Gadis kecil

Haidar memasuki kamarnya setelah selesai makan,Melihat wajah kedua orang tuanya yang berbeda,Membuatnya semakin penasaran dengan kota A.

"Padahal aku hanya bertanya,Mengapa mereka terlihat terkejut begitu?"Bingung Haidar merebahkan tubuhnya di kasur.

"Kami boleh masuk?"Tanya Briyan yang datang bersama Amara,Haidar menatap kedua adiknya yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

"Kalian sudah masuk,Apa perlu izin begitu?"Ucap Haidar dengan wajah datar,Briyan pun terkekeh.

"Hehehe...kak aku ingin membicarakan sesuatu."Ucap anak berumur 9 tahun itu.

"Apa?"Jawab Haidar.

"Mengapa kau tiba² bertanya tentang kota A?"Bingung Briyan,Amara yang peka pun segera menutup pintu.

"Aku bingung,Sejak kecil mommy tidak pernah memberitahu kita tentang nenek dan kakek,Kita hanya tahu bahwa nenek kita hanya satu."Ucap Haidar.

"Lalu?"

"Ini aneh,Mereka bilang nenek dan kedua kakek kita sudah meninggal,Tetapi sampai sekarang kita belum mengunjungi makamnya."Ucap Haidar.

"Lalu,Apa intinya."Briyan menatap kakaknya dengan tanda tanya besar.

Haidar pun menghela nafas panjang,Lalu setelah itu melempar sebuah koran pada Briyan,Pemuda itu pun menatap bingung koran itu.

"Apa ini kak,Kau kan tau aku tidak suka membaca ?"Ucap Briyan bingung.

"Amara baca itu."Perintah Haidar,Amara pun hanya mengangguk,Gadis berumur 8 tahun itu mendekat,Bukannya membaca ia justru terdiam.

"Kenapa kau diam?Kau belum bisa membaca?"Tanya Haidar,Amara menggeleng.

"Bisa."Jawabnya singkat,Lalu tangan mungil gadis itu menunjuk salah satu foto itu.

"Ini mirip mommy."Ucap Amara pada Haidar,Pemuda itu pun tersenyum.

"Benar,Itu sebabnya aku bertanya tentang kota A,Karna aku melihat wanita yang mirip sekali dengan mommy."Ucap Haidar mengelus rambut Amara.

"Jika mirip,Memangnya kenapa?Tidak semua orang mirip punya hubungan."Ucap Briyan dengan bingung.

Haidar menyetujui ucapan Briyan,Tetapi entah mengapa perasaannya mengatakan bahwa ini semua memiliki hubungan.

"Kau terlalu banyak menonton film detektif,Jadi sekarang kau bersikap seolah-olah sebagai detektif."Ucap Briyan tertawa.

"Kau benar,Tidak mungkin semuanya menjadi kebetulan,Mungkin aku yang terlalu banyak menggabungkan...sudahlah kalian keluar saja,Aku ingin belajar."Ucap Haidar mengusir kedua adiknya.

"Huh!Sudah ku duga akan begitu."Kesal Briyan yang keluar bersama Amara.

...----------------...

Hari terlihat sore,cuaca sedikit mendung membuat Briyan mendesah kesal,Karna sudah pasti ia tak di izinkan untuk bermain keluar.

"Mommy! Aku keluar sebentar!"Teriak Briyan,Dan langsung berlari keluar.

Fira yang mendengar pun menjadi kesal,Ia sudah tau bahwa sekarang Briyan sudah pergi tanpa mendengarkan jawaban darinya.

"Haidar!"Teriak Fira,Tak berselang lama Haidar turun dengan wajah datar.

"Ada apa mommy?"Tanya Haidar.

"Tolong kamu cari Briyan,Ini sudah mau hujan, Mommy takut ia kehujanan."Ucap Fira khawatir,Ia pun tergesa-gesa mengambil jas hujan dan satu payung.

"Pakai ini,Jika Briyan tak ingin menggunakan jas hujan,Kau berikan saja ia payung."Ucap Fira sambil memakaikan Haidar jas hujan.

"Baiklah mommy,Aku pergi dulu."Ucap Haidar keluar rumah,Padahal belum hujan tetapi Fira sudah memakaikannya jas hujan.

...----------------...

Briyan keluar bersama beberapa temannya yang seumuran,Terlihat mereka berkumpul di sebuah gang kecil dekat kosan.

