Kebijaksanaan Dokter Zen.

Setelah Dokter Zen selesai menjelaskan semuanya kepada pasien, dan pasien pun mendandatangani persetujuan tindakan operasi. Dokter Zen langsung masuk ke dalam ruang operasi, semua alat sudah terpasang di tubuh pasien dan perawat dan dokter anastesi sudah siap.

"Bagaimana hasil pindai CTnya?" tanya Dokter Zen.

"Dok! Setelah pindai CT, pasien ternyata mengalami tumor otak, apa operasi ini akan tetap di lanjut?" ucap Dokter anastesi.

"Lanjutkan operasinya," ucap Dokter Zen.

Semua para medis yang berada di dalam ruang operasi merasa terkejut dengan jawaban Dokter Zen.

"Dok! Apa kau yakin, ini dapat menurunkan kesadaran pasien, pasien bisa mati di meja operasi," ucap Dokter anastesi.

"Sudah jangan berdebat, cepat lakukan saja yang harus kalian lakukan," ucap Dokter Zen menatap semua perawat dan dokter yang ada di dalam ruang operasi.

Operasi pun akhirnya berlangsung cukup lama, dengan keahlian yang di miliki Dokter Zen, ia mampu menyelesaikan dengan cepat. Kondisi pasien stabil, membuat semua yang ada di ruang operasi merasa tegang.

Lampu ruang operasi yang tadinya menyala, kini mulai gelap, hal ini menandakan jika operasi sudah selesai.

Perawat Fitri dan Dokter Tio merasa lkega, ia mampu menghembuskan napasnya dengan tenang.

"Operasi kali ini membuatku tidak bernadi Dok, tapi hebatnya Dokter Zen menyelesaikan operasinya dengan baik, tanpa menyentuh bagian saraf yang terkena kanker," ucap Perawat Fitri.

"Karena kita hanya menghentikan penyumbatan yang mengakibatkan aliran darah pasien tidak lancar," sahut Dokter Zen membuat Perawat Fitri kaget.

"Astaga, Dokter Zen! Kau mengagetkanku saja," ucap Perawat Fitri.

"Kau terlihat sangat lelah Perawat Fitri, sebaiknya kau mengambil libur, lihatlah wajahmu sangat pucat," goda Dokter Zen sambil tersenyum.

◇◇◇

Pamela yang sedang memeriksa pasien dengan keluhan nyeri perut pun sudah di tangani, ia terlihat sangat lelah, sampai akhirnya Pamela duduk di meja perawat.

"Dokter! Kau terlihat sangat lelah, aku rasa kau perlu makan sup hangat untuk menyegarkan tubuhmu," ucap Perawat Isni.

"Gimana kalau kita makan malam di kedai dekat rumah sakit ini, aku dengar ada kedai baru yang cukup populer," sahut Perawat Ken.

"Ide yang bagus, sudah lama sekali aku tidak makan bersama kalian," ucap Perawat Amel.

"Memangnya sebelumnya, kalian pernah mengadakan makam bersama?" tanya Pamela.

Semua orang terdiam saling menatap satu sama lain, seperti ada yang di sembunyikan, tetapi Amel langsung mencari alasan agar Pamela tidak curiga.

"Iya dulu, aku bersama Isni sering makan bersama di kedainya Dokter Tio, tapi sekarang tidak lagi," ucap Amel mengedipkan matanya.

Isni langsung mengerti, jika Amel hanya beralasan agar Pamela tidak bertanya lagi.

Ajudan datang menemui Pamela di ruang UGD, membuat Perawat Amel, langsung menatap Pamela.

"Ada apa?" tanya Pamela.

Amel mengarahkan matanya ke arah ajudan itu berdiri, membuat Pamela yang bingung, mengikuti arahan Amel.

Pamela langsung berdiri dari duduknya, dan menatap ajudan itu.

"Istri dari Bos kami ingin menemui anda," ucap ajudan.

"Baiklah," ucap Pamela.

Pamela berjalan meninggalkan ruang UGD, ia mengikuti langkah ajudan.

Sampailah di ruang VIP, ajudan itu menundukan kepalanya kepada Nyonya Ros.

Nyonya Ros yang berpenampilan sangat gelamor, memperhatikan penampilan Pamela dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kau yang merawat suami saya?" tanya Nonya Ros.

"Benar Nyonya," jawab Dokter Pamela.

◇◇◇

"Di mana Dokter Pamelam" tanya Dokter Zen.

"Dokter Pamela sedang menemui keluarga pasien VIP, Dok," jawab Perawat Isni.

Dokter Zen langsung menatap lantai atas yang mengarah ke ruangan VIP, ia dengan cepat langsung berjalan menuju kamar VIP.

Dokter Zen mendengar percakapan istri pasien VIP yang sedang merendahkan Dokter Pamela.

"Dokter yang merawat suamiku ini terlihat sangat lusuh, dan tidak modis, apa tidak ada dokter lain yang lebih baik dari Dokter ini, aku tidak mau suamiku dirawat dengannya," ucap Nyonya Ros.

"Jika kau ingin mengganti Dokter yang merawat suamimu, pindah saja ke rumah sakit yang berada di Singapure, ku dengar di sana bisa memilih Dokter sesuka hatimu," sahut Dokter Zen.

Semua orang yang ada di dalam ruangan itu, langsung menatap ke arah sumber suara, termasuk Dokter Pamela yang sedari tadi menundukan kepalanya.

"Apa kau Dokter Zen yang terkenal keras kepala itu?" tanya Nyonya Ros.

"Ternyata namaku sangat populer dikalangan masyarakat kelas atas, " Jawab Dokter Zen.

Dokter Zen langsung mendekati pasien Zamudin, ia memeriksa semua tanda vitalnya.

"Bagaimana kondisi pasien, apa kau memeriksanya tadi pagi?" tanya Dokter Zen.

"Tadi pagi, saya memeriksa semua tanda vital pasien, semuanya normal Dok, hanya urinnya 100cc setiap 4jam," jawab Dokter Pamela.

"Aku rasa kita harus melakukan pindai CT untuk yang kedua," ucap Dokter Zen.

"Apa terjadi sesuatu dengan pasien ini Dok?" tanya Dokter Pamela.

"Aku tidak mau tahu, jika suamiku tidak kunjung membaik, maka aku akan menuntut Dokter yang telah merawat suami ku," acam Nyonya Ros

Dokter Zen menatap Pamela dan menatap Nyonya Ros. Ia berjalan mendekati Nyonya Ros dan berkata.

"Ikut keruanganku," ucap Dokter Zen.

Dengan rasa kesal, Nyonya Ros pun mengikuti Dokter Zen masuk ke dalam ruangannya.

"Silahkan duduk Nyonya," ucap Dokter Zen.

Dokter Zen mengambil rekam medis pasien dengan perlahan menjelaskan semua penyakit yang di derita oleh suaminya.

"Pasien datang dalam kondisi tidak sadarkan diri, dia terbukti mengonsumsi alkohol setelah meminum obat. Hal ini membuatnya obat tidak kerja maksimal sehinggal menyebabkan pasien kejang. Dokter Pamela yang berada di tempat kejadian, dia yang menolong beliau sampai di bawa ke rumah sakit, setelah di periksa oleh Dokter Pamela, pasien ternyata mengindap penyakit kanker hati stadium akhir. Di mana sel kanker sudah menyebar ke bagian tulang rusuk dan empedu, ini bisa menjadi pemicu pasien tidak sadarkan diri meski tanda vitalnya normal," jelas Dokter Zen menunjukan hasil pindai CT dan hasil USG kepada Nyonya Ros.

"Jika bukan karena Dokter Pamela, aku tidak bisa menjamin, suamimu akan terselamatkan," sambungnya.

Nyonya Pamela pun merasa terkejut dengan penyakit yang diam-diam diderita oleh suaminya, ia bahkan tidak mengetahui sama sekali.

"Lalu bagaimana dengan suami saya saat ini Dok, apa masih bisa di selamatkan?" tanya Nyonya Ros.

