Luis yang memperhatikan Pamela sedang memeriksa Kliennya, membuatnya langsung menatap asisten Jemi.
"Siapa dia? Apa dia seorang dokter?" tanya Luis.
"Yang saya tahu, dia wanita yang bekerja sebagai seorang DJ, selebihnya akan saya cari tahu Tuan," jawab Jemi.
'Wanita ini sangat menarik, sepertinya dia ahli dalam mrnyelamatkan nyawa manusia,' batin Luis.
◇◇◇
Pasien yang bernama Zamudin sudah di pindahkan ke ruangan VIP, Dokter Zen sedang menunggu walinya datang untuk memberitahu semua yang di derita oleh pasien.
"Saat ini kondisinya mulai stabil, tetapi karena pengaruh alkohol, pasien belom sadarkan diri. Mungkin nanti malam atau lusa," jelas Dokter Zen kepada ajudannya.
"Baik dok, terima kasih," sahut ajudan.
Dokter Zen dan Pamela keluar dari ruang VIP, dengan rasa penasarannya, Pamela bertanya kepada seniornya.
"Dok, kenapa Dokter bisa tahu semuanya? Apa Dokter mengenal pria itu? Aku melihat ajudannya seperti mengenal Dokter Zen," tanya Pamela.
Zen hanya tersenyum, membuat Pamela semakin bingung.
"Bukankah kau jaga pagi?" tanya Dokter Zen.
"Benar dok," jawab Pamela.
"Pulanglah, kau harus beristirahat," ucap Dokter Zen menyapa perawat yang berjaga malam dan memeriksa hasil lab setiap pasien.
Pamela langsung terduduk di ruang tunggu, ia menatap Dokter Zen yang sedang menggoda para perawat dan mereka tertawa bersama.
'Dari dulu, Dokter Zen tidak pernah berubah, dia sangat misterius, membuatku semakin penasaran dengannya,' gumam Pamela dalam hati.
"Minumlah kau pasti haus," ucap Zen memberikan air mineral kepada Pamela, membuatnya langsung melirik tangan yang memegang sebotol air minum.
Pamela menerima minuman itu dan langsung meminumnya.
"Kau selalu membuatku kaget, tapi sekarang aku sudah biasa dengan semua itu," ucap Pamela.
"Pasien VIP dengan penyakit kanker hati, dia pemilik perusahaan minyak terbesar di asia, dia sangat ambisi untuk kesembuhannya, dia mampu membayar berapapun asalakan dia sembuh," jelas Dokter Zen.
"Benarkah Dok? Bagaimana dokter bisa mengetahuinya?" tanya Pamela.
"Orang seperti dia sangat muda di cari internet, jadi manfaatkan internet dengan baik, agar pemahamanmu lebih dari ini," ucap Zen bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Pamela seorang diri.
Pamela terdiam menatap kepergian Dokter Zen, Pamela kembali menatap jam pukul 6 pagi, membuatnya langsung menekuk wajahnya.
"Hari sudah pagi, sepertinya aku harus mandi dan siap untuk berjaga di UGD," gumam Pamela.
Pamela bangkit dari duduknya dan menuju ruang staf, ia melihat Dokter Ria yang barusaja bangun.
"Hei, kenapa pagi sekali kau datang?" tanya Dokter Ria.
"Apa Dokter tidak tahu kejadian tadi pagi pukul 03.00? Aku datang kemari, tapi rasanya malas untuk kembali lagi ke rumah," jawab Pamela.
"Kau yang menangani pasien VIP ya? Semangat," sahut Dokter Ria.
Pamela langsung masuk ke dalam kamar mandi, dan tak lupa ia mengikat rambut panjangnya. Setelah sudah rapih, Pamela keluar dari ruang staf dan berjalan masuk ke dalam ruang UGD.
"Dokter Pamela!" panggil Perawat Isni.
"Iya, ada apa?" tanya Pamela.
"Ada yang menitipkan bingkisan ini, katanya untukmu dok," jawab Perawat Isni.
"Apa itu? Kau bertanya namanya tidak?" tanya Pamela.
Perawat Isni hanya menggelengkan kepalanya, membuat Pamela langsung menerima bingkisan itu dan melihat isinya.
Saat Pamela membuka bingkisan itu, ternyata isinya pakaian Pamela, roti dan susu. Ada kertas yang bertuliskan.
"Kau harus jaga kesehatan, Nenek bawakan roti dan susu kesukaanmu."
