Kebahagiaan tengah menyelimuti hati Iyan. Senyumnya terus merekah sedari tadi. Hingga para karyawan Iyan dibuat heran karena tidak biasanya sang bos seperti itu.
Iyan meraih foto di atas meja yang selalu dia sentuh setiap pagi hati. Foto mendiang sang ayah yang tengah tersenyum bahagia.
"Sebentar lagi Ayah akan nambah cucu." Senyum bahagia tampak sekali. Namun, ada air mata yang tertahan di sana.
"Kadang, Iyan iri kepada Kak Echa dan Kak Riana. Mereka berdua Ayah temani hingga mereka menikah, dan punya anak. Sedangkan, Iyan? Malah Ayah tinggal pergi sebelum Iyan menikah. Sedih banget loh, Yah."
Suara Iyan bergetar ketika mengatakan hal itu. Anak bungsu yang hanya mendapatkan kasih sayang dari sang ayah ternyata sangat merindukan ayahnya dalam diam. Sampai tiba saatnya kerinduannya dia ungkapkan di depan figura sang ayah.
"Hidup Iyan terasa berbeda setelah Ayah pergi. Ada bagian yang kosong yang tak bisa siapapun isi dan itu hanya milik Ayah."
Iyan menunduk dalam dan air matanya pun berlinang. Dia menyampaikan kabar bahagia di tengah rasa rindu yang menggebu yang tak bisa dia ungkapkan dengan apapun. Iyan ingin memberitahukan kabar bahagia langsung kepada orang yang bersangkutan. Sayangnya, sang ayah sudah pergi dan tak akan pernah bisa kembali.
"Maaf, Ayah. Iyan cengeng."
Iyan mencoba tersenyum dan mengusap lembut wajahnya yang basah. Sungguh dia menjelma menjadi manusia cengeng sekarang. Wajar saja, Iyan hanya ingin membagikan kebahagiannya dengan nyata. Bukan hanya memandang foto sang ayah saja.
Iyan mencoba untuk bekerja, di tengah kesibukannya dia tak pernah lupa menghubungi Beeya. Istrinya malah sedang asyik menonton drama Korea.
"Udah ya, Ay. Aku lagi asyik nonton cowok ganteng ini. Aku pengen anak kita kata mereka kegantengannya."
Iyan malah tertawa mendengarnya. Apalagi mulut Beeya yang tak henti mengunyah buah dan juga cemilan yang lain.
"Kalau perlu apa-apa bilang ya sama aku." Beeya hanya mengangguk.
Iyan menghela napas lega ketika melihat istrinya yang baik-baik saja. Namun, sekarang dia tengah memikirkan untuk memberitahukan kabar bahagia ini kepada keluarga mereka.
"Harus diobrolkan dulu," ucapnya dengan begitu pelan.
Baru saja dia hendak meneruskan pekerjaannya, pintu ruangannya terbuka dan keponakannya sudah menutup pintu dengan cukup keras.
"Pecat tuh sekretaris Om." Remaja perempuan itu merajuk dan itu membuat Iyan tertawa. Tak lama, pintu terbuka dan sekretarisnya meminta maaf kepada Iyan.
"Jangan pernah larang lima keponakan saya untuk masuk ke ruangan saya." Aleesa menjulurkan lidahnya ke arah sekretaris, dan sekretaris itupun mengangguk mengerti.
Iyan menggelengkan kepala dan kini menghampiri Aleesa yang sudah duduk di sofa.
"Kamu gak ingkari janji 'kan?" Aleesa menggeleng. Namun, setelah itu Aleesa memeluk erat tubuh Iyan.
"Kenapa?"
"Sasa takut, Om. Awan hitam itu ada lagi. Sasa takut."
Iyan mengusap lembut punggung Aleesa. Keponakannya itu hanya akan bercerita kepadanya perihal hal seperti ini.
"Gak selamanya awan hitam menurunkan hujan 'kan. Ada beberapa awan hitam yang kamu lihat tidak menurunkan hujan."
Aleesa mengendurkan pelukannya. Dia menatap ke arah sang paman dengan wajah sedih.
"Belajar menyikapi hal tersebut dengan dugaan baik, ya." Iyan mencoba untuk menasihati sang keponakan. Aleesa pun mengangguk.
"Ponakan pintar!" Aleesa pun kembali memeluk tubuh Iyan.
"Anak Om baru jadi cebong aja udah berani ngerungin Sasa. Gimana kalau udah brojol." Iyan malah tertawa.
"Kamu senang gak mau punya sepupu baru?" Aleesa mengangguk.
"Bubu yang sangat menantikan anak Om. Bubu rindu suara anak kecil. Kan sepupu-sepupu Sasa udah jadi sepupu gak laknat semua. Kayaknya ini juga calon sepupu laknat." Iyan semakin tertawa.
.
Di samping pusara yang ditumbuhi rerumputan hijau nan subur, seseorang berdiri di sana dengan menggunakan kacamata hitam. Tangannya memegang amplop putih. Dia tidak berkata apapun. Dia hanya meletakkan dua tangkai bunga mawar putih di sana. Dia yang ditemani petugas mulai meninggalkan pusara tersebut.
"Saya memilih tempat tepat di samping pusara tadi. Berapapun akan saya bayar."
...***To Be Continue***...
Komen dong ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sri Lestari
Papa Arya kah
2023-09-04
0
Ice 896
om arya sakit ap
2023-06-05
0
Ltfh
lanjuttt
2023-05-30
0