"Hey Briyan,Kapan-kapan kau traktir-lah kami makan."Ucap salah satu temannya.

"Boleh,Tetapi kalian harus nurut apa kemauan gw."Ucap Briyan dengan senyum smirk nya.

Briyan memang berbeda dengan kakaknya,Haidar...Haidar cenderung pendiam dan memiliki sedikit teman,Berbeda dengan briyan yang berteman dengan siapa pun.

"Hey,Lihat itu ada gadis berkepang dua!"Teriak salah satu temannya pada gadis kecil yang sedang duduk sendirian.Briyan terkekeh melihat temannya meledek gadis itu.

"Hey,Gadis berkepang dua!"Teriak Briyan,Semua temannya tertawa mengejek.Gadis itu terlihat ketakutan,Bukannya menghentikan aksinya,Briyan justru mendekat bersama teman-temannya.

"Aku berbicara padamu."Ucap Briyan berdiri di hadapan gadis kecil itu,Ia terlihat seumuran dengan Amara.

Gadis itu menatap Briyan,Bocah berumur 9 tahun dengan iris mata tajamnya yang membuat anak lelaki itu banyak di gemari walaupun sifatnya sedikit jelek.

"Lalu,Apakah aku harus menjawab mu?"Tanya gadis itu dengan wajah datar menatap Briyan.Briyan terkekeh...

"Apakah aku boleh menarik kepangmu?"Tanya Briyan terkekeh,Salah satu temannya pun menarik rambut gadis itu hingga gadis itu terlihat kesakitan,Briyan hanya menonton sambil duduk layaknya bos.

"Briyan!"

Briyan menoleh dengan terkejut,Haidar datang dengan tatapan dinginnya sambil memakai jas hujan berwarna hitam tak lupa payung di tangannya.

"Kak...kakak."Kaget Briyan.

"Apa yang sedang kau lakukan?!"Teriak Haidar menatap tajam Briyan,Pemuda itu hanya menunduk,Semua teman Briyan pun ikut menunduk,Aura yang di keluarkan Haidar tak bisa di remehkan,Apalagi tingginya yang berbeda dari anak seumurannya.

"Aku..."

Briyan terlihat panas dingin,Jika salah berkata saja ia bisa mendapatkan tatapan tajam kakaknya itu,Apa lagi Haidar bukanlah tipikal orang yang akan mengamuk jika marah,Ia akan membalas orang yang memusuhinya dengan tangan bersih dan mendiami orang itu tanpa memberi tahu apa kesalahannya.

"Kalian pulang sekarang!"Ucap Haidar pada keempat teman Briyan,Semuanya pun langsung berlari menjauh dari sana.

"Kak..."

"Diam!"Bentak Haidar,Briyan pun semakin tertunduk.

"Lo gak liat dia seumuran Amara,Sekarang Lo jahat-in dia,Apa Lo gak ngerasa bersalah!"Bentak Haidar menatap tajam Briyan.

"Maaf"Jawab Briyan lirih.

"Bawa ini pulang!"Ucap Haidar menyerahkan payung dan jas hujan pada Briyan dengan kasar,Briyan pun mengangguk dan langsung berjalan pulang.

Gadis kecil itu menyimak dengan bingung,Padahal Briyan bersikap layaknya bos pada semua temannya lalu mengapa ia terlihat ketakutan hanya dengan tatapan kakaknya.

"Kau,Dimana rumahmu?"Tanya Haidar pada gadis kecil itu,Gadis kecil itu pun menunjuk kearah pojok gang.

"Ayo aku antar."Ucap Haidar dengan dingin,Gadis itu pun mengangguk dengan patuh,Anak lelaki berumur 12 tahun itu terlihat tinggi dan gagah,Bahkan gadis itu hanya setinggi pinggangnya.

Sepanjang perjalanan,Gadis itu sering kali menatap kearah samping,Menatap hidung Haidar yang mancung,Tatapan mata yang tajam dan bibir tipis yang tak tersenyum itu.

"Kakak itu ganteng banget."Batin gadis kecil itu.

"Ini rumahmu?"Tanya Haidar menatap sebuah rumah sederhana di pojok gang.

"Iya."jawab gadis itu dengan polos.

"Baiklah."Jawab Haidar dan berbalik pulang tanpa berkata apa pun lagi.

TBC

like dan komen.

Terpopuler

Comments

doraemon

doraemon

lanjut thor

2023-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!