Luke tidak tau apa yang ingin Vany lakukan dengan racun berbahaya itu, namun ia cukup percaya dengan teman barunya itu bahwa Vany tidak akan melakukan apapun yang terlarang atau hal berbahaya yang lainnya.
"Pangeran Like? Apa yang tengah Anda lakukan di ruangan saya?" Suara seorang wanita paruh baya mengagetkan Luke.
Rasanya laki-laki itu seperti tengah ketangkap bahas tengah melakukan pencurian di dalam istananya sendiri.
Berdeham pelan, Luke pun berbalik dengan tubuh tegap dan tatapan datar seperti biasa. "Saya datang untuk mengambilkan supresen milik Kakak kedua, tapi kenapa saya tidak menemukannya di meja obat milikmu, tabib?"
"Ah, supresen untuk putri kedua memang tidak ada di meja ini. Biar saya ambilkan." Wanita paru baya berstatus Beta itu melangkah menuju sebuah lemari kecil yang ada di pojok ruangan, ia mengambil buntalan kain yang Luke yakini pasti adalah supresen untuk kakaknya.
Wanita itu segera memberikan buntelan kain yang ia ambil tadi lalu ia berikan kepada Luke. "Dosis supresen ini sedikit lebih tinggi dari yang biasanya, mohon pangeran untuk mengatakannya kepada putri kedua."
Luke mengangguk paham lalu menerima buntelan kain itu. "Karena urusan saya di sini sudah selesai, saya mohon undur diri tabib."
Luke memberikan salam kepada sang tabib lalu keluar dari kamar luas yang dipenuhi oleh ramuan dan semacamnya itu.
Setelah keluar dari tempat itu, Luke akhirnya bisa bernafas dengan lega. Untung saja kakak keduanya memintanya untuk mengambil supresen, jika tidak, mungkin Luke akan ketahuan.
Sebenarnya, racun yang Vany minta untuk Luke bawa itu adalah salah satu benda berharga kerajaan Xlyn. Tidak ada seorang pun yang boleh mengambil benda itu sesuka hati, bahkan untuk para pangeran dan putri kerajaan itu sendiri.
"Untung saja aku cepat mengambil benda ini. Tadi itu benar-benar menyeramkan."
•
•
•
Vany sangat senang karena Luke berhasil membawa apa yang ia minta kemarin, padahal ia tau benar jika mengambil benda itu tanpa izin adalah sebuah kejahatan, bahkan untuk pangeran seperti Luke. Namun, Laki-laki itu tetap membawakannya untuk Vany.
"Kamu benar-benar bisa di percaya, sepertinya tidak salah bagiku untuk menjadikanmu teman satu-satunya yang aku miliki didunia ini." Vany terlampau senang sampai tidak sadar dengan apa yang baru saja ia katakan.
"Tentu saja, aku memang bisa di percaya," ucap Luke bangga dengan dirinya sendiri, sebelum tiba-tiba otak kecilnya menyadari sesuatu. "Tapi, apa katamu tadi? Dunia ini? Kamu memiliki teman didunia lain?"
S*al, Vany merutuki dirinya sendiri didalam hati.
"Tidak, tapikan kamu memang temanku satu-satunya di dunia ini." Untungnya Vany adalah orang yang paling pintar ngeles di seluruh jagat raya.
Lagipula Luke tuh anaknya rada-rada begi, jadi dia mah percaya aja sama yang di ucapin Vany.
"Ngomong-ngomong, racunnya mau kamu apain?" Sungguh, Luke tuh anaknya mudah penasaran.
"Nanti juga lo tau sendiri."
"Lo? Siapa itu lo?" Dahi Luke berkerut.
Vany menepuk jidatnya lelah. "Lo itu pasangannya gue, paham?"
"Dewa takdir itu punya pasangan? Lalu '𝘨𝘶𝘦' itu ceweknya atau cowoknya? Soalnya '𝑙𝑜' itu kedengaran lebih jantan."
"WHATEVER!!" Teriak Vany kesal yang malah membuat Luke semakin kebingungan.
"𝘞𝘩𝘢𝘵𝘦𝘷𝘦𝘳 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪? 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘓𝘰 𝘥𝘢𝘯 𝘎𝘶𝘦?" Batinnya kebingungan.
•
•
•
Vany dan Luke kembali menjalani latihan. Kali ini, mereka di latih untuk bisa menahan emosi dan kekuatan mereka di saat-saat genting.
Kedua werewolf berbeda jenis itu di masukkan kedalam sebuah ruangan yang berbeda dimana di dalam ruangan itu ada seorang ahli yang akan berusaha membuat mereka emosi dan mereka harus bisa menahan emosi mereka itu atau mereka akan mendapatkan hukuman.
Di tempatnya, Luke sudah berhadapan dengan seorang alpha dewasa yang sudah menatapnya nyalang bahkan saat ia baru saja masuk.
"Tatapanmu sinis sekali, apakah kita pernah bersinggungan sebelumnya?" Sebenarnya Luke mengatakan itu hanya untuk membuat suasana yang tegang itu menjadi lebih cair saja.
"Ck, hanya seorang anak yang tak dianggap orang tuanya saja, apakah aku harus menyambutmu seperti seorang raja?" Nada bicara pria itu terdengar sangat sinis dan tajam.
Luke sama sekali tak tersinggung dengan ucapannya, karena ia pun sudah terbiasa dengan hinaan seperti itu.
"Kau tau pangeran, ayahmu tidak pernah menganggap kehadiranmu itu bukan karena kamu lemah. Tapi karena kamu bukanlah anaknya dan ratu." Oke, kali ini Luke sedikit tersinggung.
"Apa maksud ucapan mu?!"
Pria itu menyunggingkan senyum miring. "Anda hanyalah anak yang diadopsi karena sebuah ramalan bahwa anda suatu hari nanti akan menjadi seseorang yang berjasa untuk mengembalikan kedudukan bangsa kita ke tempat semula."
Kening Luke berkerut, apakah yang alpha itu ucapkan adalah benar? Atau hanya skenario pelatihan untuk menguji emosinya?
Tapi apapun itu, ia tidak akan percaya sebelum kedua orang tuanya sendirilah yang memberitahunya.
Alpha dihadapan nya ini hanyalah orang asing, Luke tidak bisa mempercayai orang asing semudah itu, apalagi ia telah membawa nama kedua orang tuanya.
•
Di ruangan yang berbeda, Vany terlihat sudah akan meledakkan api kemarahan jika wanita didepan nya masih terus melanjutkan ucapannya itu.
"Dasar anak terkutuk. Baru lahir saja sudah membunuh begitu banyak orang. Kelahiranmu di dunia ini hanyalah sebuah kes*alan yang membuat kami kehilangan raja dan ratu kami!" Wanita itu terus saja berbicara tanpa memberikan waktu bagi Vany untuk bernafas.
"Aku yakin, di dalam hati yang mulia raja dan para putri pasti kamu adalah sebuah kes*alan yang ingin segera mereka singkirkan!!"
"Raja dan ratu kami juga pasti telah mengutukmu dari atas saja!!" Lanjut wanita itu dengan menggebu-gebu seolah ia sangat menikmati apa yang tengah ia lakukan.
"Ck, omega lemah ini sudah emosi. Tapi bagus, dia akan mendapatkan hukuman sedangkan aku akan mendapatkan uang, hahaha"
Kedua tangan Vany sudah terkepal dengan sangat kuat di sebelah tubuhnya. Tatapan gadis itu mulai menggelap.
Wanita berstatus Beta di hadapannya itu mulai merinding ketika merasakan aura Vany yang tidak main-main. Namun ia menyangkal nya dan meyakini jika dirinya hanya kedinginan saja.
"O_omega le_lemah seperti pasti a_akan_"
"Kenapa suara mu terdengar gugup sekali? Apakah berhadapan dengan omega lemah sepertiku bisa membuat seorang Beta dewasa sepertimu merasa gugup?" Samar-samar wanita itu bisa melihat seringaian dari bibir Vany.
"Cih, tentu saja tidak. Aku adalah Beta, mana mungkin takut dengan omega lemah sepertimu."
"Bagus jika begitu." Vany mengangkat kepala nya dengan seringaian lebar dan gigi taring yang entah sejak kapan sudah keluar.
KRAK...
"AKHHHH..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
N°v-_-
astaga dragon🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-11
2
LIO
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-11
3