pantai

Malam pun tiba sekarang semua orang sedang makan malam bersama kecuali Sena dan Kyler yang tidak ada di sana. Kyler kembali ke negara H siang tadi karena ada urusan mendadak sedangkan Sena sedang berkumpul di markas bersama dengan teman-teman.

......................

selesai makan malam mereka langsung berkumpul di ruang tamu bersama dengan Gisel berbaring di paha Lea sebagai bantal.

"Lea tentang olimpiade itu apa kau ingin memenangkannya?" Lea menundukkan kepalanya menatap wajah Gisel.

"tentu saja harus memenangkannya, kita membawa nama baik sekolah" Gisel mengangguk pelan membenarkan ucapan Lea.

"sudah jam segini gue harus pulang" Gisel bangkit dari tidurnya saat melihat jam di hp memiliki ukuran sudah menunjukkan pukul 20.00.

"Lo mau gue antar nggak?" Gisel menggeleng pelan menolak untuk di antar oleh Lea.

"nggak usah gue khawatir Lo pulang sendirian nanti, bisa-bisa Lo kaya dulu lagi" Lea menatap tajam ke Gisel karena mengingatnya lagi dengan kejadian itu.

"Sena pulang" semua langsung menatap Sena yang baru saja pulang dari markas gengnya.

"kebetulan Sena pulang, nak antar Gisel pulang ke rumahnya kasih dia pulang sendiri" Sena menghentikan langkahnya menatap bunda bingung.

"tidak usah bun, Gisel bawa mobil sendiri saja" Gisel menolak halus tawar dari bunda sambil melambaikan kedua tangannya Sebagai penolakan.

"tidak bisa begitu dong sayang, nanti di tengah jalan ada yang menjegatmu kan bisa bahaya" paksa bunda dengan tegas.

"biarkan saja bun, kalo Gisel tidak mau yah jangan di paksa lagiankan Gisel juga bisa bela diri jadi biarkan dia pulang sendiri" Lea membantu Gisel untuk menolak keinginan bunda.

"Jangan seperti itu ke Gisel sayang, Gisel itu sahabat masa kecilmu loh kalo Gisel kenapa-kenapa kau juga yang sedih kan" lea mengangguk pelan membenarkan ucapan bunda.

"tdk apa-apa bun Lea memang gitu orangnya tapi di dalam lubuk hati di sangat khawatir, dari kecil sampai sekarang sifatnya tidak pernah berubah selalu saja seperti itu" bunda dan yang lain mengangguk pelan.

"sudah bun Gisel pulang dulu, tidak usah khawatir Gisel bisa jaga diri ko" bunda menghela nafas panjang mengangguk pelan membiarkan pulang sendiri.

Gisel pergi dari sana di ikuti oleh yang lain untuk mengantarkannya ke luar mansion, Gisel masuk ke dalam mobil membuka kaca mobil lalu melambaikan tangan ke arah Lea sekeluarga.

......................

skip di mansion Veenhuis.

"kau sudah pulang nak" Gisel berhenti berjalan menatap kesamping dimana di sana ada papa dan mamanya yang duduk di sofa.

"Iyah ma tadi Gisel pergi ke rumah sahabatku sampai tidak sadar kalo sudah malam" mama tersenyum menepuk-nepuk tempat duduk di sampingnya, menyuruh Gisel duduk disana. Gisel berjalan ke sana lalu duduk di samping mamanya yang sedang tersenyum padanya.

"papa akan menjodohkanmu dengan anak sahabat papa terima atau tidaknya papa tetap akan menjodohkanmu" Gisel yang mendengarnya mematung.

"baiklah Gisel terima keputusan papa untuk menjodohkan Gisel tapi dengan satu syarat jika cowok yang akan di jodohkan oleh papa punya pacar Gisel akan menolaknya tapi jika tidak ada maka Gisel akan terima" mama dan papa yang mendengar tersenyum mengangguk.

