Mata Adifa mengerjap beberapa kali, tempat yang mereka datangi bukanlah sebuah apartemen, melainkan rumah mewah nan megah.
Adifa menoleh ke arah sang suami yang duduk dengan santai di kursi sebelahnya. "Ini rumah siapa?" tanya gadis bersurai panjang itu.
"Rumah orang tuaku, ayo turun!" seru Raja tidak sabaran.
"Itu ... emm, uang untuk membayar—"
"Berapa, Pak?" tanya Raja dengan nada yang kurang sopan.
Wanita yang kini menjadi istri Raja melotot ke arah suaminya yang songong. Mendapat tatapan mendelik dari sang istri tidak membuat Raja takut, apa lagi gadis yang ia nikahi berwajah imut, jika matanya mendelik persis seperti boneka.
Pak supir itu menyebutkan harga ongkos yang harus dibayar dengan segera agar pasangan suami istri ini lekas turun dan ia bisa melanjutkan pekerjaannya lagi.
Adifa dan Raja turun dari mobil, terlihat Raja menghampiri satpam rumahnya, gadis bersurai panjang nan indah itu hanya memperhatikan interaksi antara suaminya dengan si satpam yang sedang mengeluarkan uang dari saku baju.
"Ini, Pak. Kembaliannya ambil saja," ucap Raja dengan gaya songongnya.
"Nih! Dasar orang kaya sombong!" Pak supir itu menyodorkan uang kembaliannya ke pada Raja dan langsung menancap gas meninggalkan kediaman keluarga Salim.
"Sungguh malang nasibku menikah dengan pria seperti dia," keluh Adifa di dalam hati.
"Eh, lepas! Jangan tarik-tarik begini dong! Kamu pikir aku tidak bisa jalan sendiri?!" sungut Adifa kesal karena tingkah sang suami yang suka berlaku seenaknya.
"Kau jalannya terlalu lama," ucap pria itu.
"Aaa! Turunin!" pekik Adifa saat tiba-tiba Raja mengangkatnya ala karung beras.
Mata Adifa mendelik lebar saat ia merasakan tangan pria yang sudah menjadi suaminya itu m€r*mas kuat bumbper miliknya.
"Huaa! Kurang ajar!!! Jangan sentuh bokoπgku." Tangan Adifa memukul-mukul punggung Raja yang tetap tidak perduli akan protes yang dilayangkan sang istri ke padanya.
Adifa terus mengantur napasnya yang memburu sebab salah satu tangan nakal Raja terus menempel di aset miliknya.
"Siapa dia, Raj?" tanya seorang wanita tua yang tampil modis dengan barang-barang branded.
Raja menurunkan Adifa dari gendongannya, gadis yang kini berdiri di samping pria itu sedikit menggeser tubuhnya menjadi berlindung di balik tubuh tegap Raja karena wanita yang bertanya pada suaminya menatap Adifa dengan tatapan sinis.
"Istriku," jawab Raja santai.
"WHAT?!!!" teriak mommy Raja. "Sayang, kau pasti bercanda kan?" tanya mommy Raja yang bernama Utami.
"Dia istriku, aku ke sini hanya ingin menyampaikan hal itu. Jangan lupa beri tahu Daddy. Ah ... satu hal lagi, aku ingin memakai mobil Mommy dulu untuk kembali ke apartemen."
Tanpa memperdulikan reaksi mommy-nya, Raja melenggang pergi ke garasi begitu saja. Pria yang kini penampilannya acak-acakan masuk ke dalam mobil yang menjadi pilihannya.
TIN!
"Hei masuk!" seru Raja, menyadarkan Adifa yang terbengong di tempatnya.
Gadis itu tersentak dan buru-buru masuk ke dalam mobil karena ia melihat mommy Utami menghampiri mereka dengan wajah galak.
"RAJA SHAGA SALIM!!!" Mommy Utami meneriaki nama putranya yang melenggang pergi tanpa berpamitan.
Adifa melirik ke arah suaminya yang tengah menyetir sambil tersenyum, persis seperti orang yang kurang waras. Pikir gadis itu.
"Apa lihat-lihat? Aku tampan kan," kata Raja dengan senyum pongah.
"Selain tidak sopan dan gila, kamu ke PD-an ya!" cibir Adifa.
"Aku hanya gila di atas ranjang baby. Emm, umur berapa? 20 tahun ya? Aku 25 tahun. Kau tidak perlu khawatir, aku akan membimbingmu di atas ranjang."
"Dasar mesum!" desis Adifa dengan tatapan sinis.
"Apa kau tahu? Aku ini semakin tampan tanpa busana. Sampai di apartemen kita langsung praktik ya," ujar Raja tanpa malu.
