Iyan sangat bahagia mendengar keputusan istrinya. Dia tak henti menciumi wajah istrinya dan membuat Beeya tertawa geli.
"Udah, Ay. Geli."
Sebulan lamanya kamar itu sepi. Ada dua penghuni, tapi mereka saling menjaga diri. Hanya menyapa basa-basi saja.
"Ay, aku mau makan pake kulit ayam."
Sungguh ini yang dinantikan oleh Iyan. Istrinya meminta sesuatu seperti ibu hamil lainnya. Iyan terlihat sangat bahagia.
"Ya udah, mau makan di mana?"
"Yang Deket aja."
Beeya memutuskan untuk ke angkringan di mana dia dan Aska biasa nongkrong ketika Aska masih lajang. Iyan baru tahu tempat itu.
"Di sini enak-enak loh, Ay."
Beeya mengambil apa saja yang dia mau dan memilih duduk di tikar yang sudah disediakan. Dia seperti mengenang masa dulu bersama Aska dan Christina.
Iyan menggelengkan kepala ketika melihat betapa banyak makanan yang Beeya pesan. Namun, Iyan tidak akan pernah marah. Selagi makanan itu istrinya makan dengan lahap.
Beeya menikmati makanan itu dengan sangat lahap dan membuat Iyan tersenyum. Dia mengusap lembut ujung kepala istrinya. Sontak Beeya menatap ke arah sang suami.
"Makan yang banyak untuk asupan makanan anak kita."
Malam ini Iyan dan Beeya benar-benar kulineran. Setiap tukang jajanan yang ada, pasti Beeya coba. Hingga lebih dari sepuluh kantong keresek ada di tangannya.
"Ini siapa yang mau ngabisin?"
Beeya hanya tersenyum. Kemudian, dia menunjukkan ponselnya. Di mana di rumahnya sudah ada tiga remaja cantik yang sedang asyik menonton drama Korea. Iyan tidak menjawab, dia hanya menoleh ke arah Beeya dengan tanda tanya yang begitu besar.
"Sengaja aku suruh mereka ke rumah buat habisin semua makanan itu."
Mana mungkin mereka bertiga menolak jika mendengar kata makanan. Tibanya di rumah, sudah banyak bekas makanan yang ada di atas meja ruang keluarga. Iyan berdecak dan itu membuat si triplets menoleh. Bukannya takut, mereka malah dengan lengkap menengadahkan tangan.
"Yeay!!" Mereka berteriak dengan begitu keras dan bahagia ketika Iyan menyerahkan semua makanan yang dia bawa.
Beeya yang biasanya akan beradu mulut dengan tiga keponakan Iyan. Kini, malah sebaliknya. Dia malah asyik melihat si triplets makan. Dia juga tertawa melihat betapa asyiknya tiga remaja itu makan bagai orang kesetanan.
Aleesa sedari tadi menatap ke arah perut Beeya yang masih rata. Dia merasa ditatap oleh mata yang begitu tajam. Hingga dia berdecak kesal.
"Eh, Cebong! Masih dalam bentuk cebong kecil aja mata lu udah minta gua colok. Gimana kalo udah lahir lu!"
Aleena dan Aleeya menatap ke arah saudara mereka dengan bingung karena berbicara sendiri. Mata Aleesa tertuju pada perut Beeya. Beeya pun ikut mengerutkan dahi mendengar ucapan Aleesa.
"Kenapa sih lu, Kakak Sa?" Aleeya mulai membuka suara.
"Tuh!"
Aleesa menunjuk ke arah perut Beeya. Aleena dan Aleeya semakin bingung. Apa maksudnya? Iyan datang menghampiri empat perempuan itu. dia menggelengkan kepala dengan pelan menandakan Aleesa tidak boleh melanjutkan ucapannya.
"Apaan sih?"
Aleena penasaran. Namun, Aleesa mulai mengalihkan wajahnya dan kembali menikmati makanan. Aleena menggelengkan kepala melihat adiknya yang sedikit aneh. Mata Iyan mengisyaratkan hal yang berbeda. Itulah yang membuat Aleesa menghentikan ucapannya.
Selepas si triplets pulang, Beeya menatap sang suami penuh dengan tanda tanya.
"Ay, apa Aleesa tahu?"
Iyan hanya tersenyum sambil mengusap lembut ujung kepala.sang istri.
"Aleesa tahu jika di dalam perut kamu ada penghuninya, tapi jangan khawatir. Dia tidak akan membuka suara perihal ini."
"Apa kamu sudah menyogoknya?"
Iyan menunjukkan transaksi transfer bank. Sontak mata Beeya melebar melihat nominal yang tertera.
"Lima juta untuk tutup mulut?
...***To Be Continue***...
Komen dong ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sri Lestari
Emg og keluarga sultan tp apa² masih pakai duit mending ini 5jt lha mas Agha maunya pakai dolar 😅
2023-09-04
0
Rini Haerani
Sultan mah bebas ya
2023-06-03
0
Indrijati Saptarita
aq mau Oom kecil utk tutup mulut 5 juta mah....
2023-05-28
0