"Tanyakan pada Dokternya, dia yang lebih tau kondisi pasiennya," jawab Dokter Zen.

Nyonya Ros yang awalnya kesal dan meremehkam Pamela, kini ia mendekati Pamela yang sedang berdiri disamping Dokter Zen.

"Apa suamiku bisa di selamatkan?" tanya Nyonya Ros.

Pamela masih terdiam menatap mata sendu Nyonya Ros yang mulai berlinangan air mata, ia menatap kembali Dokter Zen, Dokter Zen pun memberi kode dengan mengedipkan matanya.

"Kita akan melakukan pindai CT untuk ke dua kalinya, untuk mencari penyebab pasien belom sadarkan diri, saya harap Nyonya bisa lebih mengerti dan mememahani kinkerja kita," jawab Dokter Pamela.

"Baiklah, aku serahkan semuanya kepadamu Dok, lakukan yang terbaik untuk suamiku," ucap Nyonya Ros membuat Pamela merada terkejut dan bangga.

Dengan senyuman ia meyakinkan Nyonya Ros.

BERSAMBUNG....

Episodes
1 Pronolog
2 Ramen dengan ceker
3 Hari pertema Interview
4 Diterima sebagai dokter muda
5 Kebencian Anton
6 Leader Night Dejavu
7 Pasien kejang
8 Pasien VIP
9 Operasi tanpa pindai CT
10 Kebijaksanaan Dokter Zen.
11 Flashdisk
12 Kerinduan sang adik
13 Keributan di UGD
14 Perencanaan Operasi PX. VIP
15 Keluh sang Adik
16 Resto Jepang
17 Transplantasi Hati
18 Menggoda Dokter Kiki
19 Kedatangan Dokter Sintia
20 Keputusan sepihak
21 Bersama Nek Marlin
22 kepadatan Ruang UGD
23 Patah tulang
24 Pertemuan yang tak di sengaja
25 Korban jadi tersangka 1
26 Korban jadi tersangka 2
27 Pemecatan secara tidak hormat
28 Kepanikan Pamela
29 Bergosip
30 Donor Darah
31 Kabar Tidak Baik
32 Kepanikan Anton
33 Terhempas
34 Perintah pimpinan Hanji
35 Ingatan Citra
36 Menemui Pimpinan Hanji
37 Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38 Ingin tahu
39 Pertikaian
40 Kelalaian mereka
41 Korban perdagangan anak.
42 Kekenyangan.
43 manggung
44 Jalan sehat
45 CTS Carpal Tunnel Syndrome
46 Yayasan Dream School
47 Penyelidikan Kevin
48 Sekelompok Bandit.
49 Melawan Bandit
50 Pemancing amarah
51 Guyonan
52 Kesadaran Luis
53 Bertemu di Club
54 Tawaran yang gila
55 Kelelahan
56 Melihat Monster Batu
57 Persiapan Operasi Pimpinan
58 Dokter baru
59 Rumah sakit Radom
60 Percakapan dua sejoli
61 Merubah penampilan
62 Dugaan
63 Pencarian
64 Hari menyenangkan
65 Teka teki
66 Senda gurau
67 Penangkapan
68 Pergosipan
69 Pasien VIP
70 Mengencani
71 Mengenang masa kecil
72 Belom sadarkan diri
73 Pertemuan
74 Mulai siuman
75 Imbalan
76 Istirahat yang sesungguhnya
77 Terbebas
78 Kelakuan Kakak beradik
79 Pencarian Indentitas.
80 Pencuci Perut
81 Main lagi
82 Ide yang konyol
83 Dua Planet
84 Ancaman menikah
85 Menepis perasaan
86 Surat Perjanjian
87 Kekaguman
88 Kehebatan Pamela
89 Kekesalan Pamela
90 Dipercepat.
91 Film horor
92 Fiting gaun pengantin
93 Keterkejutan Orang tua Pamela
94 Minuman Alkohol
95 Kelaparan
96 Kesal dengannya
97 Ikut-ikutan
98 Akad
99 Kaget
100 Kebangun.
