berkenalan Dengan sahabat antagonis

"ah, Iyah itu lyndon aku tidak menyangka kalo si Reva sudah move on secepat ini sama kamu yang" Bella tersenyum dengan mata berkaca-kaca karena selama di pacar dengan farel Reva selalu menganggapnya orang asing.

......................

tidak terasa sudah sore Calvino mengantar Lea pulang menggunakan motor dan untuk mobil Lea nanti akan di bawah ke mansion Atmajaya oleh suruhannya.

"Lea Lo ko lama sih pulangnya bunda khawatir" bunda memeluk Lea lalu memeluk calvino sebagai tanda kasih sayang.

"itu bunda, calvino nahan aku tadi jadi lama deh pulangnya" calvino melotot mendengarnya lalu mengarahkan pandangannya ke arah Lea dengan tatapan mata yang sulit diartikan.

"vino kau tidak boleh seperti itu nak, liatlah tunanganmu yang terlihat sedih tapi di hatinya menahan ketawa"Lea menatap bundanya tidak percaya.

"apa bunda punya Indra ke enam" calvino yang melihat ekspresi Lea tersebut tipis sambil menggeleng pelan.

"sepertinya gue harus exrah hati-hati berhadapan dengan tunangan gue karena seperti dia nggak sepolos yang gue tau apa jangan-jangan dia juga sama seperti gue psikopat tapi itu lebih bagus" Calvino mengelus rambut Lea.

"vino kau mau mampir nak" calvino menggeleng pelan sambil tersenyum tipis.

"maaf bun vino ada urusan penting di luar jadi vino nggak bisa mampir lain kali saja, Vino akan mampir" calvino terlihat sangat tidak enak.

"baiklah bak tapi lain kali kau mampir kesini yah" bunda yang mengerti tidak mempermasalahkannya.

"woi bro kapan Lo Dateng ke sini" Sena yang baru saja datang langsung menyapa calvino sambil tersenyum tipis.

"baru" Calvino berpaling menatap Sena di sana bukan hanya Sena saja tapi juga sahabat-sahabat.

"cih, dingin banget sih Lo kalo adek gue dan nyokap gue kagak" Sena memutar matanya malas dengan sifat sahabat kecil itu.

"terserah" teman-teman Sena hanya melihat interaksi mereka berdua mengerutkan keningnya bingung karena Sena tidak biasannya menunjukkan sifat yang seperti itu.

"Sen Lo kenal dengan dia" Sena berbalik menatap kearah Samuel.

"tentu saja gue kenal dia ini sahabat gue dari kecil sampai sekarang yah walaupun kami berdua jarang bertemu karena beda sekolah dengannya"Samuel mengangguk pelan.

"pantas saja Sena sangat dekat dengan tunangan Lea" Samuel menatap intens interaksi mereka berdua yang terlihat sangat dekat.

"bunda, pamit" calvino permintaan ke bunda dan yang lain lalu mengelus rambut Lea setelah naik ke motor melajukan nya dengan kecepatan sedang keluar dari Pajarakan mansion.

"kalian ayo masuk" mereka semua mengangguk pelan mengikuti bunda masuk ke dalam mansion.

"kalian bermainlah di kamar Sena dan Lea naiklah ke kamarmu sana mandi terus ganti baju, nanti kalo bunda sudah masak bunda pasti memangil kalian semua turun" mereka semua mengangguk pelan pergi dari sana.

dikamar Sena mereka semua kagum dengan interior design kamarnya yang terlihat sangat rapih di sana juga ada foto Sena dan calvino saat masih kecil. ini pertama kali Alex dkk menginjakkan kaki mereka di kamar Sena, karena Sena melarang mereka untuk masuk kedalam jadi setiap Alex dkk menginap pasti Sena tidur kamar yang ada lantai dua.

"sen ini foto Lo waktu kecil yah, ko beda banget dengan sekarang" bara berkomentar saat melihat foto Sena yang tampak muda tersenyum di sana.

"foto itu di buat satu hari sebelum Lea diculik dan itu adalah awal berubah diri gue dan calvino tunangan Lea" bara mengangguk pelan paham lalu menaruh kembali foto tersebut di tempatnya kembali.

Sena dan calvino berubah dingin saat Lea di culik oleh musuh keluarga yah walaupun Sena selalu bicara panjang lebar tapi ekspresinya sangat dingin berbanding terbalik dengan Calvino.

"eh, foto bayi itu Mira yah" Dimas menunjuk ke arah figuran yang ada pojok kamar Sena di sana terdaftar foto bayi mungil.

"Iyah, dia Lea waktu usia 4 bulan" mereka tertegun termasuk Alex melihat foto Lea waktu kecil.

"pantas saja Lea cantik ternyata sudah dari lahir ternyata" Alex tidak mengalihkan pandangannya ke figuran tersebut.

"cantik tapi nggak bisa dimiliki yang walaupun gue sudah mengklaim mira adalah milik gue tapi keluarga gue nggak memiliki pengaruh besar seperti keluarga white" Samuel menatap sendu figuran foto Lea mungil.

"cantik apa yang gue pikirin gue sih harus harus move on bintang Mira udah ada pawangnya" bintang menggeleng pelan.

"woi kalian bertiga Napa diam-diam Baek nanti kesambet baru tahu rasa lo bertiga" mereka bertiga tersadar.

plak

"cih, apa sih Lo bara" bintang memukul kepala bara dengan keras membuat merintih kesakitan memegang kepalanya yang sakit akibat di pukul oleh bintang.

"mukul Lo nggak maen-maen sakit tau nggak sih" Bintang mengangkat bahunya tidak peduli dengan bara.

"kalian mau maen PS 10 nggak Sena sudah punya nih" Dimas berteriak sedikit tanpa menoleh ke arah mereka berempat karena fokus bermain.

skip meja makan.

mereka semua sudah berkumpul di meja makan tinggal menunggu kakek orang yang lebih tua dari mereka untuk memulai makan malamnya.

"maaf membuat kalian menunggu lama" Kakek yang baru datang meminta maaf kepada mereka semua.

"tidak masalah kakek benar semua" mengangguk pelan membenarkan ucapan Lea.

kakek tersenyum mengusap kepala Lea lalu pergi ke tempat duduknya yang hanya sendiri di menatap kursi yang ada di depannya sambil tersenyum tipis.

"kita mulai makan malamnya" mereka semua mengambil makan malam yang ada di depan mereka masing-masing kecuali ayah yang diambilkan oleh bunda.

selesai makan malam mereka semua berkumpul di ruang tamu karena teman-teman Sena ada di sini sambil bercanda tawa.

"Lea kakek dengar dari kepala sekolah kalo nilai-nilaimu Sangat bagus apalagi suaramu, kepala sekolah minta kakek untuk bicara denganmu untuk mewakili VHS untuk mengikuti olimpiade" Lea tersedak cemilan yang ada di mulutnya.

"apa Lea bisa mengikuti olimpiade itu terlebih lagi Lea baru satu Minggu lebih sekolah di VHS" kakek mengusap kepala Lea lembut.

"pasti kau bisa sayang" kakek menurunkan tangannya di kepala Lea sambil tersenyum menyakinkan bahwa Lea bisa.

"Lea akan usah untuk menang di olimpiade itu" Lea mengepalkan tangannya untuk memberi semangat untuk dirinya.

"ayah, kalo boleh tau siapa saja yang ikut selain Lea anak ku" ayah menatap kakek dengan serius.

"Gisel Aurora Veenhuis, Alex Rudiart dan Gracia Akira" Lea yang mendengar nama sahabat langsung senang bukan main.

"benarkah Gisel juga ikut dengan olimpiade itu kakek tidak berbohong dengan Lea kan" kakek mengangguk pelan menjawab ucapan Lea.

"kenapa kau sangat senang mendengar nama Gisel" Samuel mengerut kening bingung.

"itu karena Gisel sahabat masa kecil gue jadi wajar saja gue senang" Lea ngegas menjawab ucapan Samuel.

"santai aja kali ngejawabnya" Lea berdecak malas.

"Lea ngantuk mau tidur" pamit Lea pergi dari sana mengusap matanya yang kantuk.

"kalian nginap saja di sini, sudah lama kan kalian tidak nginap di sini jadi naiklah ke lantai dua kamar kalian" mereka mengangguk pelan pergi dari sana ke kamar mereka yang ada di lantai dua.

Alex dkk memiliki kamar di lantai dua yang di siapkan oleh ayah dan bunda untuk mereka nginap di mansion mereka jadi jangan heran kalo Alex dkk memiliki kamar sendiri.

......................

seorang gadis terbangun dari tidurnya langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi setelah selesai langsung memakai seragam sekolah yang ada di lemarinya.

