Beeya tidak bisa langsung mengecek hasil testpack-nya karena sang ibu belum kuah pulang. Beeya masih bermanja dengan ibunya. Tidur di atas pangkuan Beby.
"Bee," panggil sang ibu.
"Hem."
"Mama kesepian di rumah. Mama rindu jeritan dan tangisan anak kecil."
Tubuh Beeya menegang mendengarnya. Dia menatap jelas raut wajah sang ibu yang sangat sedih.
"Mama ingin seperti ibu-ibu yang lain. Mengurus dan mengasuh cucu. Membawa cucu bermain dan memamerkan cucu kepada teman-teman Mama."
Rasanya sakit sekali ketika Beeya mendengar kalimat yang sudah sering Mamanya katakan. Namun, kali ini terasa sangat mengiris hati.
"Setiap malam, Papa hanya duduk sendiri di ruang keluarga. Menonton acara anak-anak. Hati Mama ngilu rasanya." Beeya semakin terdiam.
"Papa memang tidak mengatakan perasaannya, tapi Mama yakin Papa juga merasakan hal yang sama seperti yang Mama rasakan."
Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Beeya. Dia hanya terdiam dengan rasa yang bersalah luar biasa.
"Terkadang Mama ingin protes kepada Tuhan. Kenapa lama sekali memberikan anugerahnya kepada kamu dan Iyan? Mama ingin menggendong bayi lucu sebelum Mama pergi."
"Jangan bicara aneh, Ma." Beeya memeluk perut sang ibu.
"Umur tidak ada yang tahu, Bee."
Beeya menggelengkan kepala. Dia menutup telinganya karena tidak suka dengan ucapan sang mama..
"Mama akan selalu menemani Bee dan juga Iyan. Gak boleh ngomong macam-macam."
Setelah sang ibu pulang, Beeya hanya duduk di pinggiran tempat tidur. Dia merenungi ucapan sang ibu. Ada rasa takut di hatinya.
"Maafkan Bee, Ma, Pa."
Beeya beranjak dan menuju ke kamar mandi. Dia mengambil lebih dari sepuluh testpack yang tadi pagi dia celupkan ke dalam air seninya yang sudah ditampung. Ketika dia jejerkan, hasilnya sama semua.
"Ga-garis dua."
Wajah terkejutnya sangat terlihat jelas. Beeya menggelengkan kepala. Dia menolak untuk menerimanya.
"Ini bohong 'kan. Salah 'kan."
Dia menatap ke arah perutnya yang masih rara. Kepalanya menggeleng kembali. Menolak kenyataan yang ada. Di luar, ponselnya terus berdering. Beeya pun memilih untuk keluar dari kamar mandi dan mengambil ponselnya. Sang suamilah yang menghubunginya.
"Iya, Ay."
"Siap-siap ya, Chagiya. Jam lima kita berangkat."
Mendengar kalimat dari suaminya membuat Beeya melupakan ketakutannya. Dia pun tersenyum dengan begitu lebar.
"Aku gak mau bawa baju, ya. Sekalian shopping di sana."
"Iya."
Wanita akan melupakan semua maslahnya ketika keinginannya untuk shopping direstui oleh sang suami. Begitu juga terjadi pada Beeya. Dia segera ke kamar mandi dan membuang semua testpack ke tempat sampah.
"Lupakan sejenak tentang ini "
.
Iyan dah Beeya sudah tiba di Bandara. Mereka berpamitan kepada keluarga besar hanya melalui sambungan video ketika mereka di jalan menuju Bandara.
"Ay, foto dulu. Terus kirim ke Family grup."
Wajah tanpa make up serta wajah tampan sang suami mulai dia kirim ke grup keluarga dengan caption membagongkan.
"Ngabisin uang suami dulu ke Bangkok. Punya suami banyak duit sayang kalo gak dimanfaatin"
Beeya tertawa sendiri karena sudah pasti kedua kakak ipar serta lima keponakan Iyan akan protes. Benar saja, banyak sekali pesan yang masuk dan itu membuat Iyan menggelengkan kepala
"Kelakuan kamu itu, ya." Iyan pun mencubit gemas hidung sang istri hingga Beeya tersenyum dan bergelayut manja di lengan Iyan.
.
Tibanya di Bangkok, mereka langsung beristirahat di hotel mewah. Iyan tidak akan tanggung memberikan sesuatu kepada istrinya.
Keesokan paginya mereka baru berburu kuliner dan berbelanja. Iyan mengikuti ke mana sang istri ingini. Walaupun hanya sehari, tapi dia ingin memberikan yang tebaik untuk Beeya.
Memakan rujak Bangkok itulah yang Beeya inginkan. Iyan menggelengkan kepala melihat istrinya yang begitu lahap menyantap rujak tersebut. Namun, tiba-tiba Beeya merasa mual. Dia menutup mulutnya dan mencari toilet. Iyan mengikuti istrinya, dan apa yang Beeya makan dikeluarkan semua.
"Chagiya!" Iyan mulai panik.
"Kita ke dokter, ya. Sepertinya--"
"Kita kembali aja ke hotel, Ay."
Iyan sudah mulai sedikit curiga dengan sikap istrinya yang selalu menolak memeriksakan sakitnya. Semalam dia melihat sebuah artikel tentang kehamilan yang tak sengaja dia lihat di ponsel Beeya ketika istrinya ke kamar mandi.
"Apa istriku hamil?"
...***To Be Continue***...
Komen dong ...pppppp
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Yus Nita
suami kayak apa lo...
ngelarang istri ny hamil. padahal tiap malam digenjot.
aneh....
2024-10-01
0
Medy Jmb
Biarin hamil Bee, kasihan mama papanya dah tua
2023-12-15
0
Sri Lestari
Ayo hasilnya udah kelihatan nie
2023-09-04
0