Gagal menyamar?

Ditemani Raka, Elisa duduk bersimpuh di makam kakaknya. Mengenakan topi untuk menutupi wajahnya dan kacamata hitam, Elisa tak peduli dengan hujan gerimis yang mulai mengguyur. Ia rindu Nico, kakak yang selalu ada untuknya. Kematiannya masih misterius tapi Elisa yakin semua ada hubungannya dengan Alex.

"Udah mau magrib, pulang yuk!" Raka menyentuh bahu Elisa mengingatkan wanita cantik itu untuk segera berdiri.

Elisa menarik nafas dalam-dalam, sudah cukup lama ia disana. Langit senja mulai turun, Raka membantunya berdiri dan mereka kembali ke mobil.

"Jadwal besok apa?" Raka bertanya setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Pastry, kayaknya bakal lama mungkin sampai malam juga."

"Ooh oke, semangat yaa! Kamu pasti bisa. Salah satu beverage yang lagi dicari perusahaan kamu kan supplier cemilan yang bisa tahan lama tanpa proses Frozen. Kita bisa mulai dari sini, menawarkan pastry sebagai produk unggulan." Raka menjelaskan dengan antusias.

Elisa berdecak kesal, bagaimana tidak sampai detik ini perusahaan itu masih menjadi miliknya tapi dia harus memasukkan produk sesuai prosedur? Itu sangat menyebalkan!

Mobil melaju menuju apartemen milik Elisa, Raka sengaja memarkirkan mobil di basement untuk melindungi Elisa.

"Kamu disini aja, ok? B bilang situasi tidak aman. Diam dan tunggu disini!"

Elisa mengangguk, meski dirinya tak setuju tapi apa boleh buat demi tercapainya tujuan, Elisa harus menahan diri. Elisa memperhatikan sekitar, ia bosan menunggu di mobil meski ditemani alunan musik. Sebuah mobil terparkir tak jauh dari mobil Raka. Elisa mengenali mobil itu.

"Robby? Untuk apa dia kesini dan siapa wanita dingin di sebelahnya itu?" 

Elisa mematikan musik dan juga mesin mobil agar tidak menarik perhatian. Dari tempatnya terlihat jelas jika Robby memberikan amplop coklat pada wanita yang tubuhnya bak supermodel dengan pakaian ketat.

Elisa memicingkan mata saat selembar foto dikeluarkan dari amplop.

"Astaga itu aku! Oh jadi betul kata B, Alex menyewa detektif swasta!"

Robby memberikan satu amplop lagi yang Elisa yakin itu berisi uang bayaran. Raka muncul dari pintu kaca menuju ke mobil. Elisa menunduk karena Robby dan Wanita mencurigakan itu menoleh ke arahnya.

"Ayo kita pergi, semua keperluan kamu ada disini." Raka berhenti sejenak saat melihat Elisa bertindak aneh. "Kenapa kamu?"

"Pergi jangan membuang waktu dan bersikaplah normal. Liat dua orang di sisi kanan, itu orang kepercayaan Alex dan wanita itu aku yakin detektif atau mungkin pembunuh bayaran."

"Apa?! Tapi …,"

"Diam lah, dan cepat pergi!"

Rak tak lagi membantah ia menjalankan mobil dengan tenang dan bertindak seperti biasa. Seperti dugaan Elisa keduanya langsung menatap ke arah nya. Elisa harus menyembunyikan wajahnya dengan normal. Ia mendekati wajah Raka dan mendaratkan ciuman di pipi pemuda itu.

"Diam dan tersenyumlah, anggap aku sedang menggoda mu!"

Raka melakukan hal yang diperintahkan Elisa, ia bertingkah normal layaknya pasangan kekasih. Tepat saat mobil mereka melewati keduanya.

"Buat apa mereka bertemu disini, setahuku Robby tidak tinggal disini." Elisa berujar setelah semuanya aman.

"Jangan-jangan mereka tahu kamu tinggal disini."

