Krak...
Tanpa aba-aba, Vany langsung mematahkan tangan Beta perempuan yang sejak tadi terus berbicara dan memancing emosinya.
Perlu kalian ketahui, Vany itu sangat sensitif mengenai sesuatu yang bersangkutan dengan keluarganya.
"AKH! APA YANG KAU LAKUKAN?! APAKAH KAMU INGIN DI HUKUM?!" Wanita itu berteriak marah tanpa sadar.
"Berani sekali pelayan sepertimu meninggikan suara di hadapanku, sudah tak sayang nyawa huh?" Vany memandang wanita itu datar dengan mata kelamnya yang menyorot tajam.
Seketika tubuh wanita itu bergetar hebat merasakan aura Vany yang sangat mencekam.
"A_apa ini? Bagaimana bisa seorang omega memiliki kekuatan sebesar ini?"
Vany menyeringai, wajah cantik itu terlihat sangat menyeramkan.
BRUAK...BUAGH...
Tubuh wanita itu terpental hingga merobohkan tembok kokoh di belakangnya, padahal Vany tidak melakukan apapun selain menghentakkan kakinya dengan keras ke atas kramik mewah dibawah kakinya.
Beberapa orang penjaga dan juga Marka yang tengah menunggu di luar dibuat terkejut dengan kejadian yang begitu tiba-tiba itu.
"To_tolong...ya_yang mulia..." Tangan wanita berstatus Beta itu terulur, berusaha untuk menggapai kaki Marka yang berdiri tak begitu jauh darinya.
Selang tak lama setelah itu, Vany keluar dari ruangan dengan aura yang masih sangat menakutkan.
Dahi Mark berkerut dalam. Vany terlihat sangat marah, Marka yakin, pasti Beta itu telah mengatakan sesuatu yang sangat keterlaluan hingga membuat Vany semarah ini.
"Van_" Yoongi menghentikan Marka yang hendak menghampiri sang keponakan.
"Yang mulia, sebaiknya anda membiarkan saja dulu apa yang putri ke-tiga ingin lakukan. Dia terlihat sangat marah, sepertinya Beta itu telah mengatakan sesuatu yang benar-benar telah menyinggung putri ke-tiga."
Marka mengangguk, ia mengerti jika Vany saat ini tengah marah besar, tapi jika keponakannya itu kelepasan, bukankah ia bisa menghancurkan seluruh kerajaan dalam hitungan detik?
"Tapi tetua Yoongi..." Marka menggantungkan kalimatnya, ia menatap Yoongi yang saat ini tengah mengusap bahunya.
"Percayalah kepada keponakan tercintamu itu, dia pasti bisa mengontrol diri dengan baik."
Pada akhirnya, Marka hanya menurut dan menonton apa yang dilakukan Vany dari jarak yang tak terlalu jauh.
Ia bisa melihat dengan jelas bagaimana urat-urat kemarahan dan tatapan penuh benci yang dilayangkan Vany pada Beta itu.
Sras...Wus...
Api yang sangat besar tiba-tiba membakar tubuh Beta itu.
Sontak semua orang yang ada disana segera mundur menjauhi gelora api yang menyala-nyala seolah siap membakar siapa saja yang melihatnya.
Disaat semua orang menjauh, Vany malah melangkah dengan santainya memasuki kobaran api itu dengan pedang kesayangan yang sudah bertengger manis di tangan mulus sang omega.
"VANY!!" Teriak Marka khawatir ketika tubuh Vany sudah sepenuhnya masuk ke dalam kobaran api itu.
Para prajurit yang ada disana hanya bisa terdiam, mereka sama sekali tidak bisa untuk tidak shock dengan kejadian yang baru saja mereka lihat.
Sedangkan itu, di dalam kobaran api itu, Vany terlihat bersenang-senang dengan pedangnya. Ia menggerakkan pedangnya, menyayat tubuh sang Beta dengan ganas dan beringas.
"Sebenarnya aku ingin melakukan ini setelah pedangku di modif. Namun, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memotong-motong tubuhmu sekarang juga." Vany tertawa jahat, seperti seorang iblis.
Beta itu sungguh tidak bisa menahannya lagi, tubuhnya terasa sakit, perih dan panas diwaktu yang bersamaan.
