Happy Reading.
POV Vincent.
Hari ini aku pergi bertemu dengan Abigail, kolegaku yang memang bertempat tinggal di New York. Dia menghubungi ku berkali-kali hanya ingin menanyakan jika aku saat ini tengah berada di sini.
Huh, kenapa dia sangat berminat untuk bertemu dengan ku? Tapi daripada mendapatkan teror telepon terus-terusan, akhirnya aku ajak dia bertemu di salah satu Cafe yang tidak jauh dari apartemen Lita.
Tadi aku juga berpamitan pada Lita untuk bertemu dengan sahabat ku. Aku rasa Lita pasti tau dengan siapa aku bertemu, tapi setidaknya aku sudah jujur jika dia hanyalah kolegaku saja. Entah kenapa aku takut jika Lita salah paham lagi.
Mengingat kejadian tiga tahun lalu yang membuatku jadi jauh dari Lita, salah satunya adalah aku tidak pernah berani mengatakan hal yang sebenarnya, jika aku hanya mencintai nya dan menikahi Emira hanya untuk tanggung jawab saja.
Ah, entahlah, yang pasti jalan hidupku sudah tidak sama seperti dulu.
Akhirnya aku memutuskan untuk segera ke Cafe dan menunggu Abigail disana. Aku datang 10 menit lebih cepat karena ingin ngopi dulu dan juga memikirkan sebuah rencana. Aku tidak tahu kenapa ada yang sedikit janggal dengan salah satu anak buah Lita.
Setelah sampai di Cafe, aku langsung memutuskan masuk ke dalam cafe tersebut, suasananya belum begitu ramai, aku mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk yang nyaman. Tapi mataku terpaku pada sosok wanita berambut sebahu yang sudah sangat ku kenal.
Abigail, ternyata dia sudah datang lebih dulu di cafe ini. Bahkan dia sudah memesan kopi dan tinggal setengah. Aku pun langsung menghampiri sosok wanita itu.
"Hai, ternyata kamu sudah datang?" Sapaku dan Abigail mendongak. Wanita itu sedikit terkejut dengan kedatangan ku tapi langsung merubah wajahnya dengan senyuman.
"Hai kebetulan aku memang ada acara di gedung depan Cafe itu, sekalian kita bertemu dulu sebelum acara aku dimulai siang nanti," jawab wanita berkulit coklat tersebut.
Aku hanya manggut-manggut saja, lagian aku juga tidak peduli dia mau ada acara apa.
"Silakan duduk Vincent kamu mau memesan apa?" Aku pun menuruti keinginan nya dan duduk di kursi depan nya.
"Aku pesan kopi hitam saja."
Abigail langsung memanggil pelayan dan mengatakan pesananku dia juga memesan beberapa makanan yang dijual di cafe ini.
"Sebenarnya sesuatu apa yang ingin kamu bicarakan kepadaku? Kamu tahu kan kalau aku sedikit sibuk, jadi kuharap ini masalah pekerjaan yang menjanjikan," ucapku mengawali pembicaraan dan langsung mempertanyakan apa yang dia inginkan.
Tentu saja aku langsung to the point, meskipun disini aku memang tidak sibuk-sibuk amat, tapi waktuku bersama Lita akan jauh lebih tersita jika hanya dipakai untuk bertemu dengan wanita yang hanya ingin ngobrol saja.
Abigail terlihat mengambil gelas yang masih berisi separuh coffee itu, wanita itu meminumnya hingga tandas.
Apakah dia begitu kehausan?
"Sebenarnya aku memang ada satu proyek yang membutuhkan keahlianmu, nanti akan aku jelaskan," ujar Abigail menatap ku dengan tatapan yang menurut ku mendamba.
"Silahkan,, apa yang harus aku kerjakan Abigail, aku tidak bisa berlama-lama," pura-pura menatap jam dipergelangan agar dia mengira jika aku memang sedang sibuk untuk membagi waktu.
"Tunggu Vincent, kenapa kamu begitu terburu-buru? Bahkan pesanan mu belum di hidangkan," Abigail menahan tanganku.
Namun segera dilepaskan ketika pelayan datang membawakan pesanan kami.
"Silahkan dinikmati tuan, nyonya," ujar pelayan tersebut.
Setelah pelayan itu pergi, aku langsung mengambil cangkir kopi hitamku dan menyeruputnya.
"Vincent, sebenarnya aku mencurigai kakak sepupuku, dia menyabotase perusahaan, aku tidak punya bukti tapi aku yakin jika dia yang melakukannya."
Aku mendengarkan penjelasan dari Abigail tentang masalah perusahaan nya. Sepertinya memang sedikit sulit, tapi aku bisa membantunya.
"Baiklah Abigail, aku akan membantumu, sebelum aku tidak terlalu bisa mengurusi masalah ini, tapi aku yakin akan mengusut tuntas masalah ini."
"Terima kasih, Vincent."
"Sama-sama, kalau begitu aku juga tidak bisa lama, aku harus segera pergi," tiba-tiba Abigail menyela. Dia menahan ku untuk pergi.
"Ada apa lagi?"
"Vincent, sebenarnya bukan hanya masalah itu. Aku ingin bertemu denganmu karena sejujurnya aku merindukanmu."
Astaga, mataku langsung melotot sempurna ketika mendengar ucapan Abigail, ternyata memang benar wanita ini tertarik padaku.
"Maaf Abigail, aku hanyalah seorang duda, dan aku juga sudah memiliki kekasih."
Setelah mengatakan itu aku langsung pergi dari Cafe tersebut. Entah kenapa aku tidak menyukai sikap Abigail yang dengan terang-terangan tertarik padaku. Ada rasa trauma sendiri jika didekati oleh sosok perempuan karena sekarang misiku ingin bisa mendapatkan hati Lisa kembali.
Aku tidak ingin terjerumus ke dalam lubang yang sama yaitu kehilangan Lita gara-gara masalah dengan perempuan lain.
Kuputuskan untuk mencari keberadaan Lita dengan memakai GPS yang telah aku sadap di ponselnya.
Ternyata Lita berada di showroom yang satunya. Ku putuskan untuk langsung ke sana dengan menekan pedas gas agar mobilku berlari kencang.
Tidak sampai 10 menit, akhirnya aku sampai di showroom milik Lita. Dahiku mengernyit saat melihat showroom itu belum buka. Bukankah Lita ada di dalam, mobilnya juga ada, tapi kenapa showroom itu belum dibuka.
Entah kenapa perasaanku tiba-tiba saja tidak enak, aku pun langsung berlari menuju pintu.
"LITA!!"
"LITA!!"
"LITA!!"
"AAAAAKKK, Vincent!! Tolong!"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Anik Trisubekti
duhhh cepetan Vincent 😟
2023-06-04
0
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2023-05-31
0
Eka Bundanedinar
wow mark berbuat jahat sama lita
cptan vincent tolonggin tuh lita
2023-05-31
0