bertemu kembali dengan sahabat masa kecil

"siapa yang berani menarik selimut gue" ucap Kyler kesal tapi seketika dia langsung tersenyum.

"kenapa kak Kyler marah" Lea menaruh tangannya di pinggang menatap Kyler dengan garang.

......................

"tidak, siapa yang marah" elak Kyler sambil menggeleng pelan.

"terus tadi itu apa, ahk sudahlah Kak Kyler pergi mandi saja bunda sudah menunggu di bawah awas saja kalo kak melanjutkan tidurmu" Lea mengangguk tangan mengarahkan ke mata lalu mengarahkannya ke Kyler.

"iya-iya, tenang saja" setelah Lea pergi Kyler langsung ke kamar mandi untuk mandi.

sekarang Lea berada di kamar kakaknya Sena untuk membangunkan, Lea mengetuk pintu kamar di dalam terdengar suara Sena membuat senang.

"Kaka kalo sudah langsung turun kebawah yah" Lea sedikit berteriak.

"baik dek, nanti kalo Kaka sudah pakai seragam sekolah kak turun" lea yang mendengar mengangguk pelan pergi dari sana masuk ke lift untuk ke lantai satu langsung ke meja makan di sana sudah ada ayah dan bunda.

"sudah bangunkan kedua kakakmu itu" Lea mengangguk pelan duduk di dekat bunda.

"kak Sena siap-siap dan kak Kyler masih mandi" bunda tersenyum mengangguk pelan mengelus rambut Lea.

"oh iya sayang kata calon mertuamu calvino akan mengantarmu ke sekolah" Lea tersedak minumannya sendiri.

"sayang hati-hati minumnya" bunda mengelus punggung Lea yang tersedak.

"iya bun, tadi Lea refleks jadi tersedak seperti ini" bunda menurunkan tangannya dari punggung Lea tidak lama kemudian orang yang mereka tunggu akhirnya datang.

"kalian lama Lea lapar banget tau" Lea cemberut melipat kedua tangannya sambil bibirnya.

"maaf anak cantiknya ayah, jangan cemberut dong nanti cantiknya ilang bagaimana" godanya yang membuat Lea membulatkan matanya.

"sudah-sudah kita sarapan sekarang nanti kalian semua telat ke kantor dan ke sekolahnya kakek sih santai-santai saja" mereka semua mengangguk pelan. bunda mengambilkan makanan untuk semuanya setelah itu untuk dirinya sendiri, mereka semua langsung sarapan.

selesai sarapan mereka semua langsung beranjak dari meja makan berpamitan untuk pergi ke sekolah dan ke kantor.

di depan mansion sudah ada calvino yang mengunakan mobil sport Lamborghini, calvino langsung membuka pintu mobil untuk Lea.

"cie Lea di antar calon suami ke sekolah" goda Icha membuat kedua kuping Lea memerah.

"diam Icha Jangan ganggu gue" Icha yang mendengar malas.

"bilang saja Lo nggak mau di ganggu dengan saya untuk menikmati suasana" Lea kesal hanya diam tidak membalas ucapan Icha.

"yang kenapa bengong" calvino menghentikan laju mobilnya saat tadi melirik kearah Lea yang melamun jadi dia putuskan untuk menghentikan mobilnya.

"tadi Lea sedang memikirkan sesuatu yang mungkin sangat random" Lea menghela nafas saat mendapatkan ide untuk berbohong.

"coba kau cerita apa yang kau pikirkan" Lea berpikir sejenak sambil memegang dagunya untuk memikirkan ucapan Calvino.

"aku ingin meretas web mafia nomor satu di benua ini" calvino terkejut langsung pikiran yang random tunangannya itu.

"sayang mana mungkin kau mau meretas web mafia no satu dibenua ini aku saja tidak berani melakukan itu" walaupun calvino adalah seorang ceo tapi dia tetep tidak bisa menyinggung mafia. setelah menetralkan rasa keterkejutannya Calvino melajukan mobilnya kembali dengan kecepatan sedang.

"aku bisa ko meretasnya, sebenarnya aku dari dulu ingin meretasnya halnya aku terlalu malas melakukan yah walaupun mereka sudah banyak melakukan perbuatan yang merugikan" calvino tiba-tiba mengehentikan mobilnya membuat Lea terbentur.

"aduh sakit banget, kenapa tiba-tiba berhenti sih liat ni keningku jadi merah" Lea mengusap keningnya yang sakit akibat terbentur.

"maaf" Lea menghembuskan nafas panjang mengangguk mengkode calvino untuk menjalankan mobilnya calvino mengangguk pelan mulai menjalankan kembali mobil.

"awas saja kalo aku terlambat" Calvino meneguk ludah dengan kasar.

skip sampai

semua murid langsung heboh saat calvino turun dari mobil untuk membuka pintu Lea.

