4. Segelumit Tanya

Iyan membawa Beeya menuju hotel. Dia membiarkan Beeya untuk beristirahat, tapi ada segelumit curiga di hatinya sekarang. Ketika Beeya terlelap, Iyan mulai membuka ponsel pintarnya. Dia mencari tahu tentang gejala kehamilan awal.

Beberapa malam ini, Iyan selalu didatangi Ibu. Hantu wanita berambut panjang dan memakai pakaian putih itu terus melengkungkan senyum kepadanya di balik jendela. Hantu wanita itupun terus mengayunkan kedua tangannya layaknya menggendong bayi.

Juga, bukan hanya ibu yang datang. Jojo datang dengan wajah yang penuh gembira. Dia memeluk tubuh Iyan, tapi tak mengatakan apapun. Tante Poci dan anteu pocita pun hadir bersama mereka dengan senyum yang merekah. Om Uwo pun ikut serta tersenyum dengan begitu lebar. Mereka seakan mengatakan sesuatu kepada Iyan.

"Kenapa kalian tersenyum? Ada apa sebenarnya?"

Iyan kembali menatap benda pipih yang ada di tangannya. Dia membaca kata demi kata artikel tersebut. Satu per satu gejalanya sama seperti yang dirasakan oleh istrinya. Iyan menatap ke arah Beeya yang tengah terlelap.

Dia mulai turun dari tempat tidur. Dia membuka pelan tas yang ada di atas nakas yang Beeya bawa. Pil penunda kehamilan rutin istrinya minum. Semua harinya teratur.

"Apa iya bisa jadi?" Iyan bergumam dalam hati.

"Ay," panggil sang istri dengan begitu lemah. Iyan langsung menaruh kembali obat itu ke dalam tas istrinya dan segera menghampiri istrinya.

"Kenapa, Chagiya?"

"Peluk!"

Beeya kembali ke mode manja dan itu membuat Iyan tertawa. Memeluk tubuh Beeya dengan pikiran berkelana ke sana ke mari. Memikirkan artikel yang dia baca juga kode dari pada sahabat tak kasat matanya.

.

Di lain negara pria dewasa tersenyum ketika melihat lebih dari sepuluh testpack menunjukkan garis dua. Dia menggelengkan kepala dengan senyum yang tak pernah pudar. Namun, ada air mata yang menggenang di sana. Helaan napas kasar keluar dari mulutnya. Dia segera beranjak dengan membawa hasil testpack tersebut.

"Pa, mau ke mana?" Sang istri sudah bertanya. Tidak biasanya sang suami pergi dengan membawa paper bag kecil.

"Papa mau ke rumah sahabat Papa dulu."

Beeya menatap sendu ke arah sang suami. Sudah hampir sebulan ini Arya lebih senang menyendiri di dekat kolam ikan samping rumahnya. Dia hanya duduk dengan memasukkan sebagian kakinya ke dalam kolam.

"Apa Papa kangen sama Pak Rion?"

Rumah sahabat yang dimaksud Arya adalah makam Rion. Walaupun hampir tiga tahun pergi, dia tetap hidup di hati Arya sampai saat ini.

Arya sengaja mengendarai mobilnya sendiri. Dia mendengarkan lagu Sheila on seven yang menjadi lagu favorit dirinya dan mendiang sang sahabat. Dia pun ikut berdendang mengikuti lagu.

"Sahabat sejatiku."

"Hilangkah dari ingatanmu."

"Di hari kita saling berbagi."

"Dengan kotak sejuta mimpi."

"Aku datang menghampirimu."

"Ku perlihatkan semua hartaku"

Senyum melengkung di wajah Arya, tapi sorot mata penuh kerinduan tak bisa berdusta. Apalagi helaan napas yang begitu berat keluar dari mulutnya. Dia mendengarkan lagu itu kembali sambil fokus mengemudi. Ketika bagian lirik yang sesuai dengan kisah persahabatannya dengan Rion dia pun ikut bernyanyi.

"Pegang pundakku jangan pernah Lepaskan."

"Bila ku mulai lelah."'

"Lelah dan tak bersinar."

"Remas sayapku jangan pernah Lepaskan."

"Bila ku ingin terbang."

"Terbang meninggalkanmu."

Tak terasa air matanya menetes. Akhir-akhir ini dia sangat merindukan sosok sahabatnya itu. Tiba sudah dia di makam elite di mana tempat itu menjadi tempat peristirahatan terakhir untuk Rion Juandam

Arya sudah berdiri di samping pusara sang sahabat. Dia tersnyum dan memilih duduk ditepian makam hijau itu.

"Gua datang lagi." Arya pun mulai tersenyum. "Jangan bosan, ya."

Dia mengeluarkan semua testpack yang ada di dalam paper bag kecil. Wajah bahagia Arya sangat terlihat jelas.

"Sebentar lagi gua jadi opa." Suara Arya bergetar.

"Setelah gua bisa lihat cucu gua, barulah gua bisa pergi dengan tenang. Bisa kumpul lagi sama lu. Tunggu gua, ya."

Sakit sekali mengatakan itu semua, tapi Arya tahu tidak ada yang abadi di dunia ini. Vonis dokter sudah menanti.

...***To be Continue***...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

Sri Lestari

Sri Lestari

Papa arya sakit apa og lupa???

2023-09-04

0

🌹@tiksp💐💐

🌹@tiksp💐💐

biarkan papa arya bisa menunggui cucunya sampai dewasa thor.... jangan dibuat meninggal dulu...kasihan bee dan ryan... mereka nanti gak bisa merasakan kasih sayang seorang ayah...🙏🙏

2023-05-20

0

Ltfh

Ltfh

si wawa kenapaa yaaaa. ..
sakkkitt apa wawaaa... jangan gitu dong jadi mewek bacanyaaaa.... lanjutttt

2023-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!