"sudah cantik, sekarang Lea mau turun membantu bunda ah" Lea keluar dari kamar menuju ke lift menuju ke lantai satu.

"pagi bundaku sayang ada yang bisa Lea banting" bunda berbalik saat mendengar suara Lea di belakangnya.

"tidak ada yang bisa kau banting Lea, yang ada bunda mau di bantu" Lea garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"itu maksudku bunda" Lea langsung membantu bunda untuk membuat sarapan.

setelah membuat sarapan Lea dan bunda menata makan di meja makan tidak lama kemudian Samuel dkk, ayah, kyler dan kakek datang bersamaan.

"pagi" sapa Lea yang terlebih dahulu Sadar dengan kedatangan mereka.

"pagi/morning" sapa balik mereka semua sambil tersenyum tipis.

"kalian ayo cepat sarapan kalian nanti terlambat sekolahnya dan kantor" bunda langsung menyuruh mereka semua sarapan. mereka sarapan bersama setelah itu mereka semua pamit untuk kekantor dan juga sekolah.

skip

sesampainya di sekolah Lea langsung menjadi pusat berhati karena datang bersama dengan most wanted kalo bersama Sena mereka semua sudah wajar karena Lea adalah adik Sena.

"Lea datang bersama dengan semua most wanted di sekolah kita"

"Lea beruntung bisa datang bersama dengan most wanted kalo dengan Sena sih wajar kan dia adeknya"

dll

"Lea" Lea berbalik saat mendengar suara yang sama di kenali memanggilnya.

"Gisel" Lea merentangkan kedua tangannya menyuruh Gisel masuk ke pelukannya, Gisel yang melihat berjalan ke arah Lea lalu masuk ke pelukannya.

mereka berpelukan melepas rindu karena satu hari tidak bertemu.

"ehm, kami di lupa nih" seorang gadis berdeham sambil menatap mereka berdua yang sedang berpelukan.

"hehehe maafin gue, gue terlalu senang bertemu dengan sahabat kecil gue Lea, Lea kenal mereka berdua Sahabat gue namanya Vanya dan anya" Gisel melepas pelukannya terhadap Lea.

"halo Lea nama gue Vanya Mauren Haynsowrth panggil saja gue Vanya" Vanya mengulurkan tangannya Lea membalas uluran tangan Vanya.

"kalo gue Anya Queenza Milkovich panggil saja anya" Vanya mengulurkan tangannya Lea melepas uluran tangan Vanya lalu membalas uluran Anya.

"mulai hari ini kita akan menjadi sahabat" Anya langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Lea dan Gisel.

"itu benar mulai sekarang Lea adalah sahabat kita" Vanya langsung mengalungkan tangannya di leher Lea.

"sepertinya Lea Sudah menjadi sahabat geng gisel"

"semoga si Lea nggak ikut membuat masalah di sekolah kita"

"gue berharap si Lea nggak pernah ikut bolos sekolah seperti mereka bertiga"

dll

"gue masuk ke kelas gue dulu yah" Lea berpamitan sambil tersenyum saat berbalik raut wajah langsung berubah dingin.

Lea berjalan menuju kelas di setelah sampai Lea menemukan kedua temannya berada di bangku miliknya. Tiana yang melihat Lea langsung pindah duduk di atas meja, Lea duduk disana.

"Lea gue liat di papan pengumuman kalo ikut olimpiade mewakili sekolah kita yah, Lo hebat banget" Lea menggeleng pelan mendapatkan pujian.

"iya gue juga liat tadi nama-nama yang ikut olimpiade itu dan yang paling mengejutkan adalah di Gisel ikut dalam olimpiade itu tau nggak sih" Gracia kaget hingga tidak sadar menggebrak meja.

brak

"Lo nggak bohong kan" Kanya yang duduk di meja Gracia kaget bukan main.

"Lo biasa saja kali kaget, untuk gue nggak jantung kalo kagak gue gentayangin Lo selamanya" Kanya mengelus dada.

"yah sorry, namanya juga refleks" dengan wajah tanpa dosanya Gracia meminta maaf kepada Kanya yang kesal padanya.

"liat saja tuh wajah Lo kayak kagak ikhlas gitu" Kanya kesal kembali ke tempat duduk.

Terpopuler

Comments

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

lanjut thor💪💪💪💪

2023-10-08

0

IndraAsya

IndraAsya

lanjut 💪

2023-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!