101 Kemarahan Luis
102 Pesan menyayat hati
103 Kepergian Pimpinan Hanji
104 Mati lampu
105 Mana hantu
106 Kebiasaan tidur.
107 Satu Ranjang tak sengaja
108 Monster air
109 Menggoda iman dan taqwa
110 Menerobos benteng pertahanan
111 Kesejukan Malam
112 Semburan air panas
113 Pura-pura amnesia
114 Kelabasan 2 kali
115 Sedang kesal
116 Keinginan Alm Pimpinan Hanji
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Pronolog
2
Ramen dengan ceker
3
Hari pertema Interview
4
Diterima sebagai dokter muda
5
Kebencian Anton
6
Leader Night Dejavu
7
Pasien kejang
8
Pasien VIP
9
Operasi tanpa pindai CT
10
Kebijaksanaan Dokter Zen.
11
Flashdisk
12
Kerinduan sang adik
13
Keributan di UGD
14
Perencanaan Operasi PX. VIP
15
Keluh sang Adik
16
Resto Jepang
17
Transplantasi Hati
18
Menggoda Dokter Kiki
19
Kedatangan Dokter Sintia
20
Keputusan sepihak
21
Bersama Nek Marlin
22
kepadatan Ruang UGD
23
Patah tulang
24
Pertemuan yang tak di sengaja
25
Korban jadi tersangka 1
26
Korban jadi tersangka 2
27
Pemecatan secara tidak hormat
28
Kepanikan Pamela
29
Bergosip
30
Donor Darah
31
Kabar Tidak Baik
32
Kepanikan Anton
33
Terhempas
34
Perintah pimpinan Hanji
35
Ingatan Citra
36
Menemui Pimpinan Hanji
37
Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38
Ingin tahu
39
Pertikaian
40
Kelalaian mereka
41
Korban perdagangan anak.
42
Kekenyangan.
43
manggung
44
Jalan sehat
45
CTS Carpal Tunnel Syndrome
46
Yayasan Dream School
47
Penyelidikan Kevin
48
Sekelompok Bandit.
49
Melawan Bandit
50
Pemancing amarah
51
Guyonan
52
Kesadaran Luis
53
Bertemu di Club
54
Tawaran yang gila
55
Kelelahan
56
Melihat Monster Batu
57
Persiapan Operasi Pimpinan
58
Dokter baru
59
Rumah sakit Radom
60
Percakapan dua sejoli
61
Merubah penampilan
62
Dugaan
63
Pencarian
64
Hari menyenangkan
65
Teka teki
66
Senda gurau
67
Penangkapan
68
Pergosipan
69
Pasien VIP
70
Mengencani
71
Mengenang masa kecil
72
Belom sadarkan diri
73
Pertemuan
74
Mulai siuman
75
Imbalan
76
Istirahat yang sesungguhnya
77
Terbebas
78
Kelakuan Kakak beradik
79
Pencarian Indentitas.
80
Pencuci Perut
81
Main lagi
82
Ide yang konyol
83
Dua Planet
84
Ancaman menikah
85
Menepis perasaan
86
Surat Perjanjian
87
Kekaguman
88
Kehebatan Pamela
89
Kekesalan Pamela
90
Dipercepat.
91
Film horor
92
Fiting gaun pengantin
93
Keterkejutan Orang tua Pamela
94
Minuman Alkohol
95
Kelaparan
96
Kesal dengannya
97
Ikut-ikutan
98
Akad
99
Kaget
100
Kebangun.
101
Kemarahan Luis
102
Pesan menyayat hati
103
Kepergian Pimpinan Hanji
104
Mati lampu
105
Mana hantu
106
Kebiasaan tidur.
107
Satu Ranjang tak sengaja
108
Monster air
109
Menggoda iman dan taqwa
110
Menerobos benteng pertahanan
111
Kesejukan Malam
112
Semburan air panas
113
Pura-pura amnesia
114
Kelabasan 2 kali
115
Sedang kesal
116
Keinginan Alm Pimpinan Hanji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!