"baiklah papa terima syarat yang kau ajukan sayang" papa berdiri berjalan ke arah Gisel lalu memeluknya dengan kasih sayang.

"entah mengapa gue merasa nyaman dengan keluarga pemilik tubuh ini, apa mungkin karena kasih sayang yang mereka berikan ke gue" dengan ragu-ragu Gisel membalas pelukan papanya.

"sudah-sudah pelukannya, Gisel pasti sudah lelah lebih baik di masuk ke kamar" mereka berdua melepas pelukannya. Gisel pergi dari sana saat akan ke kamar Gisel berpapasan dengan Reyna yang memeluk bantal.

"Rey sayang kenapa Hm" Gisel menjajarkan tubuhnya dengan Reyna.

"bolyh Idak Rey bobok cama engan kak (boleh tidak Rey tidur dengan)" Gisel tersenyum mengelus rambut Rey.

"tentu saja kesayanganku, ayo kita pergi ke kamar Kaka nanti Kaka akan membacakan buku dongeng" Gisel memegang tangan Reyna pergi dari sana ke kamarnya.

skip pagi

sekarang Gisel sedang sarapan bersama dengan orang duanya dan juga adiknya tentunya.

"sayang orang yang papa jodohkan denganmu akan mengantarmu ke sekolah hari ini" Gisel tersedak air minumnya karena kaget.

"yang benar saja pa Gisel saja belum kenal dengannya kenapa tiba-tiba dia mau mengantarku ke sekolah" raut wajah Gisel langsung berubah dingin.

"tunggu gue baru ingat kalo novelnya memang di jelaskan Gisel punya tunangan namanya Hersa zien Kim Velazquez" Gisel tiba-tiba mengingat tentang novel love for Gracia.

Ting tong

"tolong bukain pintunya yah" pelayan berbungkuk sedikit lalu pergi dari sana membuka pintu mansion, di sana seorang laki-laki dengan tatapan mata dan dingin.

"tuan muda Silakan masuk" laki-laki tersebut mengangguk pelan masuk kedalam mansion berjalan ke ruang makan dimana Gisel dan lain berada.

"Hersa sini nak kita makan sama-sama sebelum kau mengantar Gisel berangkat ke sekolah" Hersa menggeleng pelan menolak ajakan mama Gisel.

"aku selesai" Gisel berdiri dari tempat duduknya mengambil tasnya yang ada di bawah kursinya.

"ayo" Gisel berjalan mendahului Hersa, Hersa yang melihatnya menatap dingin ke Gisel Lalu mengikuti Gisel dari belakang.

"buka kuncinya, oh Iyah jangan Anatar gue ke sekolah tapi pantai" Hersa mengerutkan keningnya.

"Lo bisu atau gimana sih jawab dong ucap gue dan Jangan natap gue kaya gitu risi gue lama-lama" Hersa menghela nafas.

"y" Hersa menyetujui kemauan Gisel yang kesal kepadanya.

Hersa memencet tombol yang ada di kunci mobilnya, Gisel langsung masuk ke mobil begitu juga dengan Hersa. Hersa melajukan mobilnya ke pantai sesuai dengan keinginan Gisel tadi saat di pantai.

sesampainya di pantai Gisel langsung turun begitu saja tanpa berpamitan dengan Hersa, Gisel berlari memeluk Lea yang sendari tadi menunggunya.

"lama banget sih Lo" Lea membalas pelukan Gisel beberapa kemudian mereka melepaskan pelukannya satu sama lain.

"ehm" Lea dan Gisel berbalik menatap dingin laki-laki yang tak lagi adalah calvino yang merusak kesenangan kedua gadis tersebut.

Lea mengambil catatan kecilnya dan jika pulpen untuk menulis apa yang dia mau ucapkan setelah itu langsung penempelannya di jidat Calvino dengan susah payah. calvino langsung mengambilnya lalu membaca apa yang di tulis oleh Lea di kertas yang di tempelkan ke jidatnya dengan susah payah itu.

..."menganggu kesenangan kami saja sih kamu vino"...

Hersa yang melihat seorang yang di kenal ada di sana langsung ke luar dari Mobil menghampiri Lea, calvino, dan Gisel.

"cal" Calvino berbalik ke belakang di sana Hersa berdiri menatap calvino bingung.

"sini" Hersa langsung menunjuk ke arah Gisel yang ada di dekat Lea.

"calon" Lea yang mendengarnya terkejut sedang Gisel menatap Hersa kesal.

"sel Lo tolak atau terima bertunangan Lo itu? jawab cepat gue penasaran nih" mata Lea berbinar cerah menatap Gisel penasaran Gisel menggeleng pelan.

"Lo masih bimbang yah tapi Lo sudah move on dengan pacar Lo itu" lagi-lagi Gisel menggeleng pelan dengan air mata mulai keluar dari matanya.

"mana mungkin gue lupa dengannya Lea dia mati tepat di depan gue, gue ingat saat itu dia berbaring lemah dengan kepala di paha gue sambil tersenyum lembut kearah gue mengusap air mata gue waktu itu" tangis Gisel pecah.

Lea langsung menarik Gisel dari pelukannya untuk menenangkan sahabatnya itu dia tau kalo Gisel tidak akan bisa melupakan cinta pertamanya.

dulu Felicia dan Lea memutuskan bahwa pergi ke negara c untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi saat usia mereka masih 10 tahun karena muak Dengan keluarga mereka sendiri. bertemu mereka berdua dengan Jerry (mantan Lea) dan Fino (pacar Felicia) saat mereka berusia 12 tahun. Felicia dan Fino memutuskan untuk pacaran saat usia 16 tahun tapi saat berjalan 3 tahun pacaran Fino kecelakaan saat mengikuti balapan liar di sirkuit. Gisel yang melihat kecelakaan itu berlari ke arah Fino sambil menangis sesampainya di sana langsung memangku kepala Fino yang bersimbah darah.

"sabar dia pasti nggak bahagia melihat Lo kaya gini gue tau Lo sangat mencintainya tapi Lo juga harus ikhlasnya pergi" Lea mengusap kepala Gisel membuatnya sedikit tenang.

"makasih" Lea mengangguk pelan tersenyum menatap Gisel yang menghapus air mata.

calvino dan Hersa mendengar pembicaraan Lea dan Gisel hanya diam menatap mereka berdua dengan raut wajah yang dingin.

"sepertinya dia dulu punya pacar yang tewas akibat kecelakaan" mendengar seksama pembicaraan Lea dan Gisel akhirnya dia mengerti kalo Gisel dulu punya pacar yang tewas akibat kecelakaan.

"kasih juga sahabatnya Lea yang di tinggal pergi oleh orang yang di cintai selama-lamanya, gue penasaran dengan wajahnya apa dia cakep atau kaga apa lagi dengan sih Jerry Jerry itu" Lea mendengar batin calvino menghela nafas.

"bisa-bisa tunangan gue memikirkan hal-hal yang nggak penting kaya gitu kalo calon tunangan Gisel sih agak mendingan"

"kalian berdua pulang saja atau pergi nongkrong kek di mana gitu" Gisel mengusir mereka berdua sambil mengibas-gibaskan tangannya.

"cih" calvino berdecak kesal pergi dari sana begitu juga dengan Hersa yang mengikuti langkah Calvino untuk pergi ke arah cafe yang ada di sana.

"seperti yang Lo bilang tadi malam di telpon gue setuju ini untuk jaga-jaga apa lagi dari yang gue pantau dari cctv yang mengawasi Gracia. sifat itu berbeda sangat jauh dari apa yang ada di novel apalagi seperti Gracia suka pergi ke klub malam melayani para orang kaya yang berkunjung ke sana" Lea yang mendengarnya langsung serius.

