meretas mafia no satu di benua

Sambungan telepon mereka terputus Lea langsung membaringkan tubuhnya di kasur tidak lama kemudian langsung terlelap tidur.

......................

Lea terbangun dari tidurnya langsung berlari ke arah kamar mandi untuk mandi setelah itu langsung memakai seragam. Lea keluar dari kamar setelah merasa semua sudah siap tidak ada yang ketinggalan.

"Icha akhir-akhir ini Lo kemana saja?" Lea yang sangat penasaran masuk ke lift.

"oh itu Lea saya di panggil oleh tuan saya untuk memberikan anda misi baru dan juga mengambil hadiah yang belom anda ambil di misi sebelumnya sekali saya juga diupgrade oleh tuan saya agar lebih canggih lagi, sebenarnya sih anda bisa mengupgrade dengan poin tapi karena kebetulan saya di sana jadi sekali saja minta di upgrade olehnya" Lea mengangguk pelan.

Ting

Status

...Nama: Lea Miranda Atmajaya...

...Umur: 17...

...Peran: figuran...

...Kecantikan: 51%...

...Keimutan: 43%...

...Daya tarik 54%...

...Kesehatan: 60%...

...Kepintaran: 92%...

...Kelicikan: 99%...

...Keahlian: multitalenta, membaca pikiran...

...Poin: 15.500...

...Hadiah...

...- pengharum tubuh mint permanen...

...- pengharum rambut aroma vanilla permanen...

...- mobil dan motor sport keluar baru....

...-Kalung pemberian orang tua pemilik tubuh...

...- sebuah mansion di tengah hutan...

...-...

status tutup

"jam tangannya ada di meja rias Anda nona" Lea hanya diam tidak menjawab ucapan sistem.

pintu lift terbuka Lea langsung mengambil langkah lebar untuk ke ruang makan di sana semua orang sudah berkumpul.

"Lea kakek dengar kau tidak masuk sekolah" Lea berkeringat dingin mendengar ucapan Kakeknya tiba-tiba langsung teringat kejadian di kehidupannya sebelum.

"maaf" Lea menundukkan kepalanya ke bawah tidak berani menatap mereka semua.

"Lea tidak akan melakukannya lagi pa, Lea janji tapi jangan hukum Lea" Lea meneteskan air mata takut jika di hukum.

tubuh Lea gemetar ketakutan dengan air mata yang mengalir deras di pipinya semua orang yang melihatnya langsung menghampiri Lea yang seperti orang ketakutan. Lea merasa kakinya lemes langsung terduduk di lantai dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Lea tidak akan di hukum jadi Jangan takut kakek hanya bertanya saja" Lea langsung menghentikan tangis menatap mereka semua satu bersatu.

"Lea adek aku yang cantik begitu dong jangan nangis tidak akan ada yang menghukummu selagi masih ada kakek, ayah, bunda, dan kakak bersamamu kita semua janji" Lea yang mendengar tersebut menghapus air mata lalu mengangguk pelan.

"Lea" calvino terkejut melihat tunangannya duduk di lantai dengan dikerumuni oleh semua keluarganya, calvino langsung menghampiri Lea yang terduduk.

"kenapa" Calvino mengelus pipi Lea lembut yang membuat kaget karena tidak menyadari Calvino datang tadi.

"tadi tiba-tiba Lea nangis saat Kakek bilang tidak masuk sekolah kemarin" Calvino mengangguk pelan.

"hari ini Lea tidak usah pergi ke sekolah" kakek langsung kembali ke kursi setelah mengucapkan itu melanjutkan makan.

"liatlah kelakuan kakek kalian itu" bunda menyindir kakek yang enteng duduk di kursinya melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda karena Lea menangis.

"Iyah kakek benar tidak usah sekolah hari ini aku juga tidak akan pergi hari ini" Lea menatap tajam ke calvino.

"kau harus pergi ke sekolah hari ini, aku tidak mau jadi gembel kalo nanti menikah denganmu nantinya" Lea berdiri pergi ke tempat duduknya.

"walaupun gue nggak pergi ke sekolah ataupun keluar dari sekolah itu tidak akan membuat gue jadi gembel" Lea yang mendengar batin Calvino berdecak malas.

"vino sini sarapan bareng kami" calvino mengangguk duduk di samping Lea tepat di depan Sena.

Selesai sarapan Lea langsung naik ke kamar dan untuk ayah Sena berpamitan pergi untuk sekolah atau kantor.

"Calvino kenapa kau belum berangkat?" bunda mengurutkan keningnya bingung menatap calvino.

"aku malas bunda, oh Iyah kamar Lea ada di lantai tiga kan" menghela nafas pelan tau ada yang di pikiran oleh Calvino.

"iya di lantai tiga" calvino langsung masuk ke lift untuk ke kamar Lea sesampainya di lantai tiga calvino mencari kamar Lea.

telah menemukan kamar Lea calvino langsung masuk Tanpa mengetuk pintu kamar di sana terlihat Lea sedang memangku laptop.

