laila tidak paham maksud Nafisah.
"Kenapa kamu selalu menghindar dari ustadz Yusuf?"
"He..Gak. Siapa yang ngehindar."
"Laila. Kita sudah bersahabat sangat lama. Aku tahu kalo kamu berbohong.Sekarang cerita sama aku.Jujur.Jangan ada yang kamu tutupi lagi."
"Kamu benar Naf.Aku selalu menghindar dari ustad Yusuf. Itu karena aku k bisa lama lama dekat dengannya.Jantung aku deg degan terus jika dekat dengannya Naf.Itu sebabnya aku selalu pergi jika ada ustadz Yusuf." Laila menceritakan semua yang ia rasakan.
"Kamu menyukainya?"
"A..aku tidak tahu Naf." jawab Laila gugup.
"Dari mata kamu aku tahu kalo kamu menyukai ustadz Yusuf la." Nafisah mengelus lengan Laila. "Benarkan?." Nafisah tertawa kecil meledek Laila.
"iisss..Jangan diketawain Naf.Nanti didengar orang."
"Haha...ternyata sahabat aku sedang jatuh cinta". Nafisah masih tertawa kecil.
"Iya Naf.Aku memang sedang jatuh cinta dengan ustadz Yusuf. Tapi dia menyukaimu Naf."Ucap nya lirih dalam hati.
.
.
Jangan lupa like coment dan vote nya ya kak 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
runma
berat sebelah
2023-12-07
1
putri Pembayun/Siti Lestari
aku suka banget ceritanya 👍
2023-09-09
2
Ara Julyana
wah siapa lagi nih ustad Yusuf
2023-07-29
0