Brasmasta menatap wajah sang istri yang terlihat sangat sedih.
"Aku melakukan semua ini untuk kebaikan Pamela dan Citra, mungkin didikan ku sangat keras tapi percayalah, aku sangat menyayanginya melebihi apapun," ucap Bramasta memeluk Sherlin.
Ke esokan harinya.
"Kau cari tau informasi tentang Pamela, aku ingin tahu tentangnya," perintah Luis.
"Baik Tuan," ucap Jemi.
Luis masuk ke dalam salah satu ruangan yang di dalamnya ada seseorang yang sedang di sekap.
"Tolong lepaskan aku, ku mohon, aku tidak akan melakukan kesalahan lagi," rengek Rudi.
"Tapi kesalahanmu ini sudah sering kau lakukan, jadi aku rasa kau harus menerima resikonya," ucap Luis.
"Katakan yang sejujurnya, di mana kau menjual semua ganja itu? Katakan saja, atau nyawamu yang akan melayang," tanya Luis.
"Baik tuan, baik ... akan aku katakan yang sebenarnya," jawab Rudi.
Di dalam ruang rapat.
Pamela berjalan dengan membawa beberapa jurnal tentang penyakit kanker hati, saat ia berjalan menuju ruang rapat, ia melihat Anton dengan penuh percaya diri berjalan mendahulinya.
Pamela tidak memperdulikan Anton yang secara lewat sampi bersiul mendahuluinya.
Saat rapat di mulai, Dokter Arif mengadakam presentasi secara internal, hanya beberapa Dokter dari berbagai penjuru yang sengaja didatangkan khusus untuk membahas kasus mengenai operasi pasien VIP.
Dokter Arif terlihat sedang menjelaskan secara detail, dampak dari penganggkatan kanker hati. Pamela memperhatikan setiap kata yang di bahas oleh Dokter Arif, sangat berbeda dengan yang di jelaskan oleh Dokter Zen.
Pamela terdia memperhatikan catatannya, akhirnya Dokter Arif memberi kesempatan pada mereka untung mengungkapkan pendapatnya.
"Baiklah, presentasi saya hari ini, apa ada yang ingin memberi masukan agar bisa kita lakukan stady banding?" ucap Dokter Arif.
Anton tunjuk tangan, membuat Dokter Arif langsung mempersilahkan Anton untuk berpendapat.
"Silahkan Dokter Anton," ucap Doktee Arif.
"Menurut saya, pasien VIP perlu kita pengikisan tulanh rusuk," kata Dokter Anton.
Pamela yang mendengar pendapat dari Dokter Anton kurang setuju, membuatnya langsung tunjuk tangan.
Dokter Arif langsung menatap Pamela.
"Baik, Dokter Pamela silahkan," ucap Dokter Arif.
"Saya kurang setuju dengan pendapat Dokter Anton, jika kita melakukan pengikisan tulas, itu hanya akan menimbulkan penyakit baru, saya menyarankan kita harus memotong tulang rusuk pasien, dan melakukan transplantasi hati, itu akan mengurangi resiko yang terjadi," ucap Pamela.
"Bagaimana jika kondisi pasien semakin melemah?" tanya Dokter Felin.
"Di lihat dari usia pasien, seharusnya fisiknya masih kuat, dan akan kita bantu dengan pemberian asupan nutrisi kepada pasien," jawab Pamela.
Beberapa Dokter setuju dengan pendapat dari Pamela, tidak dengan Anton yang masih terus mencari kesalahan Pamela.
"Pasien menderita hipertensi, dan ada masalah dengan jantungnya, apa itu tidak berbahaya jika kita melakukan transplantasi hati," tanya Dokter Anton.
"Kita stabilkan tekanan darahnya, sebelum melakukan tindakan operasi," jawab Pamela dengan penuh percaya diri.
Anton hanya bisa berdiam diri, menatap Pamela dengan tatapan sengit.
Presentasi pun selesai dan akhirnya Pamela keluar dari ruang rapat, ia langsung berjalan menuju ruang UGD, langsung memeriksa semua pasien yang sedang melayani rawat jalan.
"Do!" panggil Dokter Kiki.
"Iya, ada apa?" tanya Dokter Pamela.
"Ada pasien dengen hemoroid (ambeien), dia tidak mau di tangani, dari tadi ngeluh kesakitan. Aku harus bagaimana?" ucap Dokter Kiki.
"Apa kau tidak bisa menanganinya?" tanya Pamela.