Elisa mengingat ingat siapa yang tahu tentang apartemen miliknya ini. "Sial, Vino! Aku pernah bercerita tentang apartemen ini padanya!"

"Itu menjawab teka-teki kenapa pintu apartemen mu tidak terkunci! Bisa jadi ada orang yang sudah mengakali pintu kamu!"

Elisa mengumpat dalam hati, merutuki kebodohannya yang tak bisa menjaga rahasia asetnya. "Aku harus memikirkan tempat lain untuk bersembunyi."

Keduanya tiba di rumah Raka, Elisa bingung karena begitu banyak motor dan mobil berjajar terparkir rapi di jalanan dan juga halaman rumah Raka yang memang sangat luas.

"Ada acara?"

"Biasa, bunda lagi reunian sama temen putih abu." Raka menjawab setelah memasukkan mobil ke garasi.

"Eeh dari jam berapa? Kok udah banyak gini?"

"Sore kayaknya, biasanya sampai malam. Kita langsung ke belakang aja deh, lewat dapur."

Elisa tak lagi banyak bicara, ia.mengikuti Raka dan sempat menengok sejenak saat melewati jendela besar yang terbuka. Puluhan ibu dengan dress code kuning lembut dan kerudung merah sedang asik cekikikan mengingat masa lalu.

Elisa tersenyum saat beradu pandang dengan ibu Raka. 

"Diana! Sini, sayang!"

Elisa salah tingkah saat ibu Raka memanggilnya. Ia melambaikan tangan pada Elisa agar mendekat.

"Inget, nama kamu Diana. Berubah jadi centil jangan kaku sama serius begini!" Raka berbisik mengingatkan Elisa.

"Bunda kamu nih pake bikin aku harus ini itu segala, repot banget!"

"Demi identitas baru, siapkan akting terbaik kamu!" Raka mengerling jenaka bak presenter salah satu acara reality show.

Elisa mengurut keningnya, "kalian bikin aku semakin pusing!"

"Diana!" Ibu Anita kembali memanggil.

"Ya Tante!" Elisa melirik kearah Raka, mengetes suara dengan berdehem ringan lalu berjalan dengan sedikit lenggokan pinggul.

Raka menahan tawa, "lumayan juga kalo gitu,swxy!"

"Holla tante-tante! Selamat malam, Tante cantik-cantik banget deh tonight!" Suara Elisa terdengar sedikit manja dan ramah.

"Kenalin ini, Diana sepupu jauh nya Raka dari Perth. Dia kesini lagi liburan plus kursus masak. Dia ini mau bikin resto jadi mohon bantuannya ya ladies!"

Suara mendengung berisik terdengar menggema di ruangan. Semua mengagumi kecantikan Elisa dengan karakter barunya kecuali seorang ibu di sudut ruangan. Ia memperhatikan Elisa dengan tatapan tajam tanpa ekspresi, Elisa bukannya tak tahu hal itu tapi dia memilih untuk bersikap normal.

Setelah mengobrol panjang lebar tak tentu arah akhirnya Elisa terbebas dari sergapan komentar dan pertanyaan para ibu centil itu. Ia undur diri untuk menarik nafas lega ke dapur. Elisa menyegarkan tenggorokannya dengan sebotol air mineral dingin.

"Nama kamu bukan Diana kan?" 

Suara perempuan yang menyapanya dari belakang membuat Elisa terkejut dan terbatuk. 

"Maaf, apa tadi pertanyaannya?"

"Kamu, nama kamu bukan Elisa kan?!" Ibu yang duduk di sudut ruangan itu ternyata mengekori Elisa. 

"Aku tahu siapa kamu sebenarnya, kamu nggak bisa menipu saya!" sambungnya lagi dengan ekspresi datar.

Gawat!!

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

boeboe ki memang kok yo 🤣

2023-08-14

1

Mia Roses

Mia Roses

Kukirimkan vote sebiji seminggu sekali hanya buat neng Elisa 🤗🥰

2023-08-01

1

Mia Roses

Mia Roses

Wadih, itu ibu2 ko bisa tempe ya

2023-08-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!