"yang sedang apa?" Lea kaget langsung menatap tajam ke calvino tapi itu hanya sesaat lalu kembali menatap kearah laptopnya.

"yang sedang apa?" calvino duduk di samping Lea yang sangat serius bahkan sampai-sampai tidak menjawab bertanyanya.

"itu yang aku sedang meretas situs-situs gelap dan juga kejahatan pernah dilakukan oleh mafia nomor satu di benua ini seperti apa yang pernah aku bilang waktu itu" Calvino langsung menatap ke arah laptop yang di pangkuan Lea.

calvino sedikit terkejut menatap Lea tidak percaya dengan apa yang dia liat karena Lea berhasil meretas situs-situs gelap dan juga informasi penting milik mafia itu.

......................

di sisi lain.

seorang pria berlari kencang menuju ke ruang yang berwana hitam tanpa mengetuk pintu pria tersebut langsung masuk ke dalam dengan wajah yang terlihat sangat panik.

"apa yang kau lakukan?" seorang pria tua yang berumur sekitar 56 tahun menatap tajam pria yang baru saja datang.

"maaf saya tuan max" pria tersebut langsung bersujud dengan ketakutan dengan tubuh yang gemetar tak karuan tidak berani menatap pria yang ada di depannya.

"kali ini saya maafkan tapi lain kali kau melakukannya lagi aku tidak akan memaafkanmu walaupun itu hanya masalah sekecil pun kau mengerti" pria tersebut mengangguk pelan.

"terimakasih tuan max anda sudah memaafkan saya" pria tersebut berdiri tegak takut dia kembali marah.

"jadi apa tujuan kau datang kesini?, sampai-sampai kau melakukan hal yang tidak sopan seperti tadi" orang yang bernama max langsung langsung ke intinya membelakangi pria tersebut.

"itu tuan max semua situs-situs gelap dan juga informasi penting mafia kita diretas" max langsung berbalik menatap ke arah pria tersebut berjalan kearahnya lalu menamparnya dengan keras.

plak

"kenapa baru sekarang kau bilang ke padaku" max langsung pergi dari sana tanpa menghiraukan pria yang baru saja di tampar dengan keras.

"cih kenapa saya yang di salahkan bukan anda yang salah sendiri nasid-nasid, kenapa bawahan selalu di salahkan siapa sih yang membuat peraturan kalo bos itu pernah salah" pria tersebut kesal pergi dari sana.

max sampai di ruang TI di sana semua hacker sedang bekerja dengan serius menangani kasus peretasan yang membuat semua orang sangat sibuk.

"apa hacker yang meretas mafia begitu sulit kalian tangani" salah satu dari mereka menghampiri max.

"tuan max masalah kali ini begitu rumit untuk di tangani karena virus yang menyerang komputer merupakan virus yang baru saja di ciptakan olehnya" pria tersebut memancarkan wajah khawatir karena hampir semua kejahatan yang pernah di lakukan oleh mafia sudah bocor bahkan semuanya sudah tersebar di musuh-musuh mereka.

"gawat semua komentar keluar asap" salah satu hacker gagal di ikuti oleh yang lain.

"ahhkk semua hancur berantakan karena kebodohan kalian yang tidak bisa mempertahankan keamanan mafia" max langsung mengobrak-abrik semua barang yang ada di sana.

"kalian cara tau siapa dalang dibalik semua ini" max meredakan amarahnyaa menatap tajam kesemua orang yang ada di sana.

"tuan seperti bukan hanya satu hacker saja tapi ada dua hacker yang meretas mafia" salah satu pria menghampiri max saat melihat dia sedang meredakan marahnya yang sudah di ubun-ubun.

"dua atau seribuan hacker sekaligus aku tidak peduli sama sekali tidak penting Kalian menemukannya hidup maupun mati atau kalian yang mendapat imbasnya" max pergi dari sana dengan perasaan kesal dan marah.

......................

di sekolah lebih tepatnya di ruang olimpiade.

"Hm, Lea sedang meretas mafia yang di takut itu" Gisel tersenyum tipis mengotak-atik laptop miliknya untuk membantu Lea dalam hal ini.

"sedang apa di lakukan oleh teman ****** itu " Gracia menatap Gisel penasaran karena sendari tadi dia sangat fokus dengan laptopnya.

"kalian tidak akan selamat dari kami berdua mafia yang kalian bangun akan hancur berantakan" Gisel tersenyum lebar langsung menekan salah satu tombol yang ada di komputernya dan.

bom

semua kejahatan mafia itu langsung tersebar di seluruh benua yang membuatnya tersenyum puas tidak lama kemudian seorang wanita masuk ke dalam ruang yang tak lain merupakan bu Mila.

tidak terasa waktu istirahat Gisel sekarang sudah berada di kantin bersama dengan teman-temannya dan juga Alex dkk yang ikut bergabung dengan mereka.

"apa kalian tau mafia yang ditakut oleh benua ini" mereka semua langsung mengangguk pelan mendengar ucapan bara.

"memang kenapa dengan mafia itu?" Samuel langsung menatap bara dengan serius.

"semua kejahatan dan juga situasi gelap milik mafia tersebut tersebar di benua" Samuel dan yang lainnya membulatkan matanya sempurna kecuali Alex dan Gisel tentunya.

drii

Gisel yang sedang makan terganggu dengan dering hp milik langsung mengambil hpnya melihat siapa yang mengganggunya makan.

"Lea tumben nih anak telpon jam segini" Gisel mengangkat telpon Lea.

"ada Lea tumben Lo nelpon gue jam segini biasanya malam"

^^^"makasih Lo udah bantuin gue tadi walaupun gue nggak butuh bantuan Lo tadi"^^^

"sama-sama tapi gue bantuin Lo karena gue khawatir kalo Lo itu ketauan tau, terus nape Lo nggak ke sekolah ha"

^^^"males banget mending di mansion saja dari pada ke ruang olimpiade ada di ****** itu disana mending nggak usah pergi"^^^

"bilang saja Lo males kan gue tau kebiasaan Lo, gue jadi heran dengan Lo kenape bisa punya otak encer padahal Lo suka bolos"

^^^"iri bilang bos"^^^

"cih gue nggak iri sama Lo yah" Gisel langsung mematikan teleponnya sepihak.

Alex dkk dan Kanya dkk mendengar pembicaraan hanya diam.

"tadi itu Lea yang telpon" Gisel mengangguk pelan mendengar ucapan Tiana.

"oh iya Lo dan Lea kemarin nggak masuk sekolah kenapa Lo sakit" Anya memegang kening Gisel mengecek suhu tubuhnya.

"nggak gue nggak sakit, kemarin gue bolos sama Lea di pantai bersama dengan tunangan dan calon tunangan gue kemaren" Anya mengangguk pelan.

"terus sih nape nggak ke sekolah hari ini" Vanya terlihat khawatir.

"dia itu malas pergi sekolah" Tiana Kanya dan Vanya menghela nafas panjang mendengarnya.

selesai makan bel masuk berbunyi semua murid langsung bergegas masuk ke dalam kelas masing-masing.

"hai Gisel kita belom kenal gue Gracia Akira" Gracia mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Gisel.

Gisel menatap tangan Gracia sebentar lalu berbalik pergi dari sana yang membuat Gracia mengepalkan kedua tangannya kesal.

"sialan sih Gisel bisa-bisa dia mengabaikan gue" Gracia menatap permusuhan ke arah Gisel tapi hanya sebentar karena Alex datang.

"dasar cewek ular" batin Alex yang melihat Gracia mengepalkan tangannya tadi tapi saat dia melewatinya langsung mengubah raut wajah.

......................

"yang kau sedang menelpon siapa?" calvino memeluk pinggang Lea.

"aku sedikit menelpon Gisel untuk berterima kasih karena sudah membantuku meretas mafia itu yah walaupun aku bisa sendiri" calvino mengangguk mengerti.

"vino apa kau tau kenapa jadi aku menangis tadi" Calvino melepas pelukannya dari pinggang Lea sambil mengerutkan keningnya bingung.

"aku teringat kejadian saat aku masih kecil dimana dulu papa mengurungku di gudang karena bolos sekolah waktu itu di sana sangat gelap tidak ada cahaya yang masuk dan juga serangga" calvino menatap lekat lekat wajah Lea.

"jadi itu alasanmu tadi menangis tadi yah, papamu sangat kejam terhadapmu yang" calvino mengelus pipi Lea lembut Lea mengangguk membenarkan ucapan Calvino.

"itu benar tapi karena sifatnya papa mama dan kakek aku tidak akan pernah bertemu denganmu" calvino mengangguk pelan kembali memeluk pinggang lebih "dan bisa bertemu dengan ayah bunda kakek kak Sena dan kak Kyler" lanjut Lea dalam hati.

"gue bersyukur bisa bertransmigrasi di sini banyak orang yang menyayangi gue disini" batin Lea mengelus rambut calvino lalu memejamkan mata.

malam pun tiba bunda mengetok pintu kamar Lea memanggil Lea dan calvino turun untuk makan malam. karena tidak ada jawaban bunda langsung masuk kebetulan kamar tidur di kunci di dalam bunda melihat calvino dan Lea tidur sambil berpelukan.

"Lea vino bangun nak sudah waktunya untuk makan" Lea dan Calvino terbangun dari tidurnya di langsung masuk ke kamar mandi mencuci mukanya kalau mengikuti bunda untuk ke lantai bawah ruang makan.

Terpopuler

Comments

Selly Rizki Melina

Selly Rizki Melina

Next

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!