Raja Mesum Vs Raja Perabot

Adifa memutar bola mata malas, lebih baik mengalah saja, pikir gadis cantik itu. "Ayo, Mas! Nanti keburu kesiangan," desak Adifa.

"Kesiangan? Makan bakso doang ada acara kesiangan?" Dahi Raja membentuk lipatan-lipatan halus.

"Hm," jawab Adifa singkat.

"Dek jangan pelit bicara kalau sama Mas. Mas orangnya baperan loh," ucap pria itu mengikuti langkah sang istri yang berjalan ke depan cermin.

"Siapa?" tanya Adifa, gadis itu membalik badannya menjadi menghadap Raja. Langkah mereka berdua terhenti.

"Ya, Mas lah, Dek."

"Yang nanyak, weleee." Adifa menjulurkan lidahnya.

Gadis yang memiliki tinggi 158 cm itu kembali melanjutkan langkahnya. Adifa memoleskan lip tint ke bibirnya.

"Hapus, Dek!" sergah Raja cepat.

Sifat posesif Raja mencuat keluar. Ia menarik tisu yang berada di atas meja rias dan menghapus lip tint yang Adifa pakai dengan menggunakan tisu yang ada ditangannya.

"Mas! Apaan sih!" protes Adifa dengan wajah kesal.

"Polosan begini udah cantik, Dek. Kalau mau pakai itu nanti malam saja ketika di kamar." Raja mencampakkan tisu bekas mengelap bibir istrinya ke sembarang tempat.

Cup!

"Nah, rasanya kalau begini lebih enak." Pria itu mendaratkan bibir tebalnya ke benda kenyal milik sang istri.

Adifa sudah ingin marah saja rasanya. Raja selalu saja bertindak sesuka hati. Pria yang tidak merasa berdosa itu langsung menarik lengan istrinya.

"Mas, Difa bisa jalan sendiri. Tidak usah digandeng begini," ucap Adifa berusaha melepas rangkulan sang suami.

"Truk aja gandengan, masa kita tidak, Dek."

"Hah, bodo amatlah." Adifa yang pasrah hanya bisa menghela napas panjang sembari membiarkan tangannya digandeng oleh Raja sepanjang perjalanan menuju basement apartemen.

Saat mereka tiba di tempat kendaraan Raja berada, Adifa langsung dibuat tercengang dengan apa yang dinaiki oleh suaminya.

"N-naik ini?" tanya Adifa memastikan.

"Iya, Dek. Keren kan? Ayo naik! Kamu perempuan kedua yang pernah naik ini," ujar Raja.

Adifa yang mendengar hal itu berpikir jika perempuan pertama yang menaiki moge Raja adalah ibu sang suami.

"Dek, ayo sini!" panggil Raja.

Melihat Adifa yang melamun dan tidak menyahutinya, membuat Raja harus turun tangan. Ia turun dari Ducati Panigale V4 Superleggera milikinya. Adifa tidak menyadari jika sang suami menghampiri dirinya.

Hap!

"Mas!" pekik Adifa kaget saat tubuhnya diangkat oleh Raja secara tiba-tiba.

Raja mengangkat tubuh Adifa layaknya karung beras, bukan Raja namanya jika tidak melakukan hal m€sum. Ia dengan santai menjawil bongkahan padat milik istrinya hingga Adifa yang diperlakukan seperti itu langsung mendelik.

"MAS!" protes Adifa yang merasa dilec€hkan.

Pria itu mendudukkan sang istri di atas motor miliknya. Tanpa mendengarkan protes dari Adifa, Raja memasangkan helm ke kepala istrinya. "Biar aman," ucap pria itu sebelum ikut naik ke atas moge-nya.

Raja menyalakan kendaraan yang ia naiki, baru saja ingin melaju. Namun, hal itu terhenti karena suara Adifa. "Mas, pakai helm juga biar aman,"ucap gadis itu dengan suara mengecil diakhir.

Bibir Raja melengkung senang, sebuah senyum yang teduh. Bukan senyum nakal yang biasa pria itu keluarkan. Sayangnya Adifa tidak melihat gores indah milik Raja.

"Hehe lupa." Raja menganakan helm-nya.

Pria berwajah tampan itu menarik tangan Adifa dan melingkarkan tangan itu di pinggangnya.

"Pegangan yang kuat, Dek. Oh iya, mau ke tukang bakso mana?" tanya Raja menoleh ke belakang.

"Ke tempat warung bakso Difa, Mas. 20 menit dari rumah Difa," ucap gadis itu dengan santai.

"WHAT!!! 20 menit dari rumahmu, Dek. Dari sini berapa jam tuh?!"

"Ya sudah kalau tidak mau," dengus Adifa yang mengambil ancang-ancang turun dari motor Raja, ia bertingkah seperti wanita yang tengah mengambek.

"Iya, iya. Jangan begitu dong, Dek. Tapi pijitin Mas ya kalau udah pulang." Raja menahan lengan sang istri.

Adifa mendengus kesal. Namun, walau begitu ia tetap setuju karena sudah tidak sabar ingin menemui sahabatnya. Dalam hati gadis itu merutuki sang suami yang banyak maunya.

