Setiap hari yang Vany dan Luke lakukan hanyalah berlatih dan terus berlatih untuk mempersiapkan diri memasuki Academy.
Vany dan Luke terus berkembang setiap harinya, semua itu berkat pelatihan dari Marka dan beberapa alat aneh yang Vany ciptakan.
•
Akhirnya setelah sekian lama berlatih, hari yang dinanti pun tiba. Vany sedang berpamitan kepada paman dan beberapa orang yang ia kenal di istana.
Sayang sekali Alexa tidak berada disana karena, yah, kalian tau sendiri dia masih sibuk dengan pelatihan nya dengan guru agung kerajaan Morsue.
"Paman tidak ingin memelukku?" tanya Vany pada Marka yang sejak tadi hanya diam memperhatikan Vany yang berpamitan dengan Yoongi dan tetua lainnya.
Raja muda itu tentu saja sangat ingin memeluk keponakan bungsunya, namun ia gengsi.
Vany terkekeh ketika Marka malah membuang mukanya, pamannya ini benar-benar tidak berubah, tetap saja stundere seperti biasa.
"Baiklah jika memang paman tidak ingin memelukku, aku akan pergi sekarang. Ayo, Olla."
Vany berbalik dan itu membuat Marka seketika gelisah.
"Peluk paman."
Vany tersenyum ketika mendengar suara sang paman yang sudah membuka tangan nya lebar seperti magnet yang ingin menarik tubuh Vany mendekat.
Omega cantik itu tentu tidak membuang-buang kesempatan, ia segera memeluk sang paman dengan erat, dan dibalas tak kalah erat oleh sang empunya.
"Paman akan sangat merindukanmu hiks...huwa, keponakan kecilku sudah besar!" Entah kemana perginya wibawa dan gengsi besar seorang Marka Morsue. Ia tak peduli, sekarang yang ia rasakan hanya ingin menangis dan memeluk keponakan nya hingga puas karena setelah ini mereka tidak akan bisa bertemu selama beberapa tahun kedepan.
Vany mengusap punggung sang paman pelan. "Vany juga akan sangat merindukan paman jomblonya ini."
"Ck, kamu ini, sudah sekali mengejek paman," ucap Marka yang masih menangis.
Vany yange mendengarnya hanya terkekeh pelan.
Setelah puas berpamitan, kreta yang kini membawa Vany dan Olla pun mulai melangkah pergi meninggalkan area istana.
Seharusnya Marka ikut dengan Vany dan mengantarkan keponakannya itu ke Academy, namun Vany menolak dengan alasan untuk menyembunyikan identitasnya dari dunia luar.
Jadi, kini yang bisa Marka lakukan hanya menatap sedih kereta yang mulai menghilang di balik pagar emas kerajaan Morsue.
"Yang mulia, anda cengeng sekali. Lihatlah mata anda yang bengkak itu, para pelayan pasti akan mengira jika anda baru saja kena tinju seseorang," ejek Yoongi membuat Marka mendelik tajam.
"Aku tidak cengeng," bantahnya dingin lalu pergi dari sana.
Yoongi bersama beberapa temannya yang lain hanya bisa terkekeh melihat Marka yang kesal. Suatu hal yang langka jika mereka bisa membuat Marka kesal seperti ini.
•
•
•
Vany segera turun dari kereta sederhananya setelah mereka sampai di depan gerbang Academy.
Omega cantik itu menyadari jika beberapa pasang mata, kini tengah memperhatikan nya. Beberapa dari itu adalah tatapan merendahkan dan jijik.
"Kenapa ada orang miskin seperti ini di area Academy utama? Apakah dia salah alamat?" bisik salah seorang omega dengan pakaian mewah, jauh beda dengan Vany hanya memakai pakaian sederhana, namun dengan harga selangit karena kain yang digunakan bukanlah kain sembarangan.
Oh, sedikit penjelasan tentang Academy Werewolf ini. Academy ini terbagi menjadi Academy utama dan Academy bagian.
Di Academy utama hanya di isi oleh orang-orang bangsawan dan pelayan nya saja, sedangkan Academy bagian diisi oleh rakyat biasa.
Dalam setiap Academy ada tiga kelas yang berbeda, sesuai dengan jenis mereka yakni Alpha, Beta dan Omega.
