Adifa yang kini duduk di sofa menggigiti kuku jarinya. Ia masih teringiang-ngiang akan bentuk dari benda yang baru pertama kali ia lihat.
Gadis itu meraba bibirnya yang sempat dikecup sekilas oleh Raja. "Bibirku sudah tidak perawan lagi," lirih gadis itu.
"Mau lagi?"
"AAA!!!" teriak Adifa yang kaget akan kemunculan sang suami yang tiba-tiba.
Sontak gadis itu berdiri, matanya menatap was-was ke arah Raja yang berada di belakang sofa dengan bersedekap dada.
Adifa menutup mukanya dengan kedua tangan karena sang suami yang hanya mengenakan handuk putih itu sedang menyeringai ke arahya.
"Kenapa? Ah iya! Tadi kamu hanya melihat milikku saja, belum sempat menyentuh, meraba, dan menerawangnya," kata Raja tanpa beban sedikit pun.
Spontan Adifa membuka matanya, tangan yang tadinya ia gunakan untuk bersembunyi pandang dari sang suami, kini ia sudahi.
"Memangnya duit! Dilihat, diraba, diterawang. Dasar pria mesum!" ketus Adifa.
Raja terkikik geli mendengar penuturan sang istri. Ia berniat untuk mengganggu gadis itu dengan caranya.
Adifa menggelengkan kepalanya saat Raja menyingkir dari balik sofa dan berjalan ke arahnya dengan seringai mesum.
"Berhenti! Jangan mendekat! Atau aku teriak," ancam Adifa dengan kaki yang memundurkan langkah.
"Teriak saja, teriak sepuasmu. Akan tetapi, lebih baik teriak di atas ranjang. Bagaimana?" tawar Raja.
Pria itu terus melangkah maju, sementara Adifa malah sebaliknya. Hingga langkah kaki gadis itu terhenti saat punggungnya yang tidak lebar bersentuhan dengan dinding.
Deg! Deg!
Jantung Adifa berdetak hebat, matanya mendelik lebar saat jarak antara ia dan suami begitu dekat.
"Kau harus mencobanya, punyaku seratus persen ori tanpa pembesaran. Ada garansi dijamin puas," ucap Raja seperti sedang menawarkan sebuah barang.
"Tidak mau! Minggir!" Adifa berusaha mendorong tubuh sang suami yang menghimpit tubuhnya.
Raja tidak menghiraukan seruan bernada protes dari sang istri. Ia malah semakin menekan tubuhnya yang membuat Adifa merasakan sesak.
Pria itu menyambar lengan Adifa, membawa tangan itu ke tempat benda pusakanya berada.
Napas Adifa berubah sesak, matanya tidak mampu berkedip akibat ulah sang suami yang menekan tangannya ke gundukkan milik pria itu.
Dada Adifa naik turun, merasakan tangannya yang digerakkan oleh Raja. Gadis itu berusaha menetralkan napasnya sebelum tangannya ikut beraksi.
"Awww! Apa yang kau lakukan?!" pekik Raja membungkuk kesakitan sambil memegangi senjatanya.
"Rasain! Itu namanya cubitan maut ala Difa," balas Adifa dengan berkacak pinggang.
Gadis itu merasa puas bisa membuat Raja berhenti menghimpit tubuhnya.
"K-kau! Kurang ajar! Kenapa kau mencubit milikku?!" gerutu Raja.
Adifa membalas suaminya dengan memeletkan lidah, ia semakin membuat Raja kesal karena telah mengejek pria itu.
"Tunggu saja balasan dari senjataku!" ancam Raja dengan tatapan serius.
Gadis itu hanya membalas ancaman dari suaminya dengan mengendikkan bahu, dan hal itu semakin membuat wajah Raja memerah.
Adifa dengan santai melewati Raja begitu saja. Walaupun, sebenarnya dalam hati ia berteriak geli karena teringat akan benda yang ia cubit.
Raja tidak menahan Adifa yang pergi meninggalkannya menuju dapur.
Sementara itu, Adifa menggaruk susut alisnya. Kulkas di apartemen semewah ini kosong. Ah tidak sepenuhnya kosong karena ada beberapa botol minuman yang tidak pernah ia lihat sebelumnya saat berada di kampung.
"Di tempat sebagus ini tidak ada makanan?" Kepala Adifa menggeleng tidak percaya.
Dengan terpaksa Adifa menghampiri Raja yang berada di kamar. Gadis itu mengetuk pintu sebelum diizinkan masuk.
"Masuk!" teriak Raja dari dalam kamar.
Mendengar sahutan sang suami yang berupa lampu hijau, akhirnya Adifa membuka pintu itu lalu masuk ke dalam.
Mata gadis itu nenyusuri ke seluruh ruangan yang masih bisa dijangkau oleh matanya. Akan tetapi, ia tidak dapat menemukan keberadaan suaminya.
"Hei di mana kau pria aneh?" panggil Adifa seraya melangkahkan kaki.
Adifa tidak kunjung mendapatkan sahutan. Ia memilih ke kamar mandi yang ada di kamar ini, kepal tangan gadis itu mengetuk pintu dengan pelan. "Ada orang di dalam?" tanya gadis itu.
Berkali-kali Adifa mengetuk pintu seraya memanggil nama Raja. Akan tetapi hasilnya tetap sama, pria itu tidak terlihat batang hidungnya.
"Ish! Dia ke mana sih? Disaat dibutuhkan tidak ada," decak Adifa.
Ia menghentakkan kakinya dan memilih untuk keluar dari kamar Raja. Ia mencoba memeriksa ke seluruh ruangan yang ada di apartemen. Akan tetapi, pria itu tetap tidak ada.
"Astaga! Apa jangan-jangan dia meninggalkan ku di sini sendiri tanpa makan apapun. Pria itu benar-benar!" gerutu Adifa dengan wajah merengut.
Gadis itu mengusap perutnya yang mengeluarkan suara berupa protes para cacing yang ada di dalam perutnya. "Nasib banget, biasanya jam segini aku lagi jualan bakso dengan Rosa. Haduh! Kenapa sih aku bisa terjebak dengan pria itu," keluh Adifa.
Ia memilih untuk duduk di sofa yang ada di ruang tv. Dengan kepala bersender, gadis itu menyalakan televisi besar dengan menggunakan remot.
***
"Wah gimana, Ja? Semua berhasil?" tanya Haris pada Raja yang baru tiba di club malam. Tempat biasa mereka kumpul.
Raja yang baru datang langsung disuguhkan dengan minuman kesukaannya. Yaitu, alkohol berkadar tinggi.
"Thanks," ucap Raja menerima segelas minuman yang diberikan oleh salah satu sahabatnya yang bernama Rian.
"Semua rencana kalian berhasil, walaupun wajahku harus bonyok begini. Kalian sengaja ingin mengambil kesempatan menghajar wajahku kan?!" ketus Raja.
"Ha-ha-ha. Anggap saja itu bayaran untuk mendapatkan wanita baik," ucap Haris diiringi dengan tawa.
"Aku jadi kasihan dengan gadis yang menikah denganmu," sahut Rian, sahabat Raja yang tidak banyak bicara.
"Kenapa kasihan? Seharusnya dia bersyukur aku menjatuhkan pilihan ke padanya," ujar Raja dengan santai sambil meneguk habis minumannya.
"Dari banyak wanita, kenapa kau memilih gadis malang itu?" tanya Haris.
"Kau bertanya seperti itu seakaan hidupnya sial karena bertemu aku!" sinis Raja.
"Kenyataannya memang begitu, ada banyak wanita yang kau tiduri. Akan Tetapi kau malah memilih wanita sepolos itu untuk menjadi istrimu," ucap Haris.
"Aku hanya ingin anakku lahir dari rahim wanita yang baik, dan soal meniduri wanita bayaran itu ... aku tidak sampai memasuki mereka. Hanya bermain-main." Raja mengarahkan gelasnya yang kosong ke arah Rian.
Sahabat Raja yang berambut gondrong itu menuangkan minuman beralkohol ke gelas Raja. Mereka bertiga bersulang, lalu meminum minuman mereka bersama-sama.
"Hai tampan," panggil seorang wanita berpakaian s€xy. Tanpa izin, wanita ber-make up tebak itu mendudukkan dirinya di atas paha Raja.
Kedua sahabat Raja menyingkir dari tempat itu, mereka sudah hapal adengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Ahh apa hari ini hari keberuntunganku?" Wanita genit itu membelai wajah Raja dengan mesra.
Tidak hanya itu, ia juga menggerakkan bokoπgnya dengan gerakkan erotis. Wanita itu terus menggoda Raja dengan lihainya.
"Stts, sh!ttt! Kau membuatku ingin bermain," umpat Raja.
Tangan Raja menangkup sebelah bukit kembar milik wanita s€xy itu, dengan beringas ia m€r*mas benda sintal itu hingga si wanita meringis sekaligus mend€sah.
"Ohhh stts, bisakah kita pindah ke tempat lain, Sayang?" Wanita itu mengusap dada Raja dengan jari-jarinya yang lentik.
"Shittt! Aku sudah tidak tahan!" Raja berdiri tiba-tiba.
Hampir saja wanita itu terjatuh, untungnya ia langsung berpegangan pada benda yang ada di sekitarnya.
Mereka berdua berjalan beriringan untuk memesan sebuah kamar yang ada di club malam ini.
Begitu sampai di dalam kamar yang Raja pesan. Pria itu langsung mendorong tubuh wanita s€xy itu ke atas kasur. Raja merayap ke atas tubuh wanita yang terbaring dengan gaya menggoda.
Pria yang masih sadar walau sudah menenggak banyak minuman beralkohol itu mulai meraba paha wanita yang berada di bawahnya.
Diperlakukan seperti itu oleh Raja, membuat wanita itu tersenyum nakal. Dengan sengaja si wanita meliuk-liukkan badannya agar Raja semakin berg4irah terhadapnya.
Raja membuka gaun malam wanita itu dengan sekali tarik. Ia juga melepaskan semua yang mengganggu aktifitasnya.
Detik berikutnya, suara d€sahaπ wanita itu memenuhi seluruh ruangan yang mereka tempati. Raja memang ahlinya membuat wanita berteriak kenikmatan.
Tubuh wanita itu menggelinjang, merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Raja. Pria itu tidak pernah mengizinkan wanita manapun untuk merasakan benda pusaka miliknya.
"Ahh!" lenguh Raja lega.
Pria itu kembali mengenakan celana dan juga pakaiannya, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan mencampkkan uang itu ke atas tubuh wanita yang kini terkapar di atas kasur.
`
`
`
Bersambung ....
Ojo lali jempole yo rek😍 lope-lope sekebon readers-ku zeyeng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Arzita Mirage
Wkakwkw bisa - bisanya "bibirku sudah tidak perawan lagi," ngakak oi
2023-12-18
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Endasmu! istrimu kayaknya kesel banget itu, kamu baik kalau ada maunya aja tuh. Liat aja kalau suka nyakitin lebih jauh
2023-11-24
1
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Astaga Adifa, usil juga kau ternyata ya 😳🤣
Nanti di balas Raja kapok lo
2023-11-24
0