Elisa mengetuk ngetuk jarinya di atas meja pak Abdullah, pengacaranya. Beberapa draft kesepakatan telah disusun untuk mengikat Raka, Rafi, dan Banyu. Ia tak ingin dikhianati lagi jadi segalanya diurus secara legal.
Awalnya pak Abdullah tak menyangka jika Elisa masih hidup. Berita kematian Elisa begitu menggemparkan belum lagi kematian kedua orang tuanya. Pemeriksaan sidik jari dan pengecekan dokumen penting lainnya dilakukan pak Abdullah dengan bantuan relasinya dari kepolisian.
"Semua match, nona ini memang Elisa Nataprawira. Tapi bagaimana bisa?" Lelaki berpangkat Ajun Komisaris Polisi itu menatap dalam-dalam Elisa mencari jawaban dari kemustahilan yang ada di depan matanya.
Elisa balas menatap, tak ada rasa takut sedikitpun dimatanya. "Anggap saja … keajaiban!"
"Aku harap semua yang ada disini merahasiakan keberadaan ku. Mereka harus mendapatkan hukuman setimpal. Keluargaku dibunuh dan dimusnahkan bagai binatang!" sambungnya emosional.
"Bisakah saya percaya pada anda?" Elisa balik bertanya pada AKP Dodi.
"Jika apa yang nona Elisa katakan benar, kasus ini termasuk kejahatan tingkat tinggi. Aku akan membantumu."
"Lalu apa rencanamu?" Pak Abdullah bertanya serius.
"Aku akan menyamar dan masuk dalam perusahaan dengan bantuan mereka. Sambil mencari bukti kejahatan, kita akan sedikit bermain."
Elisa tersenyum penuh misteri membuat Rafi berbisik ngeri, ia berbisik pada Raka.
"Kalo liat mbak Elisa gini, jujur aku ngeri mas! Liat tuh senyumnya, menusuk, membunuh dalam diam. Wiiih ngeri mas!"
Raka hanya menanggapi dengan senyum. "That's the power of women!"
"Serem tapi,"
"Gahar Fi! Aku suka cewek model gitu, charmingnya keluar!"
"Hhm, bilang aja situ naksir! Saingan sama saya, kita taruhan aja gimana?"
"Eh kok taruhan? Maksudnya gimana?"
"Siapa yang berhasil dapetin hati mbak Elisa bakal dapet ini!" Rafi menunjukkan layar ponselnya membuat Raka terperanjat.
"Serius, Lo?!"
"Dua rius, berani?" Rafi menaikkan kedua alisnya bersamaan.
"Siapa takut! Demi apel kroak deh gue jabanin! Inget yang kalah juga harus bayar dua kali lipat dari harga ni gadget!"
"Eeh kok jadi naik harga mas! Rugi dong udah kasih hape trus bayar juga?! Aah nggak asik nih, batal deh!"
Raka tergelak melihat wajah kecut Rafi yang akhirnya membatalkan taruhan. Elisa menatap keduanya yang langsung terdiam.
"Raka akan menjadi asistenku, Banyu dan Rafi menjadi mata dan telinga dalam perusahaan. Pak Dodi bisa menjadi penasehat saya untuk setiap tindakan dan keputusan. Umpan akan ditebar di beberapa titik tinggal menunggu mana yang berhasil dipancing."
"Kita semua bakal bantu semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus ini!" AKP Dodi berjanji pada Elisa.
"Ini ponsel untukmu, sudah terhubung dengan kamera cctv di ruangan Alex dan petinggi lain. Rafi sudah mengaturnya sedemikian rupa sehingga kau bisa memantaunya."
Banyu memberikan ponsel keluaran terbaru untuk Elisa. Ia menunjukkan beberapa fitur yang sengaja dimasukkan Rafi untuk mengetahui kegiatan Alex dan kroninya.
"Thanks B!"
"Saya nggak diucapin thanks mbak, hhm kecut!" Protes Rafi.
"Mana mungkin aku lupa," Elisa mendekati Rafi lalu memberikan satu kecupan di pipi lelaki berkacamata itu. "Thanks,"
Pipi Rafi merona, ia tak percaya Elisa mantan bosnya itu memberi hadiah mengejutkan sesuai impiannya. Rafi memang menyukai Elisa.
"Jangan lupa nafas Fi!" Raka menyindir sinis.
Rafi tersenyum lebar, "Jangan iri mas!"
Elisa tergelak begitu juga yang lain. Suasana sedikit mencair setelahnya dan mereka kembali melanjutkan rapat kecil. Satu jam kemudian, rapat kecil pun berakhir. Banyu bersama pak Abdullah pergi mengurus dokumen baru yang akan digunakan Elisa, sementara pak Dodi kembali ke kantor memeriksa berkas kecelakaan kedua orang tua Elisa dan juga kasus pembunuhan Nico.
Raka sendiri hendak mengantar Elisa menemui kapster pesanan Banyu untuk mengganti penampilan. Tapi ibu Anita yang baru saja pulang arisan menarik tangan Elisa untuk ke dapur.
"Bisa bantuin Tante bikin egg tart?"
"Egg tart?" Elisa mengernyit, ia tak pernah mendengar jenis makanan itu.
"Tante ada arisan besok lusa. Kamu bantuin ya?"
Elisa mengangguk setuju, Raka yang menyusul ke dapur berdecak kesal pada sang Bunda.
"Bun, ini Elisa ada janji lho! Udah nanti aja masaknya!"
