5. Dokter Obgyn

Iyan dan Beeya hanya satu hari di Bangkok. Mereka kembali ke Jakarta dan melakukan aktifitas seperti biasa. Kecurigaan semakin menjadi di hati Iyan karena setelah tiga hari pulang dari Bangkok, para sahabat tak kasat matanya selalu ada di balik jendela kamar. Mereka tersenyum dengan sangat bahagia. Hingga si kerdil yang tengah bermain dengan kacang hijau menuliskan sesuatu dari menyusun biji kacang hijau.

"Bayi."

Iyan masih tak menggubris hingga keesokan paginya, Beeya muntah-muntah. Tubuhnya sampai terkulai lemas tak berdaya. Iyan yang khawatir sudah akan membawa Beeya ke rumah sakit. Lagi dan lagi Beeya menolak.

"Nanti aku pergi sendiri ke klinik. Kamu 'kan ada meeting penting."

Beeya mengalihkan kecemasan Iyan hingga pada akhirnya Iyan mengalah untuk pergi ke kantor. Sebelum pergi, Iyan menghubungi sang ibu mertua untuk menemani Beeya.

"Chagiya, aku berangkat, ya." Beeya mengangguk. Seperti biasa Beeya ingin dipeluk oleh Iyan. Juga mencium sang suami dengan begitu mesra.

"Jangan buat aku berubah pikiran, Chagiya."

Beeya pun tertawa. Dia mencium pipi kanan dan kiri sang suami. Setelah itu mencium kening Iyan dengan begitu dalam.

"Love you my suami."

"Love you too istriku."

.

Selama di kantor, pikiran Iyan tertuju pada keanehan istrinya. Dia bingung harus mengadu kepada siapa. Kepada kedua kakaknya tidak mungkin. Dia takut jika kecurigaannya benar dan mengakibatkan kedua kakaknya marah kepada Beeya. Hingga satu nama yang terpikir di kepalanya.

"Bang Radit."

Setelah selesai meeting dan memastikan sang istri baik-baik saja. Dia menemui Radit di kantornya.

"Ada apa?"

Radit sudah mengerti jika Iyan menemuinya. Adik iparnya yang cenderung tak banyak bicara itu pasti akan mengadu dan meminta saran kepada dirinya.

Iyan duduk di sofa yang ada di ruangan Radit. Dia mengendurkan dasi di lehernya. Wajah pusing terlihat amat jelas.

"Ceritalah!"

Iyan pun menceritakan semuanya dan Radit akan menjadi pendengar yang baik. Mulai dari kondisi tubuh Beeya yang berubah, sakit yang tak sembuh-sembuh. Juga keinginannya yang harus dipenuhi. Radit tersenyum.

"Apa kamu tidak curiga?"

"Aku sangat curiga, Bang. Tapi, aku takut bertanya kepada istriku."

Dahi Radit pun mengerut ketika mendengar ucapan dari Iyan. Sorot mata Radit meminta kepada Iyan untuk menjelaskan lebih detail lagi.

"Aku dan Beeya sebenarnya sengaja menunda memiliki momongan."

Iyan sedikit takut mengatakan itu. Beda halnya dengan Radit yang tersenyum mendengarnya. Sudah lama dia mencurigai hal itu dan sekarang kecurigaannya benar.

"Memiliki anak atau menunda itu adalah keputusan kalian berdua," tutur Radit.

"Abang sih gak akan menghakimi atau menasihati. Daripada nantinya kalian malah bersikap tidak baik kepada anak yang tidak berdosa."

Iyan mengangguk dengan hati yang sangat lega. Radit memang orang yang bisa dia ajak diskusi dan berbincang perihal masalah apapun. Dia berada di tengah dan menjadi pendengar yang sangat baik.

"Sekarang, lebih baik kamu bicara empat mata dengan istri kamu. Ajak dia ke dokter atau coba beli testpack."

"Dia kayaknya akan menolak."

"Jangan pesimis," balas Radit. Dia menepuk paha sang adik.

"Cobalah! Jika, dugaan Abang dan kamu benar kasihan anak yang ada di dalam kandungan istri kamu."

.

Di lain tempat, Beeya datang ke rumah sakit seorang diri. Dia tidak mengijinkan ibunya untuk ikut. Dia langsung menemui sahabatnya yang tak lain adalah dokter obgyn.

Debby terkejut ketika melihat Beeya datang. Dahinya mengkerut.

"Cepet periksa gua!"

Debby pun menukikkan kedua alisnya ketika mendengar Beeya berkata. Setahu dia Beeya dalam program menunda kehamilan. Beeya malah sudah berbaring di bed.

"Cepet!"

Debby pun mulai memeriksa perut Beeya. Dia menyingkap baju yang digunakan sahabatnya itu. Tangan Debby menggerakkan alatnya di atas perut Beeya. Sedangkan matanya masih tertuju pada layar monitor. Debby nampak terkejut.

"I-ni--"

"Gua hamil?" tebak Beeya.

Debby menoleh ke arah Beeya yang tengah terbaring. Wajah datar Beeya terlihat begitu jelas. Debby menganggukkan kepalanya dengan begitu lemah.

"Shitttt!" umpat Beeya.

"Kalau begitu, gugurin kandungan gua."

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

Medy Jmb

Medy Jmb

Nyesal nanti kamu Bee g dikasih anak sama yg di atas

2023-12-15

0

Sri Lestari

Sri Lestari

Waduh

2023-09-04

0

🌹@tiksp💐💐

🌹@tiksp💐💐

eh si bee kok jadi jahat gitu...anak adalah anugerah yang tak ternilai....apa bee gak ingat pesan ayah rion dan wajah bahagianya saat menemui dia...

2023-05-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!