Pesan itu membuat Pamela tersenyum dan membawa bingkisannya ke ruangan staf.
"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Ria.
"Memangnya kenapa? Wajahku baik-baik saja?" jawab Pamela dengan wajah yang bingung.
"Ha ... ha ..., kau ini sangat lucu," ucap Ria keluar dari ruang staf.
Pamela yang bingung dengan tingkah Dokter Ria hanya menggelengkan kepalanya, "ada apa dengannya, aku rasa dia mulai tidak waras," gumamnya.
◇◇◇
Anton yang merasa kepalanya sangat berat perlahan membuka matanya, ia melihat di sekelilingnya terasa tidak asing.
"Bangun lah, kau semalam mabuk berat, Pak Jang membawamu pulang," ucap Dohi.
"Ini jam berapa yah?" tanya Anton.
"Lihatlah sendiri, apa kau tidak punya ponsel untuk melihat jam," kesal Dohi.
Anton menatap ponselnya, ia terkejut saat melihat ponselnya yang menunjukan pukul 07.10.
Anton bergegas untuk membersihkam diri dan setelah itu langsung duduk di meja makan bersama orang tuanya.
"Ayah dengar, pemilik perusahaan minyak terbesar diasia, sedang di rawat di rumah sakit tempat kau bekerja, apa kau tidak tahu semua itu? Malam itu dia berada di club sedang bersenang-senang dengan wanitanya. Ayah harap kau yang menjadi dokter yang merawatnya," ucap Dohi.
"Kenapa harus aku yah?" tanya Anton.
"Kau tahu, dia aset untuk kita. Ku dengar dia sangat ambisius untuk sembuh dari penyakitnya, ini bisa kau manfaatkan untuk membuatmu naik jabatan, kau bisa di rekomendasikan untuk menjadi seorang profesor," jelas Dohi.
"Baiklah, aku berusaha mencaritahu siapa dokter yang merawatnya," ucap Anton.
Sarapan pagi pun sangat di nikmati oleh Dohi, tetapi tidak dengan Anton yang sangat kesal dengan tekanan yang di berikan kepada orang tuanya, ia harus menjadi apa yang diinginkan orang tuanya. Sehingga membuatnya merasa menjadi pria yang tidak baik dalam kepribadiannya.
◇◇◇
Pamela memeriksa pasien yang sudah masuk ke ruangam basal, ia menanyakan satu persatu keluhan yang di rasa saat ini, atau kondisinya saat ini, dengan penuh senyuman, membuat pasien merasa senang saat Pamela memeriksa mereka.
Pamela melihat di ujung ranjang, seorang wanita yang pernah ia selamatkan, akibat tabrak lari. Pamela mendekati wanita itu.
"Bagaimana kabarmu Nona Hani?' tanya Pamela.
"Kondisiku sudah baik dok, sekarang aku bisa makan dengan baik," jawab wanita itu.
"Dokter!" panggil Pasien Hani.
"Iya, ada apa?" ucap Pamela.
"Apa dokter yang menolongku saat aku terjatuh di jalan? Apa itu benar dok?" tanya Pasien Hani.
"Aku yang membawamu ke rumah sakit, melihat kondisimu yang sekarat saat itu, membuatku panik. Untung saat itu ambulan datang dengan cepat, kau akhirnya bisa di selamatkan. Aku senang melihatmu sudah membaik," jelas Pamela.
"Terima kasih," ucap Pasien Hani.
Pamela membalas dengan senyuman dan mengusap punggung Pasien Hani.
"Minumlah obatmu dengan teratur ya, kau akan segera sembuh, " ucap Pamela.
Pasien Hani pun menganggukan kepalanya.
Pamela merasa semua pasien sudah di cek, ia kemblai ke ruang UGD.
"Aku mau memeriksa pasien ku di ruang VIP," ucap Pamela.
"Baiklah dok, jika nanti ada pasien yang datang. Aku akan segera memghubungimu dok," sahut Perawat Isni.
Pamela tersenyum dan naik ke lantai 6 untuk menemui pasien VIP, ia menaiki lift.
Sampai di meja perawat, Pamela meminta rekam medis pasien Zamudin. Ia memeriksa kondisinya secara detail, dan langsung masuk ke dalam bersama salah satu perawat yang ikut dengannya.
"Selamat pagi Tuan Zamudin," sapa Pamela, membuat ajudannya langsung berdiri.
"Di mana Dokter Zen?" tanya ajudan.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments