Kelakuan Mas-mas Nakal

Kedua insan yang masih duduk di ruang makan itu terlihat saling pandang, dalam hati Adifa tengah berucap kata 'mas'.

"Kenapa, Dek?" tanya Raja pada Adifa yang terlihat termenung.

Adifa tidak menyahuti sang suami, mata indah milik gadis itu mengerjap beberapa kali. "Tidak ada, M ... m-mas," jawab Adifa dengan senyum kaku.

"Sangat tidak cocok dipanggil Mas, lidahku rasanya langsung terasa aneh," ucap Adifa dalam hati.

"Ya sudah, ayo kita bersiap. Hari ini kita keluar, mau makan apa?" Raja bertompang tangan di atas meja makan.

"Bakso!" sahut gadis itu cepat.

Raja merasa heran, dari banyaknya menu makanan di dunia ini kenapa istrinya memilih bakso.

"Bakso? Mmm, aku cari di Mbah Taugel di mana rekomendasi tempat jual bakso yang enak." Raja mengangguk-anggukkan kepala sembari mengusap kedua telapak tangannya.

"Tidak usah!" sergah Adifa cepat. "Difa tahu tempat tukang bakso yang rekomended," lanjut gadis itu seraya menepuk dadanya.

"Oke, kita makan di tempat yang menurut Dek Difa enak." Raja menaik turunkan alis tebalnya.

Adifa yang melihat itu hanya mengangguk dengan wajah meringis aneh.

"Dek, biar hemat waktu ... kita mandi berdua yuk!" ajak Raja.

Gadis bersurai panjang itu mengangkat kedua ibu jarinya. "Boleh."

Raja yang mendengar jawaban sang istri merasa seperti mendapatkan angin segar yang menyejukkan hati. Pikiran sucinya sudah berkeliaran hingga ke luar angkasa. Otaknya mulai menyusun apa saja yang akan ia lakukan di kamar mandi bersama dengan sang istri.

Dahi Adifa megernyit, ia merasa aneh saat melihat ekspresi Raja yang sumeringah. Jangan lupakan senyuman yang disertai dengan angguk-anggukkan kepala.

"Ini orang kenapa ya? Kesambet?" Batin Adifa.

Plak!

Satu geplakan mendarat dengan sempurna di lengan kanan Raja.

"Aw! Sabar dong, Dek. Udah tidak sabar ya?" tanya Raja dengan seringai nakal.

"Iyalah, makanya ayo buruan, kok malah melamun di sini! Pakai acara senyam senyum kayak orang gi— maksudnya orang sinting," gerutu Adifa menggembungkan kedua pipinya.

Raja yang dikatai sinting oleh sang istri tidak mempermasalahkan hal itu. Fokusnya kini berada pada kegiatan yang akan ia lakukan di kamar mandi.

"Hehe. Maaf, Dek. Mas nyusun kegiatan kita di pikiran. Ayo, Dek! Semakin cepat, semakin bagus. Tidak baik menunda-menunda." Raja dengan semangat 45 berdiri dari duduknya.

"Nah itu tau," cebik Adifa.

"Eh, eh. Apa-apaan ini? Kok pakai acara gandengan segala?" pekik Adifa berusaha menepis tangan suaminya.

"Loh, kita kan mau mandi berdua, Dek."

"Iya berdua, tapi ... Mas di kamar mandi yang satu lagi, bukan satu kamar mandi berdua," ucap Adifa sambil menarik tangannya yang berada di genggaman sang suami.

"Tadi katanya udah tidak sabar!" Raja berusaha mengingatkan gadis di depannya, barang kali Adifa melupakan ucapannya sendiri.

"Iya Difa memang sudah tidak sabar," jawab gadis bersurai panjang itu.

"Syukurlah kamu ingat, Dek. Ayolah! Si jagoan sudah tidak sabar mau kenalan sama rumahnya," kata Raja dengan semangat membara.

"Ha? Rumah? Apaan sih maksudnya? Difa itu udah tidak sabar makan bakso!"

Wajah Raja berubah pias. Pria itu melongo mendengar penuturan istrinya. Ternyata sedari tadi ia sudah memikirkan hal yang sia-sia, gagal sudah rencana Raja untuk memasuki rumah milik Adifa.

"Aku pikir tadi kamu mau aku ajak olah raga di kamar mandi, Dek." Suara Raja terdengar lesu.

"Ya ampun! Dapat suami kok begini banget ya. Mana ada olahraga di dalam kamar mandi, walaupun Difa bukan orang kota. Difa tahu kalau olahraga itu di tempat gym, di taman, emm dimana lagi ya? Ah pokoknya bukan di kamar mandi!" Adifa meninggalkan suaminya begitu saja.

Ia malas menanggapi Raja lebih lama, bisa-bisa kepalanya terasa pusing. Walaupun keduanya sama-sama aneh, tapi merasa paling waras.

"Hah! Beginilah nasibmu, Bro. Sabar ya, nanti kita cari cara biar kamu bisa masuk ke dalam rumahnya." Raja mengasihani senjatanya yang malang.

