Keributan di UGD

Keributan di ruang UGD menjadi pusat perhatian banyak orang, melihat keluarga pasien yang memaki-maki Dokter yang sedang berjaga, membuat ramai di perbincangkan keluarga pasien yang lainnya.

Keributan itu sampai di telinga Dokter Zen, membuatnya langsung menuju ruang UGD, saat Dokter Zen sampai di UGD, ia melihat hasil pemeriksaan pasien yang bernama Nia.

Dokter Zen pun menyimpulkan, bahwa pasien Nia mengalami kekerasan bukan kecelakaan lalu lintas. Dokter Zen langsung mendekati keluarga pasien yang masih marah-marah.

"Apa kau benar keluarga pasien Nia?" tanya Dokter Zen.

"Kau siapa? Kau juga mau mengatakan jika aku yang melakukan penganiayaan terhadap adikku sendiri kan! Kalian memang Dokter ke****t," geram keluarga pasien Nia.

Kesabaran Dokter Zen pun sudah habis, ia mencoba menghembuskan napasnya dan langsung memperjelas semua tindakan dasar yang dilakukan oleh para medis.

"Nona muda dengarkan aku, kau kan disini keluarga pasien, kami meminta keterangan yang jelas agar bisa mendiagnosa suatu penyakit yang dialami pasien, jika kau tidak bisa di ajak kerja sama maka kami akan melakukan diagnosa sementara dan meminta pihak yang berwajib untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, apa kau mengerti yang kami maksud. Cobalah pikirkan tindakanmu, kau memaki Dokter kami, kau akan di tuduh sebagai tersangka kekerasan, apa kau mau? Bekerja samalah dengan kami, agar semuanya bisa berjalan dengan lancar," jelas Dokter Zen.

Ucapan Dokter Zen seperti memiliki magnet yang mampu membuat banyak orang luluh dan keluar pasien Nia pun terdiam merenungi kesalahannya, ia menatap malu kepada Dokter Pamela yang masih berdiri dihadapannya.

Tiba-tiba pasien Nia mengalami penurunan saturasi oksigen dan membuat alat yang menempel di tubuhnya langsung berbunyi.

"Dokter! Pasien mengalami syok!" teriak Perawat Ken.

Pamela langsung menoleh ke arah pasien dan langsung memeriksa pasien dengan cepat, detak jantungnya melemah, membuat Pamela langsung melakukan resusitasi jantung paru. Ia memeriksa setiap 60 detik sekali, sampai deyut nadi pasien kembali normal.

Hampir 5 menit, Pamela melakukan resusitasi ja*n***tung paru, membuatnya kelelahan. Dokter Zen langsung memeriksa ulang pasien Nia dan menyuruh Perawat Ken memasukan obat kedalam infus.

Obat pun sudah masuk melalu pembuluh darah, Dokter Zen menggantikan Pamela untuk melakukan res*usi***tasi jantung paru. Dan akhirnya denyut nadi pun kembali normal, tetapi keadaan pasien semakin melemah.

"Kondisinya sangat kritis, hubungi polisi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, pindahkan pasien ke ruang hibrida," perintah Dokter Zen.

Dengan cepat Perawat menarik bad untuk di pindahkan ke ruang hibrida.

Dokter Zen dengan napas yang tersengal-sengal menatap keluarga pasien Nia, lalu Dokter Zen mendekat.

"Katakan yang sejujurnya Nona, apa yang terjadi, jika kau takut ada yang mengikutimu, mari keruangan saya," ucap Dokter Zen.

Dengan penuh keraguan, keluarga pasien yang bernama Chai terpaksa mengikuti Dokter Zen. Saat ia melangkahkan kakinya, melirik ke kanan dan ke kiri, seperti orang ketakutan.

Dokter Zen langsung memahami situasi yang terjadi, tetapi saat ini rumah sakit sudah di jaga ketat oleh beberapa petuga keamanan, tidak semua keluarga pasien bisa masuk mengunjungi pasien lainnya, sehingga terlihat ramai di depan ruangan UGD.

Dokter Jhon yang akan berjaga malam, saat ia mulai memarkirkan mobilnya, ia melihat beberapa orang sedang menunggu di luar ruangan UGD, merasa penasaran, Dokter Jhon pun langsung bertanya kepada petugas keamanan.

"Permisi pak, apa sedang terjadi sesuatu didalam?" tanya Dokter Jhon.

"Dokter Zen mengatakan, ada pasien yang mengalami kekerasan seksual, dan pelakunya ada di sekitaran rumah sakit, maka dari itu beliau meminta kami untuk menjaga ketat rumah sakit, sampai polisi datang," jelas petugas keamanan.

Dokter Jhon pun langsung masuk ke dalam, untung memeriksa keadaan di dalam. Saat iya membuka pintu masuk UGD, Dokter Jhon melihat seorang pria, yang menggunakan pakaian hitam dan topi, sedang duduk di ruang tunggu administrasi.

Pria itu terlihat sangat mencurigakan, tetapi Dokter Jhon berusaha untuk tenang, ia langsung menuju meja administrasi, dan beebincang kepada Pak Ahmad.

"Malam Pak," sapa Dokter Jhon.

"Dokter Jhon, apa malam ini Dokter jaga malam?" tanya Pak Ahmad.

Dokter Jhon menganggukan kepalanya, ia langsung masuk keruang staf untuk mengganti pakaiannya.

"Jadi, adik saya beberapa hari terakhir ini mengalami nyeri hebat di bagian perut bawah, terlihat wajahnya sangat pucat, saat saya menyuruhnya untuk periksa ke rumah sakit, ia menolak, sampai akhirnya ia membawa beberapa barang dagangan saya dan itu akan diambil oleh pemiliknya, tidak di sengaja ia menjatuhkannya dan barang dagangan saja pecah, membuat saja marah dan memukulnya Dok, saya tidak tahu jika adik saya dalam kondisi kritis," jelas Chai.

"Kami memeriksa kondisi pasien Nia, ia mengalami patah tulang di bagian paha atas, dan alat kelamimnya mengalami lebab, dugaan kami pasien Nia, mengalami penganiayan dan pelecehan seksual, sebentar lagi polisi akan datang, dan mencari siapa pelaku kejahatan ini," jelas Dokter Zen.

Chai terlihat sangat terkejut, ketika mengetahui adiknya sangat menderita, masa depannya pun hilang begitu saja. Harapannya untuk menjadi seorang guru pun pupus, apalagi melihat kondisi adiknya saat ini, membuat Chai semakin bersalah karena tidak bisa menjaga adiknya dengan baik.

Dokter Zen langsung mengantarkan Chai, ke ruamg hibrida. Chai melihat Pamela pun langdung menundukan kepalanya, ia merasa sangat bersalah karena sudah memakinya.

"Minta maaflah, kata-kata kasarmu tadi sangat menyakiti hatinya," ucap Dokter Zen.

Di dalam ruangan staf.

Anton hanya bermain game, ia tidak memperdulikan pasien yang ada di ruang UGD, karena ia merasa sudah bekerja dari pagi sampai sore, membuatnya sangat jenuh dan bosan.

Ponselnya berdering, membuatnya malas untuk mengankatnya.

Anton : "Iya hallo."

Dohi : "Apa kau sudah melakukan tugasmu, ingat Anton. Kau harus menjadi Dokter yang merawat pasien VIP, papa tidak mau mendengar alasan apapun, ingat! Kau harus membawa reputasi papa menjadi lebih baik."

Sambungan telpon terputus, membuat Anton merasa frustasi, ia tidak mungkin jika harus mengambil alih posisi Pamela, karena baginya ini sangat tidak mungkin. Anton terus berfikir untuk mencari cara menyingkirkan Pamela.

"Aku muak dengan semua ini, aku muak dengan kau! Pemela!" geram Anton.

Anton yang hanya duduk di sofa yang empuk, sedangkan para dokter lainnya sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing, bahkan ruang operasi pun masih menyala, menandakan ada pasien darurat yang harus di operasi.

Saat Dokter Pamela sedang membeli minuman dingin di kantin dalam rumah sakit, ia merasa seperti ada yang mengikutinya dari belakang, saat Pamela menoleh, ia tidak melihat ada siapa-siapa di belakang. Membuat Pamela kembali berjalan menuju ruang UGD.

Tragedi pun terjadi, ada yang tiba-tiba menyodorkan pisau kecil di dada Pamela, membuatnya langsung berhenti melangkah.

"Ampun Dok."

BERSAMBUNG....

Episodes
1 Pronolog
2 Ramen dengan ceker
3 Hari pertema Interview
4 Diterima sebagai dokter muda
5 Kebencian Anton
6 Leader Night Dejavu
7 Pasien kejang
8 Pasien VIP
9 Operasi tanpa pindai CT
10 Kebijaksanaan Dokter Zen.
11 Flashdisk
12 Kerinduan sang adik
13 Keributan di UGD
14 Perencanaan Operasi PX. VIP
15 Keluh sang Adik
16 Resto Jepang
17 Transplantasi Hati
18 Menggoda Dokter Kiki
19 Kedatangan Dokter Sintia
20 Keputusan sepihak
21 Bersama Nek Marlin
22 kepadatan Ruang UGD
23 Patah tulang
24 Pertemuan yang tak di sengaja
25 Korban jadi tersangka 1
26 Korban jadi tersangka 2
27 Pemecatan secara tidak hormat
28 Kepanikan Pamela
29 Bergosip
30 Donor Darah
31 Kabar Tidak Baik
32 Kepanikan Anton
33 Terhempas
34 Perintah pimpinan Hanji
35 Ingatan Citra
36 Menemui Pimpinan Hanji
37 Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38 Ingin tahu
39 Pertikaian
40 Kelalaian mereka
41 Korban perdagangan anak.
42 Kekenyangan.
43 manggung
44 Jalan sehat
45 CTS Carpal Tunnel Syndrome
46 Yayasan Dream School
47 Penyelidikan Kevin
48 Sekelompok Bandit.
49 Melawan Bandit
50 Pemancing amarah
51 Guyonan
52 Kesadaran Luis
53 Bertemu di Club
54 Tawaran yang gila
55 Kelelahan
56 Melihat Monster Batu
57 Persiapan Operasi Pimpinan
58 Dokter baru
59 Rumah sakit Radom
60 Percakapan dua sejoli
61 Merubah penampilan
62 Dugaan
63 Pencarian
64 Hari menyenangkan
65 Teka teki
66 Senda gurau
67 Penangkapan
68 Pergosipan
69 Pasien VIP
70 Mengencani
71 Mengenang masa kecil
72 Belom sadarkan diri
73 Pertemuan
74 Mulai siuman
75 Imbalan
76 Istirahat yang sesungguhnya
77 Terbebas
78 Kelakuan Kakak beradik
79 Pencarian Indentitas.
80 Pencuci Perut
81 Main lagi
82 Ide yang konyol
83 Dua Planet
84 Ancaman menikah
85 Menepis perasaan
86 Surat Perjanjian
87 Kekaguman
88 Kehebatan Pamela
89 Kekesalan Pamela
90 Dipercepat.
91 Film horor
92 Fiting gaun pengantin
93 Keterkejutan Orang tua Pamela
94 Minuman Alkohol
95 Kelaparan
96 Kesal dengannya
97 Ikut-ikutan
98 Akad
99 Kaget
100 Kebangun.
101 Kemarahan Luis
102 Pesan menyayat hati
103 Kepergian Pimpinan Hanji
104 Mati lampu
105 Mana hantu
106 Kebiasaan tidur.
107 Satu Ranjang tak sengaja
108 Monster air
109 Menggoda iman dan taqwa
110 Menerobos benteng pertahanan
111 Kesejukan Malam
112 Semburan air panas
113 Pura-pura amnesia
114 Kelabasan 2 kali
115 Sedang kesal
116 Keinginan Alm Pimpinan Hanji
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Pronolog
2
Ramen dengan ceker
3
Hari pertema Interview
4
Diterima sebagai dokter muda
5
Kebencian Anton
6
Leader Night Dejavu
7
Pasien kejang
8
Pasien VIP
9
Operasi tanpa pindai CT
10
Kebijaksanaan Dokter Zen.
11
Flashdisk
12
Kerinduan sang adik
13
Keributan di UGD
14
Perencanaan Operasi PX. VIP
15
Keluh sang Adik
16
Resto Jepang
17
Transplantasi Hati
18
Menggoda Dokter Kiki
19
Kedatangan Dokter Sintia
20
Keputusan sepihak
21
Bersama Nek Marlin
22
kepadatan Ruang UGD
23
Patah tulang
24
Pertemuan yang tak di sengaja
25
Korban jadi tersangka 1
26
Korban jadi tersangka 2
27
Pemecatan secara tidak hormat
28
Kepanikan Pamela
29
Bergosip
30
Donor Darah
31
Kabar Tidak Baik
32
Kepanikan Anton
33
Terhempas
34
Perintah pimpinan Hanji
35
Ingatan Citra
36
Menemui Pimpinan Hanji
37
Dokter pribadi Pimpinan Hanji
38
Ingin tahu
39
Pertikaian
40
Kelalaian mereka
41
Korban perdagangan anak.
42
Kekenyangan.
43
manggung
44
Jalan sehat
45
CTS Carpal Tunnel Syndrome
46
Yayasan Dream School
47
Penyelidikan Kevin
48
Sekelompok Bandit.
49
Melawan Bandit
50
Pemancing amarah
51
Guyonan
52
Kesadaran Luis
53
Bertemu di Club
54
Tawaran yang gila
55
Kelelahan
56
Melihat Monster Batu
57
Persiapan Operasi Pimpinan
58
Dokter baru
59
Rumah sakit Radom
60
Percakapan dua sejoli
61
Merubah penampilan
62
Dugaan
63
Pencarian
64
Hari menyenangkan
65
Teka teki
66
Senda gurau
67
Penangkapan
68
Pergosipan
69
Pasien VIP
70
Mengencani
71
Mengenang masa kecil
72
Belom sadarkan diri
73
Pertemuan
74
Mulai siuman
75
Imbalan
76
Istirahat yang sesungguhnya
77
Terbebas
78
Kelakuan Kakak beradik
79
Pencarian Indentitas.
80
Pencuci Perut
81
Main lagi
82
Ide yang konyol
83
Dua Planet
84
Ancaman menikah
85
Menepis perasaan
86
Surat Perjanjian
87
Kekaguman
88
Kehebatan Pamela
89
Kekesalan Pamela
90
Dipercepat.
91
Film horor
92
Fiting gaun pengantin
93
Keterkejutan Orang tua Pamela
94
Minuman Alkohol
95
Kelaparan
96
Kesal dengannya
97
Ikut-ikutan
98
Akad
99
Kaget
100
Kebangun.
101
Kemarahan Luis
102
Pesan menyayat hati
103
Kepergian Pimpinan Hanji
104
Mati lampu
105
Mana hantu
106
Kebiasaan tidur.
107
Satu Ranjang tak sengaja
108
Monster air
109
Menggoda iman dan taqwa
110
Menerobos benteng pertahanan
111
Kesejukan Malam
112
Semburan air panas
113
Pura-pura amnesia
114
Kelabasan 2 kali
115
Sedang kesal
116
Keinginan Alm Pimpinan Hanji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!