Happy Reading.
Pov Lita.
Malam ini aku pulang ke apartemen sedikit larut karena tadi harus menjenguk Alesha dirumah sakit. Sahabat ku itu baru saja melahirkan bayi laki-laki yang sangat imut. Ah, aku jadi kepikiran ingin segera punya anak.
Tapi dengan siapa?
Aku sudah terlanjur kecewa dengan mahluk yang namanya laki-laki. Sampai rasa benci dan dendam pada satu mahluk yang sampai masih sering mengganggu ku yaitu Vincent belum juga hilang.
Aku ingin melihat Vincent menderita seperti aku dulu ketika dia mencampakkan ku dengan lebih memilih nikah dengan sahabat ku. Ah, lebih tepatnya mantan sahabat.
Dendam ku pada dua orang itu masih membara dan aku ingin Vincent juga mengalami luka dalam seperti yang dulu aku rasanya.
Beberapa bulan ini Vincent kembali ke New York, dan hanya mengganggu ku lewat telepon. Sejujurnya rasa untuknya masih ada, tapi harus aku tutup dengan kebencian yang mendalam pada pria tersebut.
Aku tidak ingin dia dengan mudah bisa mendapatkan ku lagi.
Saat ini aku sudah selesai mandi dan mengambil piyama untuk tidur. Sejujurnya hari ini aku begitu lelah. Banyak sekali pemesanan mobil terbaru kami dan itu membuat pabrik begitu kelelahan mengatasi membludaknya konsumen.
Kalau ada yang belum tahu apa pekerjaan ku, aku memiliki showroom mobil dan bekerja sama dengan salah satu perusahaan otomotif di Jepang.
Ah, sepertinya aku harus segera tidur, besok ada pertemuan dengan salah satu CEO dari perusahaan otomotif yang akan melakukan kerjasama dengan ku.
Ada sebuah pesan singkat di ponselku dari nomor asing. Sebenarnya aku tidak mau peduli dengan pesan itu, tapi terpaksa harus aku pedulikan karena bisa ku lihat sebuah gambar yang membuat mataku terbelalak sempurna.
"APA?!!! Ini tidak mungkin?" Pekikku tertahan sambil melotot sempurna.
Tidak lama setelah itu ada sebuah telepon dari salah satu bawahanku.
"Halo!"
"Maaf Nyonya, ada kabar buruk, salah satu showroom kita terbakar."
Aku terjatuh duduk lemas seketika, sebenarnya ini kejadian disengaja atau bukan, aku tidak tahu.
"Tapi kita sudah lapor polisi dan sedang diselidiki."
"Baiklah, aku serahkan semua padamu Mark."
Mark adalah orang kepercayaan ku, dia sudah lama bekerja dengan kedua orang tua ku sebelum mereka meninggal dan kemudi mewarisi bisnis ini untukku.
Sepertinya malam ini aku tidak bisa tidur dengan tenang, padahal aku sangat lelah. Ya Tuhan! Aku butuh sandaran, seseorang yang bisa aku ajak cerita agar semua beban masalah ku sedikit berkurang.
*****
Keesokan harinya, aku langsung bergegas ke showroom untuk melihat kondisinya terkini. Aku tercengang dan tidak bisa menjerit. Rasanya suaraku tercekat di tenggorokan karena aku bisa melihat tidak ada yang tersisa di showroom ini.
"Ya Tuhan!"
"Nona, silahkan minuman nya," Mark memberikan ku botol mineral. Mungkin dia melihatku berkeringat dan pucat pasi seperti mayat.
Seluruh asetku di showroom ini ludes terbakar tak bersisa. Kekayaan ku yang mencapai milyaran dollar AS hilang begitu saja.
"Nona ....!"
Aku mengangkat tangan agar Mark berhenti memikirkan ku.
"Aku baik-baik saja Mark, cepat cari detektif, hacker atau siapa saja yang bisa mengetahui dengan cepat siapa yang telah menghancurkan usahaku!"
"Tapi Nona, polisi sedang menyelidiki kasus ini, kita bisa ... !"
"Tidak Mark, aku percaya pada polisi, tapi aku juga ingin tahu secepatnya, aku merasa tidak pernah memiliki musuh, tapi kenapa tiba-tiba showroom milikku bisa terbakar begitu saja, ini bukan human eror tapi memang ada unsur kesengajaan!!"
Hari ini aku membatalkan pertemuan dengan salah satu CEO otomotif, pikiran ku benar-benar kacau balau. Tentu aku tidak bisa tenang jika melakukan meeting. Jadi malam ini aku memutuskan untuk bertemu dengan salah seorang yang sudah cukup lama tidak bertemu. Tapi dia selalu ada di mana aku tidak baik-baik saja.
"Hai, Lita. Apa kabar? Aku turut berduka dengan apa yang terjadi dengan showroom milikmu," ujar seorang pria yang sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri.
"Kabar ku tidak baik, aku sungguh pusing Daniel," kurasakan kepalaku di elus pelan oleh sosok jangkung itu.
"Aku paham, kamu bisa meminta bantuan ku, bukankah sejak dulu aku selalu bisa diandalkan?"
Ya, Daniel memang selalu bisa ku andalkan, dia benar-benar mengerti bagaimana caranya membuat diriku aman dan nyaman.
Entah kenapa rasanya tiba-tiba mataku memanas, air mata yang sejak semalam aku tahan akhir luruh juga. Daniel tiba-tiba menarik ku ke dalam pelukannya. Aku semakin terisak, rasanya begitu sakit saat melihat bagaimana usaha yang sejak dulu dirintis dari awal oleh kedua orang tuaku hilang sudah.
"Menangis lah, mumpung aku masih disini," Daniel mengecup kepalaku sambil mendekap tubuhku erat. Tapi tiba-tiba aku merasakan sebuah tarikan dan tubuh ini terlepas dari pelukan Daniel.
Bugh!
"Brengsek!! Go away from her!!"
Aku terkejut saat melihat siapa yang memukul wajah Daniel.
"Vincent!! Apa yang kau lakukan!!"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Anik Trisubekti
lanjut kak Nav
2023-05-19
0
Eka Bundanedinar
mngkinkah vincent atw daniel atw mark jg bisa
2023-05-18
0
Entin Fatkurina
lanjut kak naviz, tetap semangat semangat semangat semangat
2023-05-17
0