Operasi tanpa pindai CT

Sampai di ruang VIP, Pamela langsung berjalan menuju meja perawat untuk memeriksa rekam medis pasien. Kemudian ia masuk bersama satu perawat.

"Selamat pagi, bagaimana kondisimu Tuan," sapa Pamela dengan ramah.

Ajudan yang menjaga Bosnya itu langsung berdiri, ketika Pamela masuk dan memeriksa monitor yang terpasang di tubuh pasien.

"Di mana Dokter Zen?" tanya ajudan.

"Dia sedang ada operasi darurat, memangnya ada apa?" jawab Pamela.

"Biarkan Dokter Zen merawat Bos kami, ku dengar kau dokter magang yanh baru diterima 4 hari yang lalu, pengalamanmu tidak sebanyak Dokter Zen, jadi biarkan dia saja yang merawat Bos kami," jelas ajudan.

Pamela menatap lekat pria yang menggunakan stelan jas berwarna hitam.

"Aku rasa kau kurang istirahat, lihatlah kantung matamu yang menghitam. Kau harus jaga diri baik-baik, bagaimana jika kau sakit, siapa yang akan menjaga Bos mu? Jika kau ingin Dokter Zen yang merawatnya, katakan saja padanya. Aku di sini hanya menjalankan tugas ku," ucap Pamela langsung menundukan kepalanya dan meninggalkan ruangan.

Pamela meletakan rekam medis pasien diatas meja perawat.

"Pantau urinnya setiap 6 jam sekali, masukan NB setiap 12 jam, hubungi aku jika pasien sadarkan diri," perintah Pamela.

"Baik dok," jawab Perawat Kai.

Pamela kembali ke ruang UGD, ia melihat Anton baru saja datang. Pamela langsung menatap jam di tangannya, menunjukan pukul 09.00.

"Perawat Amel, apa kau tahu tentang pasien VIP?" tanya Anton.

"Pasien VIP sedang di periksa oleh Dokter Pamela, oh ... itu Dokter Pamela," jawab Perawat Amel.

Anton langsung menoleh ke arah belakang, melihat Pamela mendekatinya.

"Dokter Pamela! Ada yang mencarimu," panggil Perawat Amel.

Pamela menghentikan langkahnya, "siapa yang mencari ku?" tanya Pamela.

"Dokter Antoan," jawab Perawat Amel.

Anton langsung salah tingkah dan pergi menjauh dari hadapan Pamela, ia merasa malu karena namanya di sebut oleh Perawat Amel secara terang-terangan.

Pamela menatap Anton dengan tatapan yang aneh, tetapi ia tidak memperdulikannya, ia kembali ke ruang staf untuk membaca buku tentang penyakit kanker hati.

Keingintahuannya begitu tinggi sehingga dia mencari semua sumber dari buku, untuk mendapatkan informasi yang akurat.

Dengan penuh semangat, Pamela mencatat semua sumber informasi yang di dapat dari buku, sambil melihat hasil CT. Scan pasien Zamudin.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Dokter Tio.

"Aku sedang mencari informasi tentang kanker hati," jawab Pamela.

"Kau dokter baru ya di sini, aku baru melihat mu," ucap Dokter Tio.

"Kenalkan aku Pamela Deviana, Dokter bedah umum tahun ke 4," ucap Pamela.

"Aku Tio, Dokter bedah jantung," sahut Dokter Tio.

Ponsel Tio pun berdering, membuatnya harus segera meninggalkan ruang staf, Pamela yang melihat kepanikan Dokter Tio membuatnya langsung bertanya.

"Ada apa Dok?" tanya Pamela.

"Ada pasien dengan luka tembak di UGD," jawab Dokter Tio bergegas keluar dari ruang staf diikuti dengan Pamela.

Mereka berjalan bersama, sampai di ruang UGD, pasien pun baru saja tiba.

"Pasien datang!"

Teriak petugas ambulan.

Dokter Tio langsung memeriksa kondisi pasien yang tidak sadarkan diri, karena mengeluarkan banyak darah.

Dengan cepat Pamela membantu Dokter Tio, memasang intubasi, dan membawa pasien untuk pindai CT.

"Bagaimana kondisi pasien dengan luka tembak?" tanya Dokter Zen.

"Dokter Pamela dan Dokter Tio sedang membawa pasien untuk pindai CT," jawab Perawat Ken.

"Kenapa harus berdua, apa mereka tidak bisa salah satu saja, pasien di UGD selalu berdatangan. Jika tidak ada dokter yang berjaga, lalu siapa yang akan memeriksa pasien," gerutu Dokter Zen berjalan menuju bad nomor 07.

"Dokter tolong suamiku, dia sesak napas dan perutnya membesar," ucap pasien yang baru saja datang.

"Sejak kapan sesak napas? Apa suamimu memiliki riwayat asma?" tanya Dokter Zen.

Dokter Zen memeriksa pasien dan menyuruh perawat untuk memberikan obat uap dan memberi infus.

"Berikan obat uap, satu ampul salbutamol dengan larutan garam 5 ml, pasang infus intravena, pantau pasien 2 jam setelah di uap, hubungi aku jika sesaknya datang lagi," perintah Dokter Zen.

Pamela yang baru saja sampai di ruang UGD melihat Dokter Zen langsung mendekat.

"Doktee Zen!" panggil Pamela.

"Siapa yang berjaga di UGD?" tanya Dokter Zen.

"Saya dok," jawab Pamela.

"Hei, kau ini anak baru, kenapa bisa meninggalkan ruang UGD tanpa dokter! Apa yang kau lakukan, hah! Di sini pasien selalu berdatangan kapan saja, tetapi kau malah pergi bersama Dokter lain, bagaimana jika ada pasien sekarat datang kemari, tetapi tidak ada dokter yang berjaga di UGD? Bagaimana!," marah Dokter Zen.

Pamela hanya terdiam, tidak berani membantah apapun. Ia merasa salah karena meninggalkan ruang UGD saat sedang berjaga.

"Maafkan saya dok," ucap Pamela sambil menundukan kepalanya.

"Pasien datang!"

Teriak petugas bencana alam.

Pamela langsung mendekati pasien yang baru saja datang dengan luka yang cukup parah di bagian kaki dan bagian kepalanya.

"Apa yang terjadi?" tanya Pamela.

"Pasien mengalami cedera di kepalanya, ia sempat tergelincir saat sedang berlari mengambil bola, kakinya menyentuh aspal, dan kepalanya membentur sebuah batu. Tekanan darah 90/60mmhg, nadi 85 kali permenit, dan suhu tubuh 35.7 derajat celcius," jelas pertugas.

"Bawa pasien ke ranjang O2, siapkan larutan garam, kasa dan infus, cepat!" perintah Pamela.

Dokter Zen langsung mendekat, dan melibat kondisi pasien yang tidak sadarkan diri.

"Lakukan intubasi, setelah itu pindai CT," perintah Dokter Zen.

Tiba-Tiba pasien mengalami gagal jantung, alat menitor yang terpasang di tubuhnya lansung berbunyi.

"Dokter, tekanan jantungnya menurun!" teriak Perawat Ken.

Pamela langsung melakukan resusitasi jantung paru setiap 60 detik, lalu memerika kembali denyut jantungnya, beberapa kali di lakukan oleh Pamela dan akhirnya denyut nadi dan jantungnya kembali normal. Membuat Pamela merasa sangat lega.

"Segera bawa pasien ke ruang operasi, kita harus menyelamatkannya, ada cedera hebat dibagian kepalnya, ini akan mengakibatkan pasien akan mengalami kelumpuhan," jelas Dokter Zen.

Saat Pamela dan Perawat Ken mempersiapkan ruang operasi satu, Dokter Zen menemui wali yang menunggu di luar.

"Apa benar anda keluar dari pasien Juan?" tanya Dokter Zen.

"Benar Dok," jawab keluarga pasien.

"Ikut keruangan saya," ajak Dokter Zen.

Mereka berjalan menuju ruangan Dokter Zen.

"Cedera yang di alami suami ibu, cukup parah, kami akan melakukan operasi untuk mengatasi cedera yang ada di otaknya, kemungkin ini 85% akan berhasil, tetapi ..." jelas Dokter Zen.

"Tapi apa Dok? Suami saya akan segera sembuhkan dok?" tanya Keluarga pasien.

"Pasien akan mengalami kelumpuhan di bagian tangan ataupun kaki, kami belom membedah kepalanya, tapi dugaan saya cereda itu mengarah ke bagian saraf yang berfungsi menggerakan otot kaki dan tangan," jelas Dokter Zen.

Seketika istri dari pasien Juan menangis, ia memohon untuk Dokter, menyelamatkan suaminya.

"Beraninya dia mengoprasi tanpa melakukan pindai CT, apa dia dukun yang bisa menerawang penyakit manusia? Ini diluar nalar etika kedokteran."

BERSAMBUNG....

Episodes
1 Pronolog
2 Ramen dengan ceker
3 Hari pertema Interview
4 Diterima sebagai dokter muda
5 Kebencian Anton
6 Leader Night Dejavu
7 Pasien kejang
8 Pasien VIP
9 Operasi tanpa pindai CT
10 Kebijaksanaan Dokter Zen.
11 Flashdisk
12 Kerinduan sang adik
13 Keributan di UGD
14 Perencanaan Operasi PX. VIP
15 Keluh sang Adik
16 Resto Jepang
17 Transplantasi Hati
18 Menggoda Dokter Kiki
19 Kedatangan Dokter Sintia
20 Keputusan sepihak
21 Bersama Nek Marlin
22 kepadatan Ruang UGD
23 Patah tulang
24 Pertemuan yang tak di sengaja
25 Korban jadi tersangka 1
26 Korban jadi tersangka 2
27 Pemecatan secara tidak hormat
28 Kepanikan Pamela
29 Bergosip
30 Donor Darah
31 Kabar Tidak Baik
32 Kepanikan Anton
33 Terhempas
34 Perintah pimpinan Hanji
35 Ingatan Citra
36 Menemui Pimpinan Hanji
37 Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38 Ingin tahu
39 Pertikaian
40 Kelalaian mereka
41 Korban perdagangan anak.
42 Kekenyangan.
43 manggung
44 Jalan sehat
45 CTS Carpal Tunnel Syndrome
46 Yayasan Dream School
47 Penyelidikan Kevin
48 Sekelompok Bandit.
49 Melawan Bandit
50 Pemancing amarah
51 Guyonan
52 Kesadaran Luis
53 Bertemu di Club
54 Tawaran yang gila
55 Kelelahan
56 Melihat Monster Batu
57 Persiapan Operasi Pimpinan
58 Dokter baru
59 Rumah sakit Radom
60 Percakapan dua sejoli
61 Merubah penampilan
62 Dugaan
63 Pencarian
64 Hari menyenangkan
65 Teka teki
66 Senda gurau
67 Penangkapan
68 Pergosipan
69 Pasien VIP
70 Mengencani
71 Mengenang masa kecil
72 Belom sadarkan diri
73 Pertemuan
74 Mulai siuman
75 Imbalan
76 Istirahat yang sesungguhnya
77 Terbebas
78 Kelakuan Kakak beradik
79 Pencarian Indentitas.
80 Pencuci Perut
81 Main lagi
82 Ide yang konyol
83 Dua Planet
84 Ancaman menikah
85 Menepis perasaan
86 Surat Perjanjian
87 Kekaguman
88 Kehebatan Pamela
89 Kekesalan Pamela
90 Dipercepat.
91 Film horor
92 Fiting gaun pengantin
93 Keterkejutan Orang tua Pamela
94 Minuman Alkohol
95 Kelaparan
96 Kesal dengannya
97 Ikut-ikutan
98 Akad
99 Kaget
100 Kebangun.
101 Kemarahan Luis
102 Pesan menyayat hati
103 Kepergian Pimpinan Hanji
104 Mati lampu
105 Mana hantu
106 Kebiasaan tidur.
107 Satu Ranjang tak sengaja
108 Monster air
109 Menggoda iman dan taqwa
110 Menerobos benteng pertahanan
111 Kesejukan Malam
112 Semburan air panas
113 Pura-pura amnesia
114 Kelabasan 2 kali
115 Sedang kesal
116 Keinginan Alm Pimpinan Hanji
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Pronolog
2
Ramen dengan ceker
3
Hari pertema Interview
4
Diterima sebagai dokter muda
5
Kebencian Anton
6
Leader Night Dejavu
7
Pasien kejang
8
Pasien VIP
9
Operasi tanpa pindai CT
10
Kebijaksanaan Dokter Zen.
11
Flashdisk
12
Kerinduan sang adik
13
Keributan di UGD
14
Perencanaan Operasi PX. VIP
15
Keluh sang Adik
16
Resto Jepang
17
Transplantasi Hati
18
Menggoda Dokter Kiki
19
Kedatangan Dokter Sintia
20
Keputusan sepihak
21
Bersama Nek Marlin
22
kepadatan Ruang UGD
23
Patah tulang
24
Pertemuan yang tak di sengaja
25
Korban jadi tersangka 1
26
Korban jadi tersangka 2
27
Pemecatan secara tidak hormat
28
Kepanikan Pamela
29
Bergosip
30
Donor Darah
31
Kabar Tidak Baik
32
Kepanikan Anton
33
Terhempas
34
Perintah pimpinan Hanji
35
Ingatan Citra
36
Menemui Pimpinan Hanji
37
Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38
Ingin tahu
39
Pertikaian
40
Kelalaian mereka
41
Korban perdagangan anak.
42
Kekenyangan.
43
manggung
44
Jalan sehat
45
CTS Carpal Tunnel Syndrome
46
Yayasan Dream School
47
Penyelidikan Kevin
48
Sekelompok Bandit.
49
Melawan Bandit
50
Pemancing amarah
51
Guyonan
52
Kesadaran Luis
53
Bertemu di Club
54
Tawaran yang gila
55
Kelelahan
56
Melihat Monster Batu
57
Persiapan Operasi Pimpinan
58
Dokter baru
59
Rumah sakit Radom
60
Percakapan dua sejoli
61
Merubah penampilan
62
Dugaan
63
Pencarian
64
Hari menyenangkan
65
Teka teki
66
Senda gurau
67
Penangkapan
68
Pergosipan
69
Pasien VIP
70
Mengencani
71
Mengenang masa kecil
72
Belom sadarkan diri
73
Pertemuan
74
Mulai siuman
75
Imbalan
76
Istirahat yang sesungguhnya
77
Terbebas
78
Kelakuan Kakak beradik
79
Pencarian Indentitas.
80
Pencuci Perut
81
Main lagi
82
Ide yang konyol
83
Dua Planet
84
Ancaman menikah
85
Menepis perasaan
86
Surat Perjanjian
87
Kekaguman
88
Kehebatan Pamela
89
Kekesalan Pamela
90
Dipercepat.
91
Film horor
92
Fiting gaun pengantin
93
Keterkejutan Orang tua Pamela
94
Minuman Alkohol
95
Kelaparan
96
Kesal dengannya
97
Ikut-ikutan
98
Akad
99
Kaget
100
Kebangun.
101
Kemarahan Luis
102
Pesan menyayat hati
103
Kepergian Pimpinan Hanji
104
Mati lampu
105
Mana hantu
106
Kebiasaan tidur.
107
Satu Ranjang tak sengaja
108
Monster air
109
Menggoda iman dan taqwa
110
Menerobos benteng pertahanan
111
Kesejukan Malam
112
Semburan air panas
113
Pura-pura amnesia
114
Kelabasan 2 kali
115
Sedang kesal
116
Keinginan Alm Pimpinan Hanji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!