Luis mencari tau informasi tentang Pamela, ia merasa sangat penasaran dengan tingkah Pamela yang bar-baran. Apalagi saat ia melihat Pamela makan dengan lahap dan tidak ada rasa malu sama sekali, membuatnya terus memikirkan siapa sebenarnya Pamela.
"Tuan, ini daftar riwayat hidup Nona Pamela," ucap Jemi memberikan beberapa lembaran kertas.
Luis menerima lembaran kertas itu dan membaca secara detail, semua tentang Pamela. Di kertas itu, Pamela tidak mencantumkan pekerjaan orang tua dan status pribadinya hanya terlampir status pendidikannya.
"Dia sangat privasi dengan data pribadinya, apa yang dia sembunyikan," lirih Luis.
"Maksud Tuan apa ya?" tanya Jemi.
"Daftar riwayat Pamela tidak lengkap, ia tidak mencantumkan nama orang tuanya, ini pasti ada yang dia sembunyikan,' jawab Luis.
"Tadi saat saya mengecek kartu keluarganya, dia tinggal bersama seorang wanita tua, yang usianya sudah lansia. Saya rasa informasi ini sangat akurat," jelas Jemi.
"Jika dia memang dokter handal, aku siap mempekerjakan dia untuk kakek," ucap Luis.
"Apa Tuan sudah yakin?" tanya Jemi.
"Kita liat saja kemampuannya, dia akan mengoprasi Klien kita yang bernama Zamudin, ku dengar kondisinya saat ini mulai melemah, jadi operasinya akan di undur," jawab Luis.
Jemi hanya terdiam ketika Luis ingin menjadikan Pamela sebagai Dokter pribadi untuk kakeknya.
Hari persiapan operasi pasien VIP.
Pamela sedang memerika semua pasienya yang ada di UGD, bersama Perawat Isni.
Setelah semua pasien sudah diperiksa olehnya, Pamela langsung kembali ke meja perawat.
"Pasien hari ini aman sentosa, semoga tidak ada keributan atau pun kekacauan ya," ucap Pamela.
"Iya Dok," ucap Perawat Isni.
Tiba-tiba Dokter Ria datang menemui Pamela yang sedang duduk di meja perawat.
"Dokter Pamela! Apa kau sudah memeriksa pasien VIP?" tanya Dokter Ria.
"Belom Dok, pemeriksaan pasien VIP akan di lakukan pukul 10 pagi, sesuatu arahan Dokter Arif," jawab Pamela.
"Baiklah, hubungi aku jika kau sudah melakukan pemeriksaan," ucap Dokter Ria, berlalu pergi meninggalkan ruangan UGD.
Pemale menatap kepergian Dokter Ria, ia merasa ada yang ganjal dengan pasien VIP, dengan rasa penasarannya, ia pun bertekat untuk melakukan pemeriksaan pasien VIP tanpa memberitahu siapapun.
Dokter Tia tiba-tiba berdiri di samping Pamela, membuat Pamela terkejut.
"Dokter Tio!" panggil Pamela.
"Mau kemana kamu? Aku lihat sangat terburu-buru," tanya Dokter Tio.
"Aku mau memeriksa pasien VIP," jawab Dokter Pamela.
Tangan Tio langsung memegang tangan Pamela, seolah menghentikan niatnya untuk menemui pasien VIP.
"Ada apa?" tanya Pamela.
"Aku harap kau tidak mengikuti operasi ini," jawab Dokter Tio.
"Apa maksudmu?" tanya Pamela.
Dokter Tio langsung menarik tangan Pamela untuk masuk ke ruang staf.
"Kenapa kau membawaku kesini? Ada apa?" tanya Pamela.
Dokter Tio langsung menghidupkan komputer dan memberitahu Pamela riwayat pasien VIP yang tidak di ketahui olehnya.
Pamela pun langsung menutup mulutnya ketika melihat daftar riwayat pasien VIP.
"Apa ini semua benar?" tanya Pamela.
"Ya begitulah kenyataan, kau harus tahu Dokter Pamela, operasi ini adalah operasi besar, dimana hanya Dokter terpilih yang bisa ikut serta di dalam operasi ini, atau memang Dokter yang memiliki koneksi orang dalam untuk bisa menangani pasien VIP," jelas Dokter Tio.
"Tapi ... kenapa, dengan mudah aku bisa keluar masuk dan memeriksa pasien VIP?" tanya Pamela.
"Mereka pasti punya rencana lain, untuk menyingkirkanmu," jawab Dokter Tio.
Pamela langsung menatap Dokter Tio dengan tatapan yang sangat bingung, ia masih belom bisa mencerna semua yang di ucapkan oleh Dokter Tio.
"Operasi akan di lakukan malam hari, akan ada Dokter lain yang masuk ke dalam ruang operasi, dia Dokter Sintia," ucap Dokter Tio.
"Dokter sintia, siapa dia?" tanya Pamela.
"Dia ahli bedah penyakit dalam," jawab Dokter Tio.
Pamela terdiam menatap layar monitor yang ada di hadapannya.
"Baiklah, aku akan kembali ke ruang UGD," ucap Pamela.
Pamela langsung keluar dari ruang staf, ia langsung berjalan menuju ruangan Dokter Zen. Melihat ruangan Dokter Zen sedang tertutup, membuat Pamela mengetuk perlahan.
Terdengar suara dari dalam yang mangatakan "masuk" membuat Pamela langsung membuka pintu yang tidak di kunci itu.
Pamela melihat Dokter Zen sedang duduk di kursinya.
"Permisi Dok," sapa Pamela.
"Silahkan duduk, ada apa?" tanya Dokter Zen.
Pamela berjalan mendekati meja Dokter Zen dan melihat ada banyak jurnal tentang semua penyakit dalam. Pamela terfokus dengan jurnal yang sedang Dokter Zen pengang, sampai ia lupa ingin menanyakan pasien VIP.
"Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Dokter Zen.
"Fokuslah pada tujuanmu, ada apa kemari?" tanya Dokter Zen.
"Kenapa Dokter Zen tidak ikut serta di dalam operasi pasien VIP, kenapa Dokter melibatkanku, aku hanya Dokter baru yang belom berpengalaman didalam meja operasi," jawab Pamela.
Dokter Zen menatap mata Pamela yang penuh tanda tanya.
"Karena kamu Dokter yang menanganinya dari awal, apa jawaban itu tidak cukup untukmu," ucap Dokter Zen.
"Aku dengar nanti sore akan datang Dokter Sintia yang terlibat di dalam operasi pasien VIP," kata Pamela.
Dokter Zen menghembukan napasnya, dugaannya benar. Jika Pamela akan di gesek dengan cara yang sangat menyakitkan, tapi ia sudah mempersiapkan pekerjaan untuknya, di salah satu rumah sakit swasta untuk menyalurkan ilmunya di sana.
"Ikuti saja peraturan rumah sakit ini, lakukan yang membuatmu benar, semangat," ujar Dokter Zen.
Pamela seperti tidak mendapat jawaban yang tepat, tetapi ia tidak ingin mendesak Dokter Zen. Dan akhirnya Pamela langsung pamit meinggalkan Dokter Zen didalam ruangannya.
'Aneh sekali, ada yang mereka sembunyikan,' batin Pamela.
Pamela berjalan menuju ruang UGD, saat ia akan masuk ke dalam ruang UGD, tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
"Dokter Pamela!" panggil Dokter Adil.
Pamela pun menoleh ke arah sumber suara, ia sangat terkejut dengan pria yang ada di hadapannya.
"Adil," panggil Dokter Pamela.
Dokter Adil pun menganggukan kepalanya, mereka akhirnya mengobrol di kantin rumah sakit yang terkenal dengan makanannya yang lezat dan tempatnya yang sangat bersih.
"Waah, ternyata kau bekerja di rumah sakit yang sangat besar, kau memang hebat," kagum Adil.
"Semua tempat kerja itu sama, tidak ada yang bagus atau buruk," ucap Pamela.
Mereka memesan sarapan pagi, dan saling berbincang hangat.
"Ku dengar kau sekarang ada di rumah sakit pusat rujukan tipe B, bagaimana pekerjaanmu di sana" tanya Pamela.
"Aku menikmati pekerjaanku, aku rasa tahun depan aku akan lanjut spesialis," jawab Adil.
"Benarkah, spesialis apa yang akan kau ambil, penyakit dalam? Jantung? Tulang? Atau yang lainnya?" tanya Pamela.
"Spesialis anak," jawab Adil.
Pamela langsung menghentikan kunyahannya dan menatap Adil. Pamela langsung tersenyum, membuat Adil sangat senang karena mendapat senyuman dari Pamela.
"Kau berbeda dari yang lain," ucap Pamela.
"Aku sangat menyukai anak-anak, jadi aku bertekat untuk melanjutkan spesialis anak, aku ingin melihat keceriaan setiap anak, itu sangat menyenangkan," jelas Adil.
...
"Ini semua bohong, bukan aku yang melakukan operasi itu ...!"
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments