Kuntilakso

Adifa menghampiri sahabatnya yang tengah duduk di warung bakso, gadis itu berjalan dengan menundukkan kepala untuk menutupi bibirnya yang terlihat lebih merah serta menebal.

"Udah siap, Dif?" tanya Rosa saat Adifa berdiri di dekatnya.

"S-siap? His kamu ini benar-benar sahabat durjana! Kenapa tadi aku ditinggalin?!" omel Adifa. Gadis itu mengangkat kepala, hal itu membuat hasil ulah Raja di bibir Adifa menjadi terpampang.

"Pfft, Buaha-ha-ha-ha." Rosa tertawa nyaring sampai dadanya terguncang."Bibirmu, Dif—Buaha-ha-ha." Ia kembali tertawa sembari memegangi perutnya yang terasa nyeri karena terlalu banyak tertawa.

Adifa yang ditertawakan mendengus kesal, ia memilih duduk di sebelah sahabat baiknya dan membiarkan Rosa menertawakan dirinya sampai puas.

"Ha-ha, suamimu ganas juga ya," ucap Rosa di sisa-sisa tawanya.

Baru saja di bahas, tiba-tiba Raja sudah berada di belakang kedua gadis itu dengan wajah merah. "Dek, pulang yuk!" ajak Raja yang menahan denyut di kepala.

"Eh ada paksu-nya Difa. Loh ini kenapa mukanya yang merah? Adifa kamu juga ganas ya." Rosa menaik turunkan alisnya dengan senyum menggoda ke arah sang sahabat.

Adifa yang mendapat tunduhan dari sahabatnya hanya bisa memutar bola mata malas. Raja pun tidak menanggapi ucapan Rosa. Pria itu dengan tidak sopannya menyuruh Rosa untuk berpindah tempat duduk karena ia ingin berada di samping istrinya.

"Geser! Pindah sana! Tuh ke depan," usir Raja.

Hal itu membuat wajah Rosa tertekuk ke dalam. Dalam hati ia merutuki tingkah laku suami sahabatnya yang tidak sopan dan mengesalkan.

Adifa yang melihat wajah cemberut sahabatnya merasa kasihan sekaligus lucu. Ia juga mendengus dalam hati karena Raja sering kali berlaku seenaknya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Nasib mendapat suami yang diluar ekspetasi.

Rosa berpindah duduk menjadi berada di depan sahabatnya yang terhalang oleh meja. Mata Rosa mengernyit memperhatikan kedua insan yang ada di hadapannya, kemudian kepala gadis itu menggeleng.

"Kenapa?" tanya Adifa yang melihat sahabatnya menggelengkan kepala setelah memperhatikan wajah dirinya dan wajah Raja.

"Tuh bibirmu sama bibir paksumu sama-sama merah, ck-ck-ck kalian ke sini mau makan bakso apa bikin anak?" Rosa berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Rosa!" peringat Adifa kepada sahabatnya.

Gadis itu takut jika Rosa membahas tentang 'hal itu' malah akan membuat otak mesum suaminya kembali aktif atau malah sudah aktif dan semakin menjadi-jadi. Rosa yang dipanggil namanya hanya bisa cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Wajah Raja masih terlihat memerah, Adifa sampai bingung melihatnya. Pria itu juga tampak tak tenang dalam duduknya, alias gelisah. Seperti sedang mengalami sesuatu yang sedang mengganggu.

"Dek," bisik Raja di telinga sang istri.

Rosa hanya diam memandangi sepasang suami istri yang sedang berbisik itu tanpa mau bertanya.

"Kenapa?" tanya Adifa dengan suara yang juga berbisik. Namun masih bisa di dengar oleh Rosa.

"Pulang yuk, atau lanjutin yang tadi?!" bisik Raja dengan suara yang aneh di telinga Adifa.

Adifa langsung menggeser duduknya dari sang suami, bisikan maut itu membuat tubuhnya merinding.

"Nanti Mas, ini bakso Difa belum habis. Punya Mas juga masih banyak tuh!" Adifa beralasan. Lirikan matanya menunjuk ke arah bakso sang suami.

Tangan Raja menarik sang istri untuk kembali duduk lebih dekat denganya. Rosa yang melihat itu semakin merasa aneh dengan kelakuan kedua orang yang ada di depannya.

Adifa yang tangannya ditarik, kembali duduk berada dekat dengan sang suami. Untung saja kursi yang mereka duduki adalah kursi panjang sehingga tidak menyulitkan untuk Raja menarik istrinya kembali mendekat.

Raja membawa telapak tangan Adifa ke atas senjata andalannya. Ia seolah mengatakan jika ia ingin pulang karena hal itu. Namun, rupanya Adifa yang tidak mengerti dan malah mengira jika suaminya tengah menggoda.

"Apa sih Mas!" kesal Adifa dengan suara yang bisa didengar oleh Rosa.

"Kamu bisa merasakannya kan, Dek? Itu dia masih bangun. Kepala Mas jadi pusing," adu Raja masih dengan berbisik.

"Suruh tidur balik, Mas," sahut Adifa dengan tidak berbisik

Rosa yang mendengar hal itu malah jadi bingung. "Tidur? Kalian mau tidur di warung ini?"

"Bukan, tapi burung—emm. Masss, lepas!"

Adifa menepis tangan Raja yang menutupi mulutnya.

"Burung?" Rosa menggaruk kepala diiringi dengan wajah yang polos.

Raja mengusap wajah dengan kasar, bisa-bisanya sang istri keceplosan dan hampir mengucapkan rahasia dapur di depan gadis lain.

"Dek, kamu ini! Bukan apa-apa Rosa, tadi Adifa pingin makan burung," kilah Raja yang membuat mata Adifa melotot.

Sejak kapan dirinya suka makan burung? Itulah yang ada dipikiran Adifa.

"Owalah, kalau mau makan burung ada tuh di pasar. Biasanya pagi baru ada, jam segini udah tutup," kata Rosa.

"Hah, aku tidak suka makan burung. Mereka terlalu imut untuk dimakan," sahut Adifa.

Adifa mengelus dadanya berusaha menambah stok kesabaran yang sudah menipis seperti tisu dibagi dua yang apabila terkena setetes air saja maka akan terkoyak. Gadis itu melanjutkan aktivitas melahap mie ayam yang sudah mengembang, ia tak ingin membuang makanan karena di luar sana masih banyak yang sulit untuk mengisi perut walau hanya dengan sesuap nasi.

Mata Raja berkedip menyaksikan istrinya yang menyantap mie ayam bakso urat tanpa memikirkan nasib senjata kebanggaannya. Ia berdiri dari duduknya karena sudah kepalang pusing. Raja melenggang pergi ke belakang, lebih tepatnya ke kamar mandi.

"Aku pinjam kamar mandinya beberapa menit ke depan," ucap pria itu lalu buru-buru melenggang pergi.

Adifa hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, sementara Rosa menatap bingung. Namun, detik berikutnya Rosa mengendikkan bahu tanda tak ingin banyak tahu, ia bertompang dagu dengan kedua tangan mengatup pipinya.

"Dif, kejadian sebenarnya gimana sih? Kok kamu tiba-tiba menikah tanpa ngabarin aku." Rosa menantap wajah sahabatnya dengan penuh selidik.

Hampir saja gadis yang ditanya itu tersedak karena pertanyaan sahabatnya. Ia mengangkat kepala dengan wajah cemberut yang dilayangkan kepada Rosa.

"Oca! Kamu ini kalau mau tanya lihat sikon dulu dong, kalau aku tersedak terus meninggoy kugentayangin kamu," sungut Adifa dengan mendengus.

"Wah kalau meninggoy karena makan bakso jadi hantu apa tuh? Ha-ha-ha." Rosa tertawa geli.

"Jadi hantu Kuntilakso," sahut Adifa.

Sedetik kemudian suara tawa kedua sahabat itu pecah. "HA-HA-HA, kutilakso," ucap keduanya serentak.

"Kalau kunti biasa ketawanya hihihi. Kalau kamu uhuk-uhuk. BUAHA-HA-HA-HA." Rosa memegangi perutnya sembari tertawa.

Mereka memang selalu seperti itu jika sudah bertemu, ada saja hal-hal aneh yang membuat tertawa. Biasanya hari-hari Adifa diisi dengan aktivitas berjualan bakso bersama sang sahabat. Tempat ini ia sewa bersama Rosa, tempat inilah yang membuatnya bisa memiliki sepeda motor dari hasil keringat sendiri.

"Oca, apa para warga masih membicarakan aku dan keluargaku?" tanya Adifa khawatir.

"Aku sering dengar namamu disebut-sebut sama ibu-ibu tukang rumpi. Buk Tejo setiap beli sayur di warung ibuku selalu saja bawa dosa. Ngajak gibah para pembeli, tapi aku tidak tau apa saja yang mereka bahas, yang pasti namamu lagi trending di kampung kita. Ibuku sampai nanyain kamu kok tidak main ke rumahku beberapa hari ini, apa yang dikatakan Buk Tejo benar? Sampai nanya begitu ibuku," ucap Rosa panjang lebar.

Terdengar helaan napas berat Adifa. Ternyata namanya masih menjadi hot topic dikalangan ibu-ibu tukang rumpi.

"Ceritanya panjang, nanti deh aku ceritain lewat hp. Nah, aku ke sini sekalian mau minta tolong sama kamu, Oca." Adifa menggeser mangkok baksonya untuk meraih tangan sang sahabat.

"Minta tolong apa?" Rosa merasa penasaran melihat wajah serius Adifa.

"Aku ...."

`

`

`

Bersambung ....

Babang Raja malang bener nasibmu, nanti othor kirimin obat parahmen biar pusingnya hilang ya😆

Itu juga duo ciwi, kuntilakso apan coba? Apakah readers ada yang tahu hantu kuntilakso?😂💆

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ

kuntilakso ada ada aja astagaaa😱😂😂

2023-08-30

0

𝓭𝑒🄰꒒ⓞѵ🄰

𝓭𝑒🄰꒒ⓞѵ🄰

hiks hiks kok di tinggalin sih kasian tau

2023-08-15

0

𝒟𝑒𝒶 🄰L𝑒ⓝ𝒶

𝒟𝑒𝒶 🄰L𝑒ⓝ𝒶

ketawanya awas kemasukan lalat ntar

2023-08-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!