Selesai mandi, Pamela merasa sangat lapar. Perutnya terus berbunyi membuatnya harus memberi makan untuk cacing-cacing kesayangannya.
Pamela keluar dari kosnya berjalan kaki menuju kedai langganannya yang tidak jauh dari tempat kosnya, di sana banyak penjual beragam makanan. Karena dekat dengan tempat rekreasi, membuat tempat itu ramai di datangi pengunjung jika malam hari.
"Bu, ramenya 1 porsi pake cekernya 3 ya," pinta Pamela membuat Bu Darsih pemilik kedai sudah tidak heran lagi dengan Pamela yang sudah di anggap seperti anak sendiri.
"Baru nongol kamu, kemana aja?" tanya Bu Darsih.
"Biasa bu, lagi sibuk sama tugas kampus. Wah kedai selalu ramai ya bu," ucap Pamela.
Bu Darsih hanya tersenyum, sambil memberikan semangkuk ramen yang di penuhi ceker, membuat Pamela langsung menyantai ramen itu.
Saat ia sedang menikmati ramen sampai hampir titik suapan terakhir, terdengar suara tabrakan yang menggema di telinganya. Semua orang yang ada di kedai itu terlihat sangat panik dan langsung melihat suara itu berasal.
"Ada tabrak lari!"
Triakan seseorang membuat Pamela tidak sempat menikmati suapan terakhir yang sangat ia tunggu. Tidak tahan mendengar gumanan banyak orang membuat Pamela akhirnya mendekati kerumunan orang.
"Permisi," ucap Pamela.
Pamela melihat seorang perempuan tergeletak dengan penturan di kepalanya membuatnya langsung mendekay dan memeriksa denyut nadi dan pernapasannya.
Merasa ada yang tidak normal dengan pernapasannya, Pamela langsung memeriksa bagian perut wanita itu. Terlihat ada beberapa memar akibat benturan yang sangat keras.
'Ada memer di perut bagian kanan? Kemungkinan ini ada pembengkak organ Abdomen (perut),' batin Pamela.
"Panggil ambulan, cepat!" seru Pamela.
"Apa kau seorang dokter?" tanya salah satu orang yang ikut berkerumun.
Pamela menganggukan kepalanya, dan orang itu langsung menelpon ambulan.
"Ambulan akan datang 5 menit lagi," ucap orang itu.
Tidak lama mobil ambulan pun datang dengan suara yang membuatnya menjadi ciri khas.
Petugas ambulan itu turun dan segera membawa korban tabrak lagi dengan brangkarnya.
"Aku rasa dia mengalami pembengkakan abdomen di bagian kanan, kemungkinan itu hati nya. Napasnya terdengar lebih cepat, aku takut dia akan mengalami syok," jelas Pamela.
"Baiklah, terima kasih atas informasinya," ucap petugas ambulance.
Mobil itu telah membawa korban kecelakaan dengan kecepatan yang tinggi, ia mengganti suara siline menjadi suara yang lebih nyaring. Menandakan bahwa ambulan sedang membawa pasien darurat.
Pamela pun ikut mengantar korban kecelakaan itu, sampai di rumah sakit. Pamela segera membantu petugas ambulan mendorong brangkar masuk ke dalam UGD, ia berlari masuk ke dalam dan langsung di sambut oleh dokter yang sedang berjaga malam.
"Apa yang terjadi pada pasien ini?" tanya Anton sebagai dokter magang tahun ke 2 do rumah sakit itu.
"Pasien kecelakaan, dengan benturan yang sangat hebat di bagian perutnya. Kemungkinan terjadi pembengkak di bagian abdomen (perut), sebelah kanan, napasnya terdengar lebih cepat, tekanan darah 90/60 mmhg, deyut nadi 98, pasien hampir mengalami syok," jelas Pamela.
"Baiklah, suster! Persiapkan perlatan infus dan pembersih luka," perinta Dokter Anton.
"Kenapa kau yang menginfusnya? Pasien ini butuh USG bagian perut," ucap Pamela.
"Kau ini siapa? Seorang dokter? Beraninya menyuruhku? Sudah diam kau!" seru Anton.
Melihat Anton yang tidak pandai memasang infus pada pasien membuat Pamela sangat kesal.
"Jika kau dokter, harusnya kau bisa hanya memasang infus yang suster pun bisa lakukan," celetuk Pamela.
"Siapkan jarum No.26, vena pasien sangat kecil. Kita harus menggunakan yang sesuai dengan vena pasien," ucap Pamela.
Anton masih berusaha menusuk tangan pasien dengan jarumnya, sampai mengakibatkan bengkak atau odema, melihat hal itu. Pamela langsung memegang tangan Anton dan menatapnya dengan tajam.
"Hentikan tindakan mu, itu hanya akan menyakiti pasien. Jika kau tidak bisa biar aku saja yang melakukannya," ucap Pamela.
"Siapa kau? Beraninya kau mengusirku, kau bukan dokter di sini jadi pergi lah!" seru Anton.
"Jangan berisik! Panggil saja senior mu sekarang, jika aku tidak boleh melakukan tindakan ini," ucap