Pria itu berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar sebelah, sedangkan Adifa masuk ke dalam kamar mandi utama yang terletak di kamar suaminya.

Adifa mengguyur tubuh mungilnya dengan air yang mengucur dari shower. Ia menuangkan shampo secukupnya ke atas surai indah yang ia miliki.

Di sisi lain, Raja tengah melepaskan semua kain yang menempel di tubuhnya. Hingga terpampanglah senjata milik pria itu. "Kau kelihatan lesu, Bro. Ck-ck-ck kalau begini bagaimana bisa aku punya anak yang menggemaskan. Lahan untuk menanamnya saja tidak ada," keluh Raja.

"Makan, makan sendiri. Mandiku pun sendiri." Raja menggosok seluruh tubuhnya sambil menyanyikan lagu yang ia dengar di aplikasi tok tok.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya kedua insan itu selesai dari acara menggosok serta mengguyur tubuh. Raja yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi senjatanya berjalan ke kamar utama. Tempat di mana Adifa sedang mengganti baju.

"Wow, So s€xy!" Raja berdecak kagum di ambang pintu.

Mata Pria itu terbuka lebar saat melihat Adifa yang tengah membungkuk memakai segitiga pengaman. Posisi Adifa yang membelakangi sang suami, membuat mata Raja terpuαskan oleh pemangan benda padat milik istrinya yang terkekspos karna handuk yang dikenakan sang istri naik ke atas.

Gadis bersurai panjang yang tidak sadar akan kehadiran suaminya itu dengan santai melepaskan handuk saat pelindung segitiganya sudah terpasang.

"Wow, luar biasa!" Raja menggeleng-gelengkan kepalanya sembari melangkah maju.

Punggung mulus miliki Adifa membuat Raja semakin semangat. "Ini namanya rezeki," batin pria itu.

Grep!

Adifa yang memegang kacamata kain untuk menutupi bukitnya tersentak kaget. Bahkan benda yang berada dalam genggaman tangannya terjatuh ke atas lantai saat merasakan tangan seseorang memeluk perut datarnya.

"Dek, kau sangat s€xy," ucap Raja di telinga istrinya.

Deg!

Jantung Adifa berdetak hebat, ia merasakan dinginnya dada sang suami yang menempel di punggung miliknya.

"L-lepas!" ucap Adifa dengan tersendat.

"Apanya yang dilepas? Penutup rumahmu?" Tangan Raja menyentuh pinggang sang istri. Lebih tepatnya pada segitiga bermuda yang dikenakan oleh Adifa.

"Pria mesum! Lepas!" teriak Adifa saat tangan Raja dengan lancang meraba perutnya.

"Tidak mau!" sahut Raja enteng.

"Lepas!" Adifa menggerak-gerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Gadis itu berusaha melepaskan diri dari pria yang tanganya tidak berhenti beraksi.

"Ahw, kau menyentuhnya, Dek. Tanggung jawab loh, dia kalau sudah bangun susah tidurnya."

"Tolong! Tolong! Siapapun tolong saya." Adifa berteriak kencang, apa lagi saat pria itu mendaratkan tangan di atas bukit kembar miliknya.

"AAA! TOLONG ADA PRIA MESUM!" Suara teriakkan Adifa semakin kencang.

"Wah! Pas, Dek." Raja memuji bukit kembar milik sang istri yang terasa pas dalam genggamannya.

Mulut Adifa menganga, ia terkejut akan aksi suaminya yang dengan lancang menekan miliknya. Kepala Adifa terasa berat, pandangan di sekitarnya bergoyang ke sana dan ke mari.

Hingga akhirnya ....

`

`

`

Bersambung ....

Waduh, jangan protes sama othor ya kalau kelakuan babang Raja begindang😂 namanya juga pria nakal😆

Jiwa Adifa langsung terguncang karena kelakukan suaminya. Ah podo wae si Raja sama Adifa😂

Othor mau melipir dulu, biarlah pasangan itu senam pagi. Kita senam jantung aja ya😂 hayuk hayuk readers, jangan ngintip! Kalau bintitan othor gak tanggung jawab ya😆

Ayo-ayo jempolnya mana?👍

Oke mantap😂😍

Terpopuler

Comments

Kicria Mutya

Kicria Mutya

Ya bakso itu enak lho... Dan harganya juga lumayan ramah di kantong

2023-11-29

1

Pancaranⁱⁿᵈᵃʰ ♭⌰ℼℊ⍺Gesfa

Pancaranⁱⁿᵈᵃʰ ♭⌰ℼℊ⍺Gesfa

Sama ku juga suka bakso, enak banget malah apa lagi yang pedes

2023-11-29

1

☘❄Butiranʰᵘʲᵃⁿ↯⍺ℓⅉ⌰Ersa⛄

☘❄Butiranʰᵘʲᵃⁿ↯⍺ℓⅉ⌰Ersa⛄

Mungkin belum terbiasa saja, ke depan tidak akan lagi kok

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!