"Cck, iya … iya, bunda cuma pinjem bentaran kak! Aduh udah kayak pacarnya aja sih!" Ibu Anita menggoda Elisa membuat gadis itu tersenyum.
"Bunda biasa deh, semua semua dijodohin ke Raka kayak Raka nggak laku aja!" Raka menarik tangan Elisa, mereka mengejar waktu. "Ayo, udah telat nih!"
Beberapa jam kemudian, Elisa hampir siap dengan make over nya. Rambut sebahu dipotong pendek diberi warna sesuai trend terkini mushroom brown yang memadukan dua warna ash brown dan ash beige blonde memberikan kesan kasual pada yang chic untuk wajah hati Elisa.
Raka terpesona dengan penampilan baru Elisa, ia menambahkan kacamata untuk menyamarkan penampilan.
"Sempurna, mulai sekarang nama kamu adalah nona Diana Alexandra. Alamat rumah kamu sesuai sama rumah aku, dan kamu keponakan sepupu aku dari Perth."
Elisa mengernyit, "Perth? Jauh amat, kenapa sampai keluar negeri segala?"
"Survei membuktikan kalo semakin jauh keberadaan kita plus semakin rumit yurisdiksi suatu negara … orang akan malas buat kepoin status kamu."
"Masa gitu? Bukannya malah bakal semakin mudah dilacak orang?"
"Ehm, nop! Tidak semua orang bisa mengakses situs Australia sayang. Kecuali mereka ada di negara itu dan menjadi warga negara nya. Ya sebenernya ada satu sih yang bisa buka informasi itu,"
"Selalu ada celah kan kalo gitu!" Elisa memakan potongan burger yang dibeli Raka untuk mengganjal perutnya.
"Ada tapi kita bisa minimalisir itu, kecuali kamu interpol!" Raka tersenyum lebar dibarengi tawa Elisa.
Ponsel Raka berbunyi, "Apaan lagi sih bunda!" Ia berdecak kesal.
"Ya Bun, ada apa?"
Raka terdiam sebentar, lalu mengaktifkan speaker ponselnya.
"Bunda nih!" Raka menyodorkan ponsel.
"Aku?"
"Elisa, bisa tolongin Tante? Kamu sekalian ke supermarket, pilihin bahan makanan dan juga kue berkualitas. Listnya ada sama Raka. Jangan lupa beli buah-buahan karena ada menu salad buat besok arisan."
"Belanja? Tapi Tante,"
"No tapi tapi sayang! Kamu harus belajar memilih bahan masakan sendiri. Ingat tujuanmu menjadi vendor beverage!"
"Iya, tapi kan …,"
Suara ponsel terputus sepihak, Elisa menggerutu. Ia kesal dan ingin beristirahat. Berbelanja lagi? Yang benar saja!
DIING!!
[Misi baru datang, berbelanja sesuai list dan belajar memilah bahan makanan terbaik. Anda harus memperhatikan bentuk, warna, bau, dan tanggal kadaluarsa dari masing-masing bahan makanan.]
Ya ampun, Amy! Kau juga ikut menyiksaku lagi. Aku capek dan butuh beristirahat. Seharian di salon membuatku bosan!
[Lakukan misi atau sistem akan ..,]
Stop it ok! Aku will do that!
Raka membawa Elisa ke salah satu Hypermart terdekat. Ini akan menjadi misi belanja pertama untuk Elisa yang dilakukan sendiri. Berbekal pengetahuan dari Bu Anita, Elisa mulai memilih bahan makanan terbaik dimulai dari daging ayam.
Elisa memeriksa kerak es yang menempel pada daging, tidak terlalu banyak menandakan daging belum terlalu lama masuk dalam rak, warna daging merah muda dan tidak berbau menyengat, kulit ayam masih terasa lembut dan tidak kering serta tidak banyak mengeluarkan darah. Elisa mengambil pack daging ayam sesuai list.
Bu Anita akan membuat egg tart, itu artinya ia membutuhkan banyak telur dan juga roti. Ia beralih menuju bakery, Raka ikut sibuk memilah dan memilih roti dengan tanggal kadaluarsa aman. Begitu juga dengan telur, Elisa lebih memilih telur dalam kemasan yang sudah terjamin kualitasnya. Sedikit mahal tapi aman dari busuk.
Keju dipilih dari salah satu merk yang berkadar garam rendah, keju ini tidak mudah terbakar dan warnanya akan tetap cantik tidak menyusut saat proses pemanggangan.
Raka menggaruk kepalanya, ia mulai lelah mengikuti Elisa. Bayangkan saja untuk membeli dua atau tiga jenis bahan makanan, ia harus rela menunggu Elisa memilih teliti hingga lima belas menit.
"El, masih banyak?"
"Masih sepuluh jenis lagi!" Jawab Elisa tanpa memperhatikan raut wajah kesal Raka.
Elisa betah berlama lama di depan hamparan sayur mayur segar, memilih dua paprika besar, dan bumbu dapur saja bisa hampir setengah jam. Raka mengumpat dalam hati, ibunya benar-benar mengerjai Elisa dan juga putra kesayangannya.
Apa aku harus menua disini, bunda?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Yuan Li
Gak apa Raka....sekalian latihan nemenin calon istri belanja,🤣🤣🤣
2024-04-24
0
buk e irul
pert,jauh amat Padang jaya we 🤣
2023-08-07
0
anna maryanah
Demi Elisa ll do it for u kt Raka
2023-06-23
1