Bab 9.

Adrian menjatuhkan dirinya di sofa panjang yang terdapat di ruang kostum sesudah pekerjaannya sebagai model pemotretan majalah promosi film yang dibintangi olehnya sendiri di studio lima.

"Huammm, lelahnya seharian ini Aku berpose di depan kamera." kata Adrian menerima botol jus tomat dari Gunawan untuk menghilangkan rasa haus dan lelah.

"Adrian,tiket pesawat terbang untukmu sudah ku siapkan di tas kerjamu, jadi kau bisa pergi ke bandara pada malam hari ini dengan pesawat pribadi dari Papamu kirimkan untuk menjemput kamu." kata Gunawan sambil duduk di sofa lain di dekatnya.

"Memangnya kamu mau pergi kemana,Adri?" tanya Ronaldo mendatanginya sesudah mandi di kamar mandi ruang kostum dan berpakaian rapi kepada Adrian yang melompat dari sofa panjang untuk mengambil iPadnya di meja rias.

"Menemui Papaku di Italia." jawab Adrian ramah kepada Ronaldo dan mengaktifkan iPadnya.

"Italia? Papamu tinggal di kota apa di Italia?" tanya Ronaldo yang terlihat penasaran dengan kehidupan pribadi dari seorang Adrian Pedrosa Lucero yang selama ini tertutup rapat.

"Kota Lazio." jawab Adrian apa adanya.

"Keren banget kamu mempunyai orangtua yang sukses besar dan tinggal di benua Eropa dan mempunyai pesawat pribadi sendiri." kata salah seorang dari rekan kerjanya yang ikut nimbrung di ruang kostum.

"Tidak juga kok,kawan.Aku biasa saja dan tidak merasa bahwa kehidupan pribadiku harus di ketahui oleh semua orang yang bukan keluarga pribadiku sendiri." kata Adrian sambil ganti baju dari kostum ke baju awal dia datang ke studio.

"Hmmm, kau benar sekali seorang selebriti yang baik sepertimu tidak akan pernah mengekspos kehidupan pribadimu dan keluargamu ke dunia luar untuk melindungi orang-orang yang terdekat mu dari gosip dan perburuan paparazi." kata pria tubuh atletis yang duduk di sofa panjang dekat pintu masuk ke ruang kostum.

"Ya,kawan, baiklah Aku pergi dulu ya dan sampai jumpa di lokasi syuting film kita sesudah Aku kembali dari Italia." kata Adrian berpamitan pada semua rekan kerjanya di ruang kostum dan jalan keluar dari ruang kostum bersama Gunawan.

Ronaldo bergegas ke ruang lobi studio untuk ia bisa menunggu kedatangan Daniella yang sudah berjanji untuk menemaninya makan malam usai kerja di studio pada malam hari ini.

"Hmm, lama sekali gadis itu keluar dari studio di bagian khusus untuk artis wanita." kata pria itu dengan gelisah sambil mengecek arlojinya yang menghiasi pergelangan tangan kirinya.

Daniella ternyata keluar dari pintu belakang ke parkiran mobil di lantai atas studio.Disana, gadis itu bertemu dengan Adrian yang akan menuju ke mobil pria tampan itu berada di area parkiran.

"Hai,sedang apa kamu di sini sendirian tanpa si bawel Stephanie?" tanya Adrian berjalan ke arah Daniella yang berdiri di depan mobilnya.

"Menunggumu." jawab Daniella yang mendekati pria itu dengan senyuman yang diharapkan bisa menaklukkan hati pria tampan itu.

"Untuk apa kamu menungguku disini? Apakah kamu tak takut dengan gosip yang akan selalu membahas tentang kita?"tanya Adrian berdiri di depan Daniella.

" Tidak, lagipula kita sudah diberitakan sebagai sepasang kekasih lho setelah kejadian kemarin di lift gedung apartemenmu."jawab Daniella yang menarik kerah kemeja Adrian.

"Oh?Apakah kamu ingin membuat gosip menjadi kenyataan?" tanya Adrian yang menarik gadis itu dengan sebelah tangannya di pinggang kecil si gadis landak.

"Iya,"jawab Daniella yang berjinjit untuk mencium bibir Adrian yang menggodanya.

" Baiklah, jika itu maumu."kata Adrian yang juga membalas ciuman bibir Daniella.

Gunawan tercengang melihat mereka berdua di parkiran mobil malah berciuman dengan bebas tanpa rasa khawatir dan takut akan menarik para pemburu gosip akan mengetahui apa yang telah mereka berdua lakukan ini.

"Berhenti..! " teriak Gunawan di samping kedua orang itu.

Adrian dan Daniella menjauh setelah mendengar teriakan Gunawan namun keduanya kini malah saling bertatapan satu sama lainnya tanpa lihat ekspresi muka Gunawan yang terperanjat lihat keduanya seperti sepasang kekasih yang saling jatuh cinta.

"Adrian, kau harus segera masuk ke mobilmu." kata Gunawan menarik aktornya ke mobil dan Ia melotot kepada Daniella yang berbalik ke arah lain untuk menuju ke mobil gadis itu sendiri.

"Gunawan, kau jangan terlalu cemas dengan apa yang telah kamu lihat barusan mengenai diriku dan gadis itu karena ku cuma mencoba untuk ku bisa mendalami peranku saja, tak lebih." kata Adrian nada menenangkan hati Gunawan.

"Adrian, gadis itu berbahaya bagimu,ku mohon kamu jangan terpikat olehnya dan Ingatlah gadis yang telah dijodohkan denganmu oleh Papamu untuk menjalin hubungan bisnis keluargamu dan keluarga gadis yang akan dijodohkan denganmu, dan satu lagi ingat kamu adalah seorang aktor bersih dari skandal mana pun juga, sedangkan dia ratu skandal yang sangat buruk untukmu dan nama besarmu di dunia entertainment." kata pria berkacamata yang selalu cerewet untuk urusan yang menyangkut dirinya.

"Ya,Gunawan, kau tenang sajalah." kata Adrian di dekat Gunawan sambil menikmati jus tomat di botol dan memejamkan sepasang mata untuk tidur di dalam perjalanan menuju ke bandara.

Daniella sendiri yang merasakan kebahagiaan di hatinya karena ia dapat melihat Adrian yang cool dan sombong itu telah jatuh cinta padanya tanpa pria tampan itu menyadari kenyataan yang harus dipahami oleh pria itu sendiri.

"Dan,Ronaldo mencarimu lho di lobi studio." kata Stephanie saat masuk ke mobil dengan senyum cerah melihat aktrisnya duduk di mobil dengan sikap patuh.

"Biarkan saja dia mencariku.Aku tak peduli.."kata Daniella angkuh.

"Aku setuju untuk yang satu ini." kata Stephanie tersenyum bahagia melihatnya bisa tegas untuk menolak tawaran untuk para pria tampan yang ingin mendekatinya.

"Ya, terimakasih untuk dukungan darimu, ohya bagaimana kabar dari kekasihmu yang berasal dari Indonesia?" Daniella tersenyum menggoda asistennya.

"Hmm,Kevin, dia baik." jawab Stephanie malu- malu.

"Hahaha apakah dia sudah merasa penasaran dengan kehidupanmu sebagai asisten artis yang penuh kontroversi sepertiku sedangkan dia itu seorang putra dari Bos besar di Indonesia yang sangat terkenal di dunia bisnis?" tanya Daniella yang merangkul asistennya dengan sikap ramah dan sayang terhadap gadis cantik yang selalu sabar dalam menanganinya itu.

"Ya,dan dia ingin menemuiku segera di kota ini katanya kepadaku, tapi aku belum memberikan jawaban untuk mengiyakannya." jawab gadis di rangkul oleh Daniella dengan senyum kecil.

"Ahh, kenapa?" tanya Daniella membelai rambut ikal Stephanie dengan sayang.

"Aku malu karena aku ini gadis miskin yang tak punya orangtua sejak Aku bayi karena aku ini berasal dari panti asuhan di kota ini, Dan." jawab Stephanie nada pedih.

Daniella menghela napas panjang lalu menatap sahabatnya dengan tatapan matanya sayang yang tulus dari lubuk hatinya yang terdalam dari memberikan pelukan hangat untuk Stephanie di sampingnya.

Bersambung!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!