Happy Reading.
Vincent POV.
Sial, ku kira usahaku membuat Emira bisa pergi denganku ke California akan berhasil, tapi ternyata wanita licik itu sudah selangkah lebih jauh di depan ku. Emira malah menyandera ku di hotelnya dan kini aku harus menahan hasrat tinggi karena lilin aromaterapi diruangan ini membuatku menggila.
Milikku sudah begitu menegang, aku benarkah tidak kuat jika disiksa seperti ini. Emira benar-benar wanita iblis dan lihatlah sekarang, Emira didepan ku hanya memakai kain tipis yang transparan dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang tidak memakai apa-apa didalamnya.
"Vincent, jangan munafik, aku tahu kamu begitu menginginkan ku saat ini!" Wanita itu semakin mendekat.
Aku bisa melihat lampu merah kecil di kamera itu menyala, dan bisa ku pastikan jika wanita ini akan menjebakku untuk yang kedua kalinya tapi yang ini lebih ekstrim karena dia menggunakan kamera untuk merekam perbuatan kami.
Jangan sampai kasus Keanu dan Alesha terulang kembali padaku, aku harus segera menghentikan wanita ini meskipun milikku sudah sangat mengeras dan sakit.
"Aku tidak akan pernah menyentuh mu lagi jal*ng!! Lebih baik aku mati menahan diri dari pada harus menyalurkan hasrat ini pada wanita seperti mu!"
Emira tertawa kecil, perlahan dia menarik tali kecil di pinggangnya dan kain tipis itu meluruh terjatuh ke lantai hingga memperlihatkan tubuh polos nya. Aku sama sekali tidak berselera melihat tubuhnya yang memang menggoda bagi para lelaki diluar sana. Tapi tidak denganku.
"Benarkah?" Wanita licik itu semakin mendekat. Di duduk di sebelah ku dengan tangan yang memegang lenganku.
Langsung saja ku tepis tanpa menghindar, aku tidak akan menghindari dia, biarkan dia yang tersiksa sendiri dengan rencana busuknya itu.
"Ayolah, Vinct! Aku tahu kamu sudah bangun dan ingin melampiaskan semua, aku siap! Come on baby!" Emira berdiri dihadapan ku menjulang tinggi. Bahkan anu nya berada tepat di depan wajahku dan sudah terlihat begitu basah.
Hah, meskipun aku sudah turn on, tapi aku hanya mau Lita, aku tidak akan melakukan kesalahan lagi. Kali ini aku sudah mendapatkan kepercayaan Lita dan aku tidak mau merusak kepercayaan wanita ku itu.
Ku dorong tubuh Lita yang akan duduk dipangkuan ku, wanita itu terkekeh sinis. Mungkin dia merasa jika aku terlalu memaksa untuk jual mahal. Tapi justru disinilah ujianku berada, lebih baik aku menahan diri hingga tersiksa dari pada harus bercinta dengan wanita brengsekk itu.
"VINCENT!! KENAPA KAU MENDORONG KU!!"
Emira berteriak sambil melotot kan matanya, aku tidak peduli dia kesakitan karena obat ini.
"Sudah ku bilang, aku tidak akan menyentuh mu lagi, dan itu bukan hanya omong kosong, lebih baik kau cepat cari pelampiasan dengan laki-laki lain dari pada kau tersiksa!"
"TIDAK!! Aku hanya mau kamu!" Emira berlari menerjang ku.
Wanita itu berusaha mencium ku, tangan dan kaki nya memeluk ku erat. Sungguh aku begitu tersiksa dengan milikku yang di tekan dengan miliknya bahkan menggesek nya.
"Sialan!! Lepaskan aku!" Ku banting tubuh Emira di sofa dan aku langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Aku harus segera berendam air dingin.
"Vincent!! Vincent! Kembali, aku mau kamu!!"
Ku hiraukan panggilan dia, aku tidak peduli kalau dia tersiksa bahkan kalau sampai wanita itu mati, aku akan merasa senang. Kejahatan Emira sudah tidak bisa ditolerir lagi, setelah ini aku akan menggunakan kekuasaan orang tua Emira untuk menjebloskan anaknya ke penjara.
Aku sudah muak, bahkan sekarang jijik dengan diriku sendiri yang sempat di peluk oleh wanita itu.
****
Ceklek!
Setelah berendam kurang lebih 1 jam, aku keluar dan melihat Emira duduk bersandar di ranjang sambil mencari pelampiasan hasrat nya sendiri.
Hahaha, sungguh konyol, dia juga tidak mau melampiaskan pada lelaki lain dan lebih memilih mast*b*si. Sungguh wanita aneh.
Bisa ku dengan rancauannya yang memekik telinga, mungkin sudah sampai dia. Tanpa pikir panjang, aku langsung mencari kunci kamar yang berupa kartu itu di setiap laci karena Emira menyembunyikan nya entah dimana.
"Vincent!! Brengsekk!"
Kurasakan pukulan di kepalaku, ternyata wanita itu sudah selesai dengan urusannya dan sekarang dia berurusan dengan ku.
"Berikan kuncinya!"
"Hahaha, kau ingin keluar dari dalam sini? Tidak akan semudah itu!"
Sial, wanita itu masih saja angkuh.
"Oke, aku tidak akan keluar, tapi pesankan aku makanan!" Baiklah, aku harus sabar dulu. Dia mengangguk senang.
Ku lihat Emira mengambil piyama dan memakai nya, lalu dia berjalan ke arahku dengan senyum tipis. "Kau tahu, aku sudah mengirim orang untuk bersenang-senang dengan Lita-mu!"
"APA?"
BUGH!
Entah apa yang ku lakukan, hingga ku beranikan diri tengkuk Emira dan dia pun langsung pingsan. Heh, kenapa tidak ku lakukan saja sejak tadi, hingga tidak ada drama menjijikan yang terjadi dikamar ini.
Setelah itu aku menghubungi seseorang dan tentunya mantan mertuaku. Ku ambil kamera yang tadi telah diaktifkan oleh Emira di atas meja rias. Tentu saja itu semua akan mejadi bukti jika wanita itu benar-benar murahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Entin Fatkurina
good job vincent, kamu harus tegas dengan emira, lanjut kak naviz.
2023-05-24
1
Sumawita
bagus kamu Vincent
2023-05-24
0
Eka Bundanedinar
pintarnya pas diakhir kann
2023-05-24
0