"Bukan tidak bisa, tapi pasiennya tidak mau denganku, aku harus bagaimana?" jawab Dokter Kiki.
Pamela merasa penasaran dengan pasien yang dimaksud Dokter Kiki. Ia berjalan menuju bad No.7, Pamela melihat Pasien itu sedang merintih kesakitan.
"Permisi Nona, benar anda bernama Rita?" tanya Pamela.
Pasien Rita pun menoleh ke arah Pamela, ia langsung menangis, ketika melihat Pamela berdiri di samingnya.
"Dokter, tolong aku, ini rasanya sangat sakit," ucap pasien Rita.
Pasien Rita melihat Dokter Kiki berada di samping Pamela, membuatnya langsung mengusir Dokter Kiki.
"Pergi kau, dasar Dokter tidak becus!" teriak pasien Rita.
Pamela langsung menoleh ke arah Dokter Kiki.
"Ada apa?" tanya Pamela.
"Ayok Dok, obati luka saya, ini sangat sakit," rengek pasien Rita.
Pamela pun langsung meneangani pasien dengan hemoroid, selesai melakukan tindakan. Pamela langsung keluar dari bad, No.7.
Melihat Dokter Kiki duduk termenung sambil minum kopi kaleng.
"Apa yang membuat pasien itu marah denganmu?" tanya Pamela.
Dokter Kiki langsung menatap Pamela dengan rasa malu, ia tidak ingin menceritakan sesuatu yang tidak di sengaja, yang sudah dia lakukan dan membuat pasien marah dengannya.
"Aduh," lirih Dokter Kiki.
"Ada apa? Apa kau melakukan hal yang tidak sewajarnya?" tanya Pamela, membuat Dokter Kiki langsung menutup mulut bibir Pamela dengan satu tangan.
"Jangan berisik, akan aku katakan," ucap Dokter Kiki sambil mengatur napasnya.
"Pasien dengan riwayat hemoroid itu, dia adalah mantanku dan tadi tidak sengaja aku memukul pantatnya, tapi suer Dok, aku tidak sengaja," jelas Dokter Kiki, membuat Pamela tertawa ngakak.
"Jadi itu alsannya, astaga ... jadi pasien itu mantanmu, aduh ... bagaimana ini, mantan jadi musuh," goda Pamela.
"Kenak lagi aku," ucap Dokter Kiki.
"Sudah jangan di pikirkan, biarkan lah kebencian itu tumbuh kembali menjadi cinta," goda Pamela.
Dokter Kiki sudah sangat pasrah semua yang terjadi, ditambah lagi, Pamela yang terus menggodanya.
"Dokter Pamela!" geram Dokter Kiki.
"Astaga aku takut, kabur!" ucap Pamela.
"Dokter Arif datang!" panggil Perawat Ken.
"Di mana, teamku?" tanya Dokter Arif.
Pamela yang sedang menggoda Dokter Kiki, melihat Dokter Arif berada di ruang UGD, membuatnya langsung mendekat dan tak sengaja memberi salam.
Team yang akan melakukan operasi pasien VIP, sengaja di kumpulkan oleh Dokter Arif untuk memeriksa pasien VIP.
Di dalam perjalanan, Dokter Zen melihat dari kejauhan, jika rombongan dokter yang akan mengoprasi pasien VIP sedang mengunjungi pasiennya.
"Bagaimana kabar Tuan Zamudin, apa ada keluhan," sapa Dokter Arif.
Zamudin tersenyum, menatap para dokter yang akan ikut serta dalam operasinya.
"Apa mereka dokter yang akan mengoprasi diriku?" tanya pasien Zamudin.
"Anda benar Tuan, mereka dokter handal yang akan ikut serta didalam operasi anda," jawan Dokter Arif.
"Aku harap kalian bisa melakukan yang terbaik untukku," ucap Zamudin.
Semua Dokter yang ada di dalam ruangaan VIP, langsung memberi hormat kepada Zamudin. Setelah mereka memeriksa semua tanda-tanda vital pasien dan hasilnya normal, semua dokter langsung pamit.
Di tempat lain.
"Tuan, ini semua daftar riwayat Pamela," ucap Jemi.
Luis menerima beberapa kertas yang berisikan daftat riwayat Pamela secara detail. Terlihat lulusan sekolah dasar yang Pamela tempuh ternyata bukan sekolah yang abal-abal, melainkan sekolahnya para junior kalangan atas, hal ini membuat Luis mengira jika Pamela bukan sembarang orang.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments