Transplantasi Hati

Dengan sabar, Luis menunggu Pamela yang sedang menikmati makanannya, ada rada kesal terlintas di wajahnya, membuat Luis terus mengumpat di dalam hati.

Selesai makan, Pamela minum jus untuk menyegarkan mulutnya, sedikit sendawa. Membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu sangat terkejut menatap Pamela yang tanpa dosa, ia dengan santainya merapihkan mulutnya dengan tissu.

Pamela berubah dengan wajah yang serius, ia terus mantap Luis.

"Baiklah, akan saya jawab semua yang Tuam tanyakan tadi kepada saya. Saya adalah seoramg dokter di Rumah Sakit Utama Medika, dan di club kemarin bersama teman-teman saya, itu hanya hobi, saya sangat menyukai musik, dan suka mengolah musik. Apa ada yang ingin ditanyakan lagi Tuan?" jelas Pamela.

Luis memperhatikan setiap penampilan Pamela dengan detail, ia bahkan memperhatikan rambutnya yang terurai cukup kusut, membuatnya tersenyum.

"Baiklah, jika seperti itu, apa kau mau bekerja sama denganku?" tanya Luis.

"Tentang apa Tuan?" jawab Pamela.

Luis memberi klde kepada Jemi untuk menjelaskan semua.

"Jadi begini Nona, Tuan Luis menginginkan anda untuk bekerja sebagai Disk Jokey tetap di Leader Night Devaju atau LND, apa anda bersedia?" jelas Jemi.

Pamela menerima selembar kerja yang berisikan kontrak kerja, ia terdiam membaca isi kontrak kerja itu dan menatap Jemi kemudian menatap Luis.

'Aduh bagaimana ini, gajinya sangat fantastis tapi aku sangat mencintai profesiku sebagai dokter. Pilihan yang sangat sulit,' batin Pamela.

"Bagaimana Nona? Apa anda sudah bisa memutuskan sekarang?' tanya Jemi.

"Saya akan putuskan, ini pilihan yang tidak mudah. Saya meminta waktu 1 minggu, apa anda bersedia?" jawab Pamela.

'Perempuan ini seperti sedang mempermainkanku, awas kau ya ... jika memang kau menipuku, akan ku hancurkan karirmu,' gumam Luis dalam hati.

"Baiklah, aku tunggu minggu depan. Jika kau ingkar maka kau akan tahu akibatnya," ancam Luis.

Luis langsung pergi meninggalkan Pamela yang masih duduk di ruangan itu, ia terdiam memikirkan pilihan yang sangat sulit untuk di putuskan, tetapi ia juga tidak ingin egois. Pamela menatap kepergian Luis dan beberapa orang yang mengikutinya.

"Aku bagaimana aku," gumam Pamela.

Pamela baru menyadari jika dirinya harus belajar untuk operasi pertamanya, dengan cepat Pamela keluar dari ruangan itu dan berlari secepat mungkin. Luis yang baru saja keluar dari resto jepang itu merasa kaget dengan bayangan Pamela dengan cepat kilat berlari mendahului Luis.

Luis merasa kaget, melihat Pamela berlari sangat cepat.

"Dasar perempuan gila!" geram Luis.

"Apa perlu kita beri dia pelajaran Tuan?" tanya Jemi.

"Tahan dulu, aku ingin menunggunya sampai minggu depan. Jika dia berbohong, akan aku pastikan karirnya akan hancur," geram Luis.

Luis langsung masuk ke dalam mobil.

Pamela yang terus berlari sampai akhirnya dia kelelahan, napasnya tersengal-sengal membuatnya langsung berjalam perlahan sambil mengatur napasnya.

Pamela langsung menghentikan taksi, agar segera sampai ke rumah sakit.

Seperti biasa, ketika Pamela tidak pulang ke kosannya, ia selalu mendapat bingkisan dari Nenek Marlin yang selalu membawakan bekal untuknya.

Saat Pamela masuk melewati ruang UGD, lagi-lagi Perawat Isni memanggilnya.

"Dokter Pamela!" panggil Perawat Isni.

Dokter Pamela pun menoleh ke arah sumber suara.

"Ada apa?" tanya Dokter Pamela.

"Ada bingkisan untukmu, Dok," jawab Perawat Isni.

Pamela menerima bingkisan itu dan hanya tersenyum menatap Perawatn Isni, ia berjalan menuju ruang staf dan segera membersihkan diri. Ia meletakan bingkisan itu di atas meja.

Selesai mandi, Pamela mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia melihat bingkisan itu masih utuh, membuatnya langsung mendekatinya.

Ada selembar kertas yang selalu membuat Pamela tersenyum.

"Cucuku, jaga kesehatanmu, aku buatkan sup ramen dengan ceker. Makanlah selagu hangat."

Pesan dari Nek Marlin.

Pamela langsung membuka wadah bekal dan sempat mencium aroma yang sangat enak, dia tidak perduli meskipun tadi dia sudah makan banyak, membuatnya makan lagi tanpa berfikir takut gendut, karena dengan makan akan lebih membuatnya lebih konsentrasi.

Sambil mengeluarkan flashdisk, Pamela langsung membuka isi dari flashdisk itu. ada beberapa file dan Pamela membukanya satu persatu.

Sambil memakan ramen buatan Nek Marlin, Pamela memperhatikan setiap tindakan yang ada di dalam vidio itu, ia langsug mencari bukunya untuk mencatat semuanya yang menurutnya sangat penting.

Terlihat sangat serius, Pamela mencatat dan membuka buku yang menyangkut tentang penyakit kanker. Ia tidak menyadari jika dari kejauhan ada seseorang yang sedang mengawasinya sambil tersenyum bangga.

"Jika sel kanker di angkat itu artinya akan ada perdarahan di dalam hati dan terpaksa dokter harus menyiapkan minimal 4 kantong darah. Masalah terbesarnya adalah, sel kanker pasien VIP sudah menjalar sampai ke tulang rusuk, apa tulang rusuknya akan di potong juga? Kenapa sangat rumit sekali, kepalaku rasanya mau meledak," ucap Pamela.

"Jika kau memotong tulang rusuk itu bisa di gunakan opsi terakhir, tetapi ... kamu harus mengukur seberapa luar sel yang sudah menyebar, coba lihat hasil pemeriksaan pasien VIP," sahut Dokter Zen.

Pamela langsung menoleh ke arah sumber suara, ia menatap kehadiran Dokter Zen yang berjalan mendaktinya.

"Dok. Kenapa saya di masukan ke dalam operasi ini? Ini perdana untuk saya dan akan sangat sulit untuk mempelajari semuanya," tanya Pamela.

"Karena kau yang dari awal menangani pasien ini, jadi kau harus bisa. Coba kau lihat hasil CT Scan dan USG, itu terdapat bagian lobus (sisi dari organ hati) kanan lebih besar dari lobus kiri, coba kau amati hasilnya," jawab Dokter Zen.

"Bagaimana jika di lakukan transplantasi hati, atau pencakokan hati, bagaimana menurut Dokter? Melihat kondisi hati pasien saat ini, sangat mustahil jika kita hanya mengangkat kankernya saja, pasien juga mengalami komplikasi lainnya, itu mungkin bisa berpengaruh lebih terhadap kesadarannya," ucap Pamela.

"Kau catat, transplantasi hati. Itu jalan yang memang harus di lakukan, kapan kalian akan mengadakan rapat bersama Dokter Arif?" tanya Dokter Zen.

"Dokter Arif bilang, besok Dok," jawab Pamela.

" Kau sampaikan pendapatmu, biar ini bisa menjadi stady banding, dengan pendapat Dokter lainnya," ucap Dokter Zen.

Dokter Zen langsung pergi meninggalkan Pamela yang masih duduk di ruang staf.

Di tempat lain.

"Sayang, kau butuh istirahat, lihatlah wajahmu sangat pucat," ucap Sherlin mengelus pundak suaminya.

"Pekerjaanku masih banyak, kau istirahatlah. Bagaimana dengan Pamela, apa kau tadi bertemu dengannya?" tanya Bramasta.

"Aku sempat menemuinya, dia jauh lebih dewasa, wajahnya cantik, rambutnya panjang, senyumnya masih sama seperti saat dia masih SMA. Dia terlihat kurus, aku rasa dia tidak menjaga pola makannya dengan baik," jawab Sherlin.

"Apa kau tidak merindukannya? Temui dia, mau bagaimana pun dia anak kandung kita, dia mampu mewujudkan mimpinya tanpa bantuan kita, aku rasa kita sudah gagal menjadi orang tua yang baik untuknya," kata Sherlin mulai berkaca-kaca, membuat Bramasta menatapnya.

"Aku tidak sanggup untuk menatap matanya, mungkin aku butuh waktu memahaminya," ucap Bramasta.

BERSAMBUNG....

Episodes
1 Pronolog
2 Ramen dengan ceker
3 Hari pertema Interview
4 Diterima sebagai dokter muda
5 Kebencian Anton
6 Leader Night Dejavu
7 Pasien kejang
8 Pasien VIP
9 Operasi tanpa pindai CT
10 Kebijaksanaan Dokter Zen.
11 Flashdisk
12 Kerinduan sang adik
13 Keributan di UGD
14 Perencanaan Operasi PX. VIP
15 Keluh sang Adik
16 Resto Jepang
17 Transplantasi Hati
18 Menggoda Dokter Kiki
19 Kedatangan Dokter Sintia
20 Keputusan sepihak
21 Bersama Nek Marlin
22 kepadatan Ruang UGD
23 Patah tulang
24 Pertemuan yang tak di sengaja
25 Korban jadi tersangka 1
26 Korban jadi tersangka 2
27 Pemecatan secara tidak hormat
28 Kepanikan Pamela
29 Bergosip
30 Donor Darah
31 Kabar Tidak Baik
32 Kepanikan Anton
33 Terhempas
34 Perintah pimpinan Hanji
35 Ingatan Citra
36 Menemui Pimpinan Hanji
37 Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38 Ingin tahu
39 Pertikaian
40 Kelalaian mereka
41 Korban perdagangan anak.
42 Kekenyangan.
43 manggung
44 Jalan sehat
45 CTS Carpal Tunnel Syndrome
46 Yayasan Dream School
47 Penyelidikan Kevin
48 Sekelompok Bandit.
49 Melawan Bandit
50 Pemancing amarah
51 Guyonan
52 Kesadaran Luis
53 Bertemu di Club
54 Tawaran yang gila
55 Kelelahan
56 Melihat Monster Batu
57 Persiapan Operasi Pimpinan
58 Dokter baru
59 Rumah sakit Radom
60 Percakapan dua sejoli
61 Merubah penampilan
62 Dugaan
63 Pencarian
64 Hari menyenangkan
65 Teka teki
66 Senda gurau
67 Penangkapan
68 Pergosipan
69 Pasien VIP
70 Mengencani
71 Mengenang masa kecil
72 Belom sadarkan diri
73 Pertemuan
74 Mulai siuman
75 Imbalan
76 Istirahat yang sesungguhnya
77 Terbebas
78 Kelakuan Kakak beradik
79 Pencarian Indentitas.
80 Pencuci Perut
81 Main lagi
82 Ide yang konyol
83 Dua Planet
84 Ancaman menikah
85 Menepis perasaan
86 Surat Perjanjian
87 Kekaguman
88 Kehebatan Pamela
89 Kekesalan Pamela
90 Dipercepat.
91 Film horor
92 Fiting gaun pengantin
93 Keterkejutan Orang tua Pamela
94 Minuman Alkohol
95 Kelaparan
96 Kesal dengannya
97 Ikut-ikutan
98 Akad
99 Kaget
100 Kebangun.
101 Kemarahan Luis
102 Pesan menyayat hati
103 Kepergian Pimpinan Hanji
104 Mati lampu
105 Mana hantu
106 Kebiasaan tidur.
107 Satu Ranjang tak sengaja
108 Monster air
109 Menggoda iman dan taqwa
110 Menerobos benteng pertahanan
111 Kesejukan Malam
112 Semburan air panas
113 Pura-pura amnesia
114 Kelabasan 2 kali
115 Sedang kesal
116 Keinginan Alm Pimpinan Hanji
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Pronolog
2
Ramen dengan ceker
3
Hari pertema Interview
4
Diterima sebagai dokter muda
5
Kebencian Anton
6
Leader Night Dejavu
7
Pasien kejang
8
Pasien VIP
9
Operasi tanpa pindai CT
10
Kebijaksanaan Dokter Zen.
11
Flashdisk
12
Kerinduan sang adik
13
Keributan di UGD
14
Perencanaan Operasi PX. VIP
15
Keluh sang Adik
16
Resto Jepang
17
Transplantasi Hati
18
Menggoda Dokter Kiki
19
Kedatangan Dokter Sintia
20
Keputusan sepihak
21
Bersama Nek Marlin
22
kepadatan Ruang UGD
23
Patah tulang
24
Pertemuan yang tak di sengaja
25
Korban jadi tersangka 1
26
Korban jadi tersangka 2
27
Pemecatan secara tidak hormat
28
Kepanikan Pamela
29
Bergosip
30
Donor Darah
31
Kabar Tidak Baik
32
Kepanikan Anton
33
Terhempas
34
Perintah pimpinan Hanji
35
Ingatan Citra
36
Menemui Pimpinan Hanji
37
Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38
Ingin tahu
39
Pertikaian
40
Kelalaian mereka
41
Korban perdagangan anak.
42
Kekenyangan.
43
manggung
44
Jalan sehat
45
CTS Carpal Tunnel Syndrome
46
Yayasan Dream School
47
Penyelidikan Kevin
48
Sekelompok Bandit.
49
Melawan Bandit
50
Pemancing amarah
51
Guyonan
52
Kesadaran Luis
53
Bertemu di Club
54
Tawaran yang gila
55
Kelelahan
56
Melihat Monster Batu
57
Persiapan Operasi Pimpinan
58
Dokter baru
59
Rumah sakit Radom
60
Percakapan dua sejoli
61
Merubah penampilan
62
Dugaan
63
Pencarian
64
Hari menyenangkan
65
Teka teki
66
Senda gurau
67
Penangkapan
68
Pergosipan
69
Pasien VIP
70
Mengencani
71
Mengenang masa kecil
72
Belom sadarkan diri
73
Pertemuan
74
Mulai siuman
75
Imbalan
76
Istirahat yang sesungguhnya
77
Terbebas
78
Kelakuan Kakak beradik
79
Pencarian Indentitas.
80
Pencuci Perut
81
Main lagi
82
Ide yang konyol
83
Dua Planet
84
Ancaman menikah
85
Menepis perasaan
86
Surat Perjanjian
87
Kekaguman
88
Kehebatan Pamela
89
Kekesalan Pamela
90
Dipercepat.
91
Film horor
92
Fiting gaun pengantin
93
Keterkejutan Orang tua Pamela
94
Minuman Alkohol
95
Kelaparan
96
Kesal dengannya
97
Ikut-ikutan
98
Akad
99
Kaget
100
Kebangun.
101
Kemarahan Luis
102
Pesan menyayat hati
103
Kepergian Pimpinan Hanji
104
Mati lampu
105
Mana hantu
106
Kebiasaan tidur.
107
Satu Ranjang tak sengaja
108
Monster air
109
Menggoda iman dan taqwa
110
Menerobos benteng pertahanan
111
Kesejukan Malam
112
Semburan air panas
113
Pura-pura amnesia
114
Kelabasan 2 kali
115
Sedang kesal
116
Keinginan Alm Pimpinan Hanji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!