Bab Sepuluh

Happy Reading.

Pov Lita.

Seharian ini aku sudah menemui petugas kepala polisi yang tengah menyelidiki kasus kebakaran showroom milikku. Dan dugaan sementara memang ada yang menyabotase dan dari keterangan banyak saksi, ada dua orang yang akhirnya mereka curigai.

Kepalaku terasa pusing dan berat, masalah ini memang sudah sepenuhnya aku serahkan pada Mark, tapi tetap saja aku tidak bisa tenang jika belum mencaritahu sendiri siapa dalang dibalik kejadian ini.

Vincent sudah pergi pagi-pagi sekali entah kemana, dia hanya mengatakan jika akan membawakan seseorang yang bertanggung jawab atas semuanya.

Meskipun aku mempercayai nya, tapi dalam hati tetap berpikir siapa sebenarnya orang yang tidak suka padaku, ingin ku cari sendiri orang itu dan menanyakan kenapa dia begitu tega padaku. Kalau benar dua orang yang dicurigai itu adalah dalangnya, itu sepertinya tidak mungkin. Mereka adalah dua karyawan baru di showroom mobil ku. Sekarang sedang di panggil untuk diinterogasi.

Seumur-umur aku sama sekali tidak punya musuh, apalagi yang sampai dendam dan membakar showroom mobil ku. Kalau sampai ketemu orangnya, akan ku buat dia mencium kakiku. Huh, harus sabar Lita. Jangan emosi, nanti kamu malah stres.

Waktu semakin senja, malam pun menyapa, sungguh tubuhku lelah sekali dan ingin segera melepaskan semuanya di apartemen. Aku juga ingin segera mengistirahatkan tubuh ini.

Tapi bunyi diperut ku tidak bisa dibohongi, aku lapar dan harus segera mencari restoran terdekat.

Akhirnya ku putuskan untuk mampir di restoran yang tidak jauh dari apartemenku, seharian ini aku belum makan. Hanya makan roti tawar sepotong dan segelas susu yang dibikin kan oleh Vincent.

Jujur semalam aku tidur dengan nyenyak karena mungkin ada Vincent disamping ku.

Greepp!

"Aakk, lepas! Siapa kalian!"

Ya Tuhan, kenapa ini. Tiba-tiba tubuhku ditarik ke belakang dan langsung di kunci pergelangan tangan ku.

"Menurut lah, ikut kami maka kau akan selamat!"

Astaga, apakah dua orang ini mau menculik ku. Wajah mereka memakai masker jadi aku tidak bisa mengenalinya. Namun sepertinya dua orang ini hanya suruhan karena dari kata-katanya tadi dia menyuruhku untuk menurut dan aku akan selamat.

Sial, sebenarnya siapa mereka.

"Brengsekk!! Apa mau kalian!"

"Siapa yang menyuruh kalian!!"

Aku masih berusaha meronta dan berteriak agar ada yang mendengar ku. Aku tidak mau berakhir sia-sia ditangan orang yang ingin membuatku hancur.

Setidaknya kalau aku mati tidak dengan cara seperti ini.

"Aaakkk!!"

"Berisik!!"

"Lepaskan aku!!" Aku pun berteriak kala sepasang tangan kekar itu menyeret ku dan kulihat pria satunya mengeluarkan sapu tangan dari sakunya.

Pasti sapu tangan itu sudah ada obat biusnya, mereka menggunakan cara kotor itu untuk membawaku. Oh, tidak, aku harus menggunakan cara agar bisa kabur dari dua bandit ini.

"Bee, cepat bungkam mulutnya!" Seru orang yang memegang tanganku erat.

Aku menggeleng keras, seolah-olah sedang merasa frustasi dan menolak di bawa. Padahal aku sedang merencanakan sesuatu agar orang itu mendekat ke arahku. Hingga saat orang itu sudah semakin dekat, ku ayunkan kaki kananku ke arah barang berharganya.

BUGH!!

"AAAWWW!! Dasar jal*ng!"

Pria itu menjatuhkan sapu tangan yang dia bawa, kemudian memegang barangnya sambil berguling duduk. Uh, mungkin rasanya sakit sekali.

"Bee!!"

Saat orang yang tengah memegang tanganku lengah, langsung ku sikut perutnya kuat dan ku gigit lengangnya sampai berdarah. Aku berhasil melepaskan diri dan langsung ku ambil sapu tangan yang tadi sudah dikasih obat bius.

"Aaaakkk! Sialan! Jangan kabur!" Pria itu berjalan cepat ke arahku. Aku hanya diam saja karena temannya masih meringkuk kesakitan.

"Aku akan menelepon polisi!" Ancam ku ketika pria itu semakin mendekat. Tapi meskipun begitu aku tidak mundur, justru saat ini adalah momen yang aku tunggu.

Pria itu sudah berada lebih dekat dan akan menangkap ku kembali, tapi sebelum tangan nya berhasil meraihku, ku sumpal mulutnya dengan sapu tangan tadi. Ku tekan hingga pria itu bisa menghirup bius dan beberapa saat kemudian dia pingsan.

Jangan kaget darimana aku memiliki keberanian melawan orang jahat seperti itu. Dulu waktu masih muda, aku suka belajar bela diri meskipun tidak mahir. Tapi keberanian karena pernah belajar bela diri itu akhirnya membuat ku tidak takut jika harus menghadapi dua orang berbadan besar ini.

Kesempatan untuk kabur sangat besar karena kedua orang itu lengah. Akhirnya aku berlari seribu langkah untuk sampai di mobil yang berada sedikit jauh dari tempatku tadi. Mungkin memang tidak ada orang yang melihat aku dibawa dua orang tadi karena suasana sudah nampak sepi.

Aku membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam. Setelah itu langsung mestarter mobil dan kencang meninggalkan tempat tersebut

Mungkinkah juga selama ini ada mata-mata yang sebenarnya selalu mengikutiku? Lalu apakah mereka juga tahu jika aku meminta tolong pada Vincent?

Tanganku bergerak untuk mengambil ponsel dari dalam tas kecil ku. Saat kulihat banyak sekali panggilan dari Vincent. Apalagi ini? kenapa pria itu menghubungiku sebanyak ini.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

next next next next next

2023-05-24

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

suruhannya mntan istri mngkin

2023-05-23

0

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

siapa lagi mereka 🤔
syukurlah Lita bisa melawan

2023-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!