"Lo benar gue berharap kedua antagonis pria memiliki sifat yang seperti yang ada di novel" Gisel mengangguk pelan mengeluarkan laptop Begitu juga dengan Lea yang mengeluarkan laptopnya yang ada di tas.

mereka berdua langsung mengetik angka-angka yang sangat rumit di laptop masing-masing setelah selesai langsung melancarkan aksi mereka berdua meretas sesuatu.

"bagus sekali Gracia Akira seorang gadis yang bekerja di klub malam melayani om-om yang sudah beristri untuk memuaskan mereka semua" Gisel tersenyum mendapatkan informasi tentang Gracia.

"sel gue sudah dapat gedung yang strategis untuk membangun Perusahaan kita masing-masing begitu juga dengan mafia kita berdua nantinya" Gisel berhenti membaca informasi tentang Gracia langsung beralih ke laptop Lea.

"kita akan kesana sekarang takutnya akan ada yang mendahului kita berdua Lo kan tau di dunia bisnis sangat siapa yang cepat dia yang dapat" Gisel menutup laptopnya Begitu juga dengan Lea.

"tenang saja gue sudah mengajukan janji untuk bertemu dengan pemilik perusahaan ini untuk membeli perusahaan tersebut dan kita berdua bisa memberi nama perusahaan itu dengan nama perusahaan kita dulu" Gisel menghela nafas mengangguk pelan.

"gue pinjam mobil calvino dulu Lo tunggu saja di sana" Lea langsung berdiri menghampiri calvino yang sedang bersantai dengan Hersa.

"yang pinjam mobilmu dong aku dan Gisel mau jalan-jalan ke mall jika pulang kau nebeng saja dengan calon tunangan Gisel" calvino mengangguk pelan langsung mengeluarkan kunci mobil lalu memberikannya ke Lea.

"makasih yang kau yang terbaik" Lea mencium sudut bibir calvino lalu pergi dari sana dengan perasaan bahagia setelah merasa cukup jauh Lea langsung mengubah raut wajahnya dingin.

"ayo pergi dari sini tapi sebelum itu kita harus ke mall membeli baju" Gisel mengangguk pelan menatap datar ke Lea.

Lea dan Gisel masuk ke mobil langsung melajukan mobil calvino dengan kecepatan tinggi menuju ke mall. sampai ke mall seperti biasa Lea dan Gisel mendapatkan pujian dari orang-orang yang ada di mall. setelah membeli kebutuhan mereka berdua Lea dan Gisel pergi dari sana memenuhi janji bertemu dengan kedua pemilik perusahaan yang akan mereka jadi perusahaan mereka nantinya di cafe.

"kita berpisah disini, Lo temui orang yang bernama Kelvin dan gue Herman oh iya ini kartu atm yang isinya 3m" Gisel mengangguk mengambil kartu kredit tersebut lalu masuk ke dalam cafe begitu juga dengan Lea.

setelah mereka berdua membeli perusahaan Tersebut Lea dan Gisel langsung pergi ke perusahaan yang mereka beli.

skip malam.

dikamar Lea mengotak-atik laptop memilikinya untuk membuat keamanan untuk melindungi perusahaan yang baru saja di beli sambil berkomunikasi dengan Gisel melalui telepon.

"beres, gue sudah membuat keamanan arimael company"

^^^"gue juga selesai membuat keamanan dengan perusahaan gue lesig company"^^^

Nama perusahaan Lea adalah arimael company dan untuk Gisel adalah lesig company.

^^^"gue mau tidur karena besok seterusnya kita akan sibuk dengan perusahaan dan sekolah kita sekarang, kita tidak seperti dulu lagi yang hanya mementingkan perusahaan"^^^

"gue ngerti"

sambungan telepon mereka terputus Lea langsung membaringkan tubuhnya di kasur tidak lama kemudian langsung terlelap tidur.

Terpopuler

Comments

Selly Rizki Melina

Selly Rizki Melina

Next

2023-10-12

0

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

aq tunggu kelanjutannya thor

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!