Malas meladeni pria di sampingnya, Adifa memilih membuang muka ke arah jendela. Menatap kendaraan lain yang berlalu lalang di tengah keramaian kota.
Setelah beberapa menit, akhirnya pasangan suami istri itu sampai di sebuah apartemen mewah yang letaknya berada di tengah kota.
Lagi-lagi Adifa dibuat terpukau oleh bangunan yang ada di hadapannya. Ia berpikir sekaya apa suaminya hingga bisa tinggal di tempat seperti ini.
"Ayo turun! Apa kau ingin digendong lagi?" tanya Raja dengan menyeringai nakal.
"His apaan sih! Dasar aneh," gerutu Adifa.
Kedua insan itu berjalan beriringan, lebih tepatnya Raja yang terus memegangi tangan sang istri agar langkah mereka tetap sama.
"Wah, mau masuk tidak perlu kunci ... tinggal tempelkan kartu?!" puji Adifa dalam hati.
"Welcome, ayo kita masuk ke dalam kamar!" ajak pria itu semangat.
Adifa menahan tubuhnya agar tidak terseret ke kamar sang suami. "Bisa lepas tidak?!" sungut gadis itu terlihat kesal.
"Tidak!" sahut Raja. "Oh ayolah, coba! Maka kau akan tau betapa nikmatnya surga dunia," lanjut pria itu.
"Aku tidak mau!" tolak Adifa mentah-mentah.
"Oh ya?" Raja menaikkan satu alis tebalnya.
"Berhenti!!!" teriak Adifa saat Raja berniat mengangkat tubuh kecilnya.
Bukan Raja Shaga namanya jika menjadi pria yang penurut, ia tidak suka diperintah. Pria itu mengangkat tubuh Adifa dan membawa gadis yang kini menjadi istrinya itu ke dalam kamar utama.
Bruk!
Tubuh keduanya ambruk di atas ranjang yang sama. Raja menghimpit tubuh sang istri lalu menatap gadis yang ada di bawah kungkungannya dengan tatapan nakal.
"Em, milikmu kecil. Hanya bagian belakang yang cukup berisi," kata Raja, menilai tubuh istrinya.
"Geser! Dasar pria mesum gilaaa!" teriak Adifa dengan kilatan marah.
Gadis itu kesal saat Raja dengan seenak jidat mengecup bibirnya secepat kilat.
"Lumayan," puji Raja saat merasakan kecupan singkat yang ia lakukan pada sang istri.
"Kurang ajar!"
Plak!
Adifa menampar pipi Raja dengan sisa tenaga yang ia miliki. Pria itu terdiam, terlihat rahangnya yang mengetat. Menandakan jika pria itu menahan amarah yang berkecamuk di hatinya.
Raja beranjak dari atas tubuh sang istri. Bukannya merasa lega, gadis itu malah ketakutan karena wajah Raja berubah datar.
"Kau tetaplah di sini, dan ingat satu hal! Jangan pernah menamparku lagi," ucap Raja penuh penekanan.
Nyali gadis bersurai panjang itu menciut, ia hanya mampu menggerakkan kepala sebagai jawaban atas apa yang diucapkan oleh suaminya.
"Ha?" Adifa melongo menyaksikan Raja yang membuka baju di hadapannya.
Kaki gadis itu semakin gemetaran saat Raja dengan sengaja melepaskan celana jeans-nya di depan mata sang istri.
Tidak hanya sampai di situ, Raja juga menurunkan segitiga pelindung miliknya hingga benda itu luruh ke atas lantai.
"A-astaga! Apa itu?!" Tunjuk Adifa ke arah benda pusaka milik sang suami.
"Ini senjataku," sahut Raja menunjukkan kepunyaannya.
"AAAAA!!!" jerit Adifa terlambat.
Gadis itu berlari keluar dari kamar, ia shock melihat sesuatu yang menggantung di antara paha suaminya.
"Hm menarik," ucap Raja sembari megusap dagu.
Pria itu membiarkan Adifa melenggang pergi dari kamar. Ia memilih masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya.
`
`
`
Bersambung ....
Terima kasih sudah membaca cerita ini. Lope-lope sekebon untuk readersku zeyeng😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Arzita Mirage
Jawabnya entar ya Baek ya, jangan agak ekhek gak enak di dengar
2023-12-18
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari
Pelototin aja entu orang Ampe ngerasa risih, bener - bener ya sikapnya songong banget
2023-11-29
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari
Rumah siapa lagi kalau bukan rumah pria yang ya... Udah ngejebak kamu itu
2023-11-29
1