Tak ada yang abadi di dunia ini. Itulah yang tengah dipikiran oleh seseorang. Dia berdiri di tengah-tengah pemakaman elite di mana kaum berduit yang mampu dikebumikan di sana. Dia tersenyum dengan wajah penuh kesedihan.
"Cepat atau lambat, jasad ini akan ditimbun tanah. Diciptakan dari tanah, dan kembali lagi ke tanah."
Dia akan menerima takdir Tuhan. Namun, dia tidak tega memberi tahukannya kepada keluarga.
"Gua udah booking tempat di samping Papi dan Mami."
Dia masih ingat akan perkataan itu. Dia memejamkan matanya sejenak. Beban yang dipikul dirinya sangat berat. Dia masih harus menjaga tiga wanita yang sangat dia sayangi.
"Bolehkah aku menawar takdir, Tuhan?" Dia pun terkekeh pelan.
"Hhh!"
Helaan napas kasar keluar dari mulutnya. Dia memejamkan mata dan menikmati semilir angin yang menerpa kulitnya. Ketika dia membuka mata, semua orang yang dia kenal dan dekat dengan dirinya berjajar menghadap kepadanya. Mereka tersenyum, tapi ada air mata yang terjatuh dari pelupuk mata mereka.
"Aku juga akan di sini. Tunggu aku, ya. Kita akan berkumpul."
Sakit sekali rasanya mengatakan hal itu. Dia yang jarang menitikan air mata kini menunduk dalam. Dia menangis hingga air mata menetes ke atas sepatu yang dia gunakan.
"Aku belum siap." Begitulah ucapan lemah darinya.
.
.
Setiap tengah malam, Beeya pasti akan membangunkan Iyan karena rasa lapar. Namun, untuk kali ini dia tidak ingin makan di luar. Padahal, Iyan sudah siap untuk keluar.
"Aku ingin nyoba bikin sesuatu, Ay. Temani aku," pinta Beeya.
Dahi Iyan pun mengkerut mendengar keinginan sang istri. Beeya sudah menarik tangan Iyan untuk menuju ke dapur.
"Chagiya, apa kamu gak salah?"
Beeya sudah memakai apron dan mencepol rambutnya ke atas. Dia mulai mengeluarkan bahan yang ada di lemari pendingin.
"Kamu mau bikin apa, Chagiya?" Iyan masih tidak percaya dengan istrinya yang menginjakkan kaki di dapur.
"In do mie goreng"
Iyan pun menganga. Membuat mie instan saja sang istri mengeluarkan semua bahan makanan yang ada di lemari pendingin. Sosis, bakso sapi, aneka bakso seafood juga nugget. Iyan ingin membantu, tapi dilarang oleh Beeya.
"Aku bisa sendiri."
"Bikin mie instan mah anak SD juga bisa."
Ingin rasanya Iyan menimpali kalimat Beeya tersebut. Namun, dia tidak ingin mematahkan niatan sang istri. Iyan sedikit terkejut ketika Beeya mulai membakar toping pelengkap yang akan digunakan. Istri Iyan menggunakannya dengan sangat banyak. Sedangkan mie yang sedang dia rebus hanya dua. Untuknya dan juga dirinya.
"Itu topingnya buat se-RT?"
"Buat kita berdua lah." Beeya menyahuti. Kemudian, dia mematung sejenak.
"Enggak ding. Buat kita bertiga." Beeya menunjukkan senyum yang begitu manis kepada Iyan hingga Iyan tertawa.
Hampir satu tahun menikah, baru kali ini Beeya memasakkan makanan untuknya. Walaupun hanya sekedar mie instan. Iyan sendiri yang melarang Beeya untuk ke dapur. Dia yang terlalu memanjakan sang istri. Namun, kali ini sang istri merengek dan membuat Iyan tidak tega. Apalagi, dia mengatakan jika itu semua keinginan sang buang hati. Iyan tidak bisa menolak.
"Enak gak, Ay?" Iyan pun mengangguk. Mie instan memang tak pernah gagal.
Beeya juga membuatkan es teh Manis untuknya dan juga sang suami.
"Berasa makan di warung kopi." Beeya malah tertawa.
Iyan kira toping sebanyak itu tidak akan habis. Teryata dia salah. Sang istri yang biasa makan sedikit kini menjadi manusia yang begitu rakus.
"Kenyang?"
Iyan yang sudah sedari tadi menyudahi makannya bertanya kepada sang istri yang sudah mengusap lembut perut ratanya. Beeya pun hanya mengangguk.
"Ay, tolongin ambilin buah naga. Tadi Mbak udah potongin." Iyan malah tertawa melihat selera makan istrinya.
Iyan meletakkan piring berisi buah naga di atas meja di depan Beeya. Tangannya mulai mengusap lembut perut rata Beeya.
"Anak pintar. Apapun yang kamu minta pasti akan Ayah turuti."
"Aku ingin ke Korea, Ayah."
Iyan tertawa ketika mendengar suara bak anak kecil. Dia menatap ke arah sang istri yang sudah menunjukkan puppy eyes.
"Baby moon?" Beeya pun mengangguk.
"Baiklah." Beeya pun sangat bahagia.
"Syaratnya, kita harus ngasih tahu kabar bahagia ini kepada keluarga besar dulu. Tidak baik menyembunyikannya terus." Beeya terdiam sejenak..
"Seminggu lagi ulang tahun Papa. Kita buat kejutan untuk Papa dengan hadiah foto USG."
...***To Be Continue***...
Komen dong ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Medy Jmb
Awan hitam yg dilihat Sasa mungkin om Arya yg pergi
2023-12-22
0
Ltfh
yang diliat sisasa tentang awan hitam apa itu pertanda si wawa alias papa arya yaaa... semoga jangan duluu... lanjuttt
2023-05-30
0
Ani Sumarni
aku jadi takut disaat kabar bahagia itu disampaikan malahan nanti kabar duka yang tercipta please jangan dulu tunggu pe beeya lahiran
2023-05-30
0