"cakep bener itu cowok nggak kaya gue yang culun yah walaupun banyak yang mau dengan gue tapi ini kelewat cakep"

"cakep banget calon masa depan gue"

"ada maba yah, ko nggak ada info sih mana cakep lagi"

dll

Calvino menatap mereka semua tajam membuka pintu mobil untuk Lea, Lea turun dengan tatapan mata tajam dan dingin.

calvino mengusap rambut Lea Pelan agar tidak berantakan lalu masuk kembali ke dalam mobil, Lea yang melihatnya pergi dari sana bersama dengan mobil calvino yang mulai bergerak pergi.

"cie yang diantar sama tunangan" goda bintang sambil tersenyum mengejek tapi di hatinya hancur berantakan.

"Lea seperti si bintang suka dengan anda, liat saja wajah yang sangat terpaksa tersenyum" Lea mengarah pandangannya kearah bintang dan benar saja dia terlihat sangat terpaksa tersenyum.

"apa maksud Lo apa tang diantar tunangan siapa?" Samuel yang penasaran pun langsung pertanyaan ke bintang.

"makanya Lo itu ikut ke bokap nyokap Lo ke acara ultah perusahaan white kemarin" Samuel mengerutkan keningnya saat mendengarnya memang dirinya dan juga yang lain tidak pergi ke acara ultah perusahaan white.

Lea menghiraukan mereka terus berjalan melewati teman-teman kakaknya, Lea menghampiri Sena lalu mencium pipinya setelah itu pergi dari sana.

"akk Lea beruntung banget bisa jadi adeknya Sena"

"gue juga mau jadi Abangnya Lea, biar bisa di cium seperti Sena"

"Lea aa juga mau di cium"

dll

"****** Lo Sena bisa-bisa Lo dicium sama cewek cantik seperti Lea" Dimas menunjuk ke arah Sena dengan kesal.

"iri bilang bos, makanya Lo suruh itu nyokap dan bokap Lo bikin adek cantik seperti gue punya Lea sebagai adek gue" walaupun terdengar sombong tapi Sena masih dengan wajah kulkasnya.

"bisa-bisa Lo sombong seperti itu dengan wajah kulkas Lo itu" bara sangat bingung dengan Sena karena sifatnya yang sangat susah di tebak.

"biasalah Sena kalo nggak sombong dengan wajah kulkas itu " ucapan bintang terpotong karena Samuel.

"memangnya ada apa di acara ultah perusahaan white" Samuel yang tidak sabaran.

"itu bukan hanya acara ultah perusahaan white tapi juga pertunangan Lea dan juga Calvino tuan muda white" Samuel dan Alex mematung mendengarnya.

"sayang banget Queen VHS berkurang satu karena sudah punya tunangan"

"hancur sudah harapan gue bisa dengan Lea, punya crush tapi nggak bisa ngapa ini mah"

"harapan Lo sudah lama hancur bro"

"sial, padahal gue baru mau menyatakan perasaan gue dengan Lea tapi Lea sudah bertunangan dengan orang lain" batin Alex sedih tetapi di tutupi dengan wajah datar.

"kenapa kisah cinta gue tragis banget sih, belum juga pede Kate dengan Lea sudah ada pawang apalagi keluarga pawang punya pengaruh besar" batin Samuel sedih tapi tetap tersenyum.

"wah benarkah, bagus dong kalo gitu Lea sudah ada pawangnya itu artinya sudah ada cowok yang bisa jagain dia" Samuel tersenyum palsu.

Alex menghiraukan mereka berempat pergi dari sana, mereka berempat yang melihat Alex pergi mengikutinya dari belakang.

......................

di kelas.

"Lea kenapa Lo nggak pergi ke sekolah kemarin?" Tiana dan Kanya menghampiri Lea mereka berdua duduk di atas meja.

Lea mengambil buku yang berukuran kecil dan pulpen tinta cair lalu menulis apa yang dia akan ucapkan

..."kemarin gue menemani tunangan gue ke markasnya sekali perkenalan dengan sahabatnya"...

setelah menulisnya Lea langsung memberikannya kepada mereka bertiga untuk dibaca, selesai mereka bertiga membaca mereka mengerti.

"sejak kapan Lo punya tunangan, apa jangan-jangan Lo bohong yah" Tiana tidak percaya dengan apa yang dia baca.

Lea memutar matanya malas mengambil buku kecil yang ada di tangan tiana kembali menulis sesuatu lalu memberikannya ke tiana.

"demi apa woi Lo nggak undang gue dan yang lain jahat banget sih Lo jadi teman" Gracia dan Kanya yang penasaran langsung merebut buku kecil milik Lea dari tangan tiana.

"cih" Lea berdecak menatap mereka bertiga malas tdk lama kemudian seorang wanita masuk ke dalam kelas.

skip istirahat

Sekarang Lea dkk sedang berada di kantin dan seperti biasa banyak yang memuji kecantikan dan keanggunan mereka.

Lea menatap ke arah Gisel dkk yang terlihat sangat berbeda sifatnya dengan yang ada di novel membuat Lea mengerutkan keningnya.

"bukan Gisel itu seharusnya berdandan menor yah dan selalu menempel kepada Alex apa jangan-jangan alur ceritanya sudah sangat melenceng jauh dengan yang ada di novel, ah iya gue ingat bukan benci dengan adeknya tapi kenapa saat di mall Waktu itu dia sangat menyayangi adeknya ini pasti nggak benar" batin Lea pusing.

"anda benar Lea alur cerita sudah sangat melenceng jauh dari yang ada di novel jadi Jangan heran dengan itu, dan lagi dia sama dengan anda tapi bedanya di tidak punya sistem" Lea mematung mendengarnya.

"siapa namanya sebelum masuk ke novel ini?" tanya Lea penasaran entah mengapa tiba-tiba dia deg degan.

"kalo tidak salah nama Felicia zenara Van Antwerp" Lea yang mendengar terkejut langsung berlari memeluk Gisel sambil menangis. Gisel yang tiba-tiba di peluk kaget sekali heran dengan apa yang di lakukan oleh Lea.

"cia, Lea merindukanmu" Gisel mendengar nama kesayangan dari sahabat mematung tidak membalas pelukan Lea.

"apa-apa Lea maen peluk aja anak orang" gumam Gracia yang heran sekaligus terkejut.

"apa dia nggak takut ketenangannya akan berakhir"

"gue Berharap sih Lea masih bisa hidup dengan tenang di sekolah ini"

"cia apa Lo nggak merindukan Lea sama sekali" sekali lagi Gisel terkejut tiba-tiba meneteskan air mata membalas pelukan Lea.

"tentu saja bodoh gue sangat merindukan Lo siapa juga yang nggak merindukan Lo yang sangat bandel ini kalo buka gue" mereka melepaskan pelukannya tiba-tiba mereka berdua tertawa.

"hahaha Lo nggak pernah berubah Lea Lo masih sama kaya dulu yang suka membuat keributan di kantin" Lea yang mendengar menatap malas ke Lea.

"gile gue kira akan ada perang dunia ke tiga karena Lea berani memeluk Gisel ternyata nggak, malah mereka berdua seperti Sahabat yang nggak pernah bertemu"

"cantik banget tuh si Gisel ketawa seperti itu, gue nggak nyangka"

dll

"Lo gabung saja bersama dengan teman-teman gue kebetulan disana masih ada yang kosong bagaimana" Gisel mengangguk pelan mengikuti Lea ke teman Gracia dan yang lain.

"Lea Lo kenal dengan Gisel" tunjuk Kanya kepada kedua dengan wajah yang tidak bisa di prediksikan.

"gue dan Lea sudah lama bersahabat sampai-sampai gue sangat tau tuh kebiasaannya mungkin masih ada kebiasaannya yang tidak pernah berubah yaitu mencatat apa yang di ingin bicara" mereka bertiga mengangguk pelan membenarkan ucapan Gisel. walaupun mereka belum lama mengenal Lea tapi mereka selalu melihat kelakuan Lea yang susah di tebak apa lagi dengan kebiasaan yang Gisel sebuahkan selalu di lakukan oleh Lea.

"sudah gue duga" Gisel menggeleng pelan "gue berharap kebiasaannya yang laen nggak ke bawah ke sini bisa repot gue" lanjutnya dalam hati tanpa di sadari Lea menatap kesal ke Gisel.

"dasar sahabat yang nggak tahu di untung, kalo dia bukan sahabat gue sudah gue bunuh" batin Lea menghela nafas panjang.

"Napa Lo Lea, kaya orang yang punya masalah besar saja Lo" Lea menggeleng pelan.

tidak terasa waktu terus berjalan sekarang para murid sudah mulai meninggalkan pekarangan sekolah. tak terkecuali Lea dkk yang sedang menunggu jemputan mereka yang belum datang.

tidak lama kemudian mobil sport Lamborghini berhenti di hadapan mereka berlima pintu mobil terbuka menapakkan kaki jenjang seorang pria tampan yang tak lain adalah calvino. calvino menghampiri Lea sambil tersenyum tipis sangat tipis tidak ada yang menyadarinya kecuali orang yang memiliki penglihatan yang tajam.

"ayo pulang yang" calvino memegang tangan Lea, Gisel yang melihat tersebut kaget bukan main karena semenjak Lea dikhianati oleh sang kekasih, Lea sama sekali tidak pernah berurusan dengan yang namanya laki-laki.

"Lea Lo sudah move on dengan Jerry, syukurlah gue sangat senang melihat gue berharap Lo nggak dikhianati lagi sepi dulu" Gisel meneteskan air mata senang dengan apa yang dia lihat.

"Jerry" Gisel yang mengerti apa yang di ucapkan oleh Calvino langsung menjelaskan siapa Jerry.

"dia mantan pacar Lea dulu, di karena sebuah perselingkuhan yang membuat hubungan mereka berdua kandas, padahal hubungan Lea dan Jerry saat itu berjalan ke dua tahun" calvino mengangguk pelan mengerti mengapa Lea bertanya seperti itu kemarin malam.

"gue pergi dulu" Lea melepas pegangan tangan calvino lalu memeluk Gisel setelah itu kembali menggenggam tangan calvino mereka berdua pergi dari sana.

Terpopuler

Comments

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

lanjut thor, ceritanya bagus dan keren

2023-10-04

1

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

kereeeeennnnn
lanjut lagi thor💪💪💪💪💪🙏🙏🙏

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!