"Asik!" teriak Raja dalam hati merasa senang, ia jadi tidak sabar ingin cepat-cepat pulang.

Pria itu melajukan motor mewahnya dengan kecepatan sedang. Ia tersenyum senang sepanjang perjalanan karena sang istri memeluknya dengan erat.

Di sisi lain, Adifa mengumpat dalam hati. "Benar-benar suami mesum! Ini juga motor apaan sih, masa dudukku jadi nungging begini!"

Setelah menempuh waktu beberapa jam, mereka mulai memasuki kawasan perkampungan. Adifa merasa risih saat melewati jalan yang tidak beraspal. Biasanya gadis itu merasa biasa saja saat melawati jalan ini. Akan tetapi berbeda untuk sekarang karena posisi dadanya yang menempel dengan punggung sang suami. Dan terjadilah getaran-getaran yang membuat Raja tersenyum senang. "Rezeki pria baik," batinnya.

"Mas itu di sebelah kanan!" Adifa menunjuk ke arah sebuah warung bakso yang di sebelah yang terdapat toko perabotan.

Raja yang sedang dalam keadaan bahagia dengan semangat mengikuti arahan istrinya. Pria itu bagai handphone yang diisi daya-nya saat berhimpitan dengan Adifa.

"Oke, kita sampai." Raja berhenti tepat di warung bakso yang masih sepi pembeli.

"Rosa!" teriak Adifa kegirangan melihat sahabatnya yang tengah duduk menunggu pembeli datang.

Raja sampai menutup kedua telinga karena sang istri berteriak tepat di telinganya. Adifa yang seakan lupa dengan Raja, ia turun dari motor dan menghampiri Rosa.

"Difa kamu kemana aja? Kata warga kampung kamu sudah nikah? Kak Putra nyariin kamu. Pasti bentar lagi Kak Putra keluar tuh dari tokonya." Kedua sahabat itu berbincang tanpa menyadari ada sosok pria yang sudah memasang wajah siaga.

"Siapa Putra?" tanya Raja yang sudah berada di belakang istrinya. Ia seakan tidak asing dengan nama yang disebutkan oleh gadis di depan Adifa.

"Eh ini siapa, Dif?" Rosa melirik ke arah Raja dan juga sahabatnya.

"Suamiku," jawab Adifa dengan lesu.

"Wah ganteng ya suamimu, halo Kak nama saya Rosa. Sahabat Adifa sekaligus pekerja di warung bakso milik Difa." Rosa memperkenalkan dirinya tanpa berjabat tangan.

"Ya, saya Raja. Suami Adifa," balas Raja singkat.

Kepala Adifa menoleh ke arah sang suami yang terlihat berbeda dari yang ia lihat ketika berdua bersamanya.

"Siapa Putra?" tanya pria itu lagi.

"Kak Putra itu adal—"

"Adifa!" panggil seorang pria yang berada di belakang Raja.

"Nah itu dia orangnya," kata Rosa dengan tersenyum.

Spontan Adifa dan Raja membalik badan. "Kak Putra," lirih Adifa melihat kehadiran pria yang ia kagumi.

Raja melirik ke arah Adifa saat mulut gadis itu mengucapkan nama pria lain, hatinya terasa panas karena terbakar oleh api cemburu. Ia bisa melihat tatapan teduh sang istri saat melihat kedatangan Putra.

"Tidak bisa dibiarkan, sepertinya Dek Difa ada rasa suka sama pria ini. Pokoknya aku harus segera memiliki Adifa, kalau bisa sampai hamil sekalian!" ucap Raja bermonolog.

`

`

`

Wah saingan Raja datang neh, Babang Raja hatimu aman kah?

Raja : Thor bantuin si Bro biar bisa masuk ke rumahnya Difa dong.

Othor : Loh kok othor? Othor gak tau apa-apa.

Raja : Ah Othor mah pura-pura gak tahu. Ini semua karena Othor! Aku gagal terus mau hahuha sama Dek Difa.

Othor terus yang disalahin, kabur ah🙈 maaf ya babang Raja. Sini othor bisikin cara biar Difa cepat luluh.

Raja : Suek lu thor😪

Othor : Lah?😂🙊🚼

Terpopuler

Comments

Kicria Mutya

Kicria Mutya

Kamu yang Baperan kok orang lain yang harus sibuk? aneh

2023-11-29

1

Pancaranⁱⁿᵈᵃʰ ♭⌰ℼℊ⍺Gesfa

Pancaranⁱⁿᵈᵃʰ ♭⌰ℼℊ⍺Gesfa

Bagus mending singkat aja ngedehem dari pas banyak omong, yang ada ya... Gak enak

2023-11-29

1

☘❄Butiranʰᵘʲᵃⁿ↯⍺ℓⅉ⌰Ersa⛄

☘❄Butiranʰᵘʲᵃⁿ↯⍺ℓⅉ⌰Ersa⛄

Iya kalah lawannya keras percuma ngomong banyak gak akan di gubris

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!