"Hah...Hah...Hah..." Tiga hembusan nafas terakhir dan Beta itu memejamkan mata untuk selamanya.
Vany yang merasa tidak puas lantas berdecak malas. "Ck, lemah sekali padahal aku baru melakukan pemanasan."
Vany menyimpan kembali pedangnya, dan seketika itu juga ia keluar dari lingkaran api itu, membiarkan apinya membakar mayat sang Beta menjadi abu.
"VANY!!"
GREP...
Baru saja Vany keluar dari api, dan dirinya langsung di sambut oleh pelukan hangat dari sang paman tercinta.
"Kamu tidak apa-apa? Apakah kamu terluka?" Vany menggeleng, entah kenapa tubuhnya tiba-tiba terasa lemas, mungkin itu karena terlalu banyak mengeluarkan emosi yang membuat tenaganya terserap.
Marka terkejut ketika ia merasakan tubuh Vany melemas, dan ternyata omega itu tak sadarkan diri. Untung saja Marka sigap menahan tubuh Vany.
"Aku akan membawa Vany ke tabib, tolong tetua mengurus mereka," ucap Marka, setelahnya ia langsung menggendong tubuh Vany dan membawanya pergi.
Yoongi membungkuk sebentar sebelum sang Raja pergi. Setelahnya, ia pun berbalik menghadap para penjaga yang ada disana.
"Tatap mataku." Tiba-tiba tubuh mereka semua menjadi kaku.
"Lupakan semuanya, anggaplah jika tidak terjadi apapun hari ini." Para penjaga itu mengangguk kaku, seperti orang yang terkena hipnotis.
BRUAK...
Yoongi segera menoleh ketika mendengar suara dari arah ruangan yang di masuki Luke.
"Mereka ini, apakah berniat membuat kerajaan gulung tikar?"
•
•
•
Sudah dua jam lebih Vany belum sadarkan diri padahal tabib bilang jika Vany tidak apa-apa, gadis itu hanya kelelahan saja.
Luke dan Marka masih setia menemani Vany, menanti omega itu untuk tersadar.
Alexa tidak ada disana, alpha perempuan itu masih sibuk dan Marka memang sengaja tidak memberitahu Alexa tentang kejadian ini lantaran tak ingin membuat konsentrasi gadis itu terganggu.
"Kamu baik-baik saja?" Marka melirik Luke sebentar lalu kembali menatap Vany.
Yang ditanya pun hanya mengangguk tanpa melirik sang penanya sedikitpun, ia hanya fokus menatap sang sahabat yang masih belum sadarkan diri.
"Saya baik-baik saja yang mulia," perjelas nya karena tau jika Marka tidak melihatnya.
Setelahnya, kedua alpha itu hanya diam, tatapan keduanya masih tertuju ke arah Vany.
Sejujurnya Luke masih bingung, ia tidak tau apa penyebab yang membuat Vany seperti ini. Ia sudah berulangkali menanyakannya kepada Marka namun raja muda itu malah memberikan nya alasan yang tidak masuk akal.
"Eumh..." Dahi Vany mengerut, Luke dan Marka yang melihat itu pun langsung bergerak menggenggam kedua tangan Vany.
"Vany?" Omega cantik itu membuka matanya dengan perlahan, ia memandang paman dan sahabatnya bergantian.
"Gu_aku kenapa bisa disini?" Vany segera meralat ucapannya yang hampir menyebut dirinya dengan sebutan 'gue'.
"Kamu tadi pingsan. Apakah kamu masih merasa lemas? Paman akan panggilkan tabib."
Vany menggeleng, ia memang merasa sedikit lemas, namun tidak selemas tadi. "Aku baik-baik saja paman."
"Luke, bisa tinggalkan kami sebentar? Aku ingin berbicara dengan pamanku sebentar setelah itu aku ingin berbicara denganmu."
Luke sempat menekuk alisnya tak suka, namun setelahnya ia langsung mengangguk dan beranjak keluar dari sana.
"Kenapa me_"
GREP...
Marka terkejut ketika Vany tiba-tiba memeluk dirinya dengan erat. "Hei, ada apa?"
Vany hanya diam, perkataan Beta itu masih mengganggu hati dan pikirannya membuat omega itu tidak tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
faquuu Fidinn
Semangat cantik
2023-06-19
1