Kelas juga di bagi lagi menjadi kelas angkatan, seperti sekolah di dunia Vany dahulu.
"Vany!!"
Omega itu menoleh saat merasa jika namanya baru saja di sebut.
Grep...
Orang itu adalah Luke, yang sekarang sudah merangkul bahu Vany dengan akrab.
Beberapa omega dan Beta yang sejak tadi memperhatikan Vany pun terkejut. Mereka tentu mengenal siapa yang baru saja memanggil nama dan merangkul Vany.
"Ternyata orang miskin itu mengenal pangeran Luke? Apakah mereka berteman? Sepertinya dia bukan orang dari keluarga biasa," komentar seorang Beta yang di angguki oleh beberapa orang lainnya.
Vany yang semakin menjadi pusat perhatian pun mendengus malas.
"Aku ingin menyembunyikan identitasku, kau tau kan?" bisik Vany geram.
"Ya, lalu?" Satu alis Luke terangkat, ia tak paham dengan apa yang Vany maksud.
Lagi-lagi omega itu mendengus, ia melepaskan rangkulan Luke dengan kesal. "Ck, goblok nya gak ada obat, bener deh."
Kepala Luke miring, ia sudah lama kenal dengan Vany dan juga sudah sering mendengar kata-kata aneh yang keluar dari mulut gadis itu yang sama sekali tidak ia pahami apa artinya. "Apa itu goblok? Apakah itu adalah sebuah penyakit?"
Oh tuhan, rasanya Vany ingin sekali mencekik Luke saat ini juga.
"Ck, udahlah, gak penting juga. Sekarang mending kita masuk, tuh gerbangnya udah di buka," tunjuk Vany dengan dagunya.
Luke mengangguk, ia kembali merangkul Vany lalu keduanya berjalan masuk bersama, tidak memperdulikan beberapa werewolf yang memperhatikan mereka dengan tanda tanya besar di atas kepala mereka.
•
•
•
"Sebelum kalian resmi menjadi murid di Academy, kalian akan melewati beberapa ujian terlebih dahulu."
"Kalian di bolehkan untuk membuat kelompok yang terdiri dari 3 orang, dan anggotanya bebas, boleh alpha, Beta dan Omega," instruksi dari sang wakil Academy.
"Silahkan berkumpul dengan kelompok kalian masing-masing."
Semua werewolf langsung berpencar untuk membuat kelompok, kecuali dua orang yang sejak tadi hanya diam.
Ya, tentu saja mereka adalah Vany, dan Luke yang sejak tadi merangkul bahunya dengan erat.
"Mau nyari satu orang lagi dimana nih?" tanya Luke, melihat ke sekeliling.
Vany memutar bola matanya malas. Cari dimana katanya? Apakah mata Alpha itu sudah buta hingga tidak melihat deretan Omega, Beta dan Alpha yang sudah menunggu untuk masuk ke dalam kelompoknya?
"Yang mana saja, tapi aku tidak akan menerima satu Alpha bodoh sepertimu lagi," ucap Vany malas. Sudah cukup ia memiliki teman yang bodoh seperti Luke, ia tidak akan menerima satu lagi yang seperti laki-laki itu.
"Em... bagaimana dengan gadis itu? Dia terlihat pintar dengan kacamata tebalnya."
Dasar Luke bodoh, apakah kacamata itu menentukan pintar dan bodohnya seseorang?!
Namun Vany tetap mengangguk setuju, biarlah, toh sepertinya omega berkacamata itu tak buru juga. Daripada deretan wanita munafik di belakangnya.
"Hai cantik, mau gabung ke kelompok kita gak?" Luke mengedipkan matanya sok ganteng.
Emang dasar buaya.
Yang di panggil malah menoleh ke kanan dan ke kiri, seolah memastikan jika yang baru saja di panggil oleh Luke dengan kata 'cantik' benar adalah dirinya.
"Kenapa menoleh kesana-kemari? Aku memanggilmu."
"A_aku?" tunjuknya pada dirinya sendiri.
"Iya cantik."
Bruk...
"EH, KOK MALAH PINGSAN?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
faquuu Fidinn
Luke terlalu tampan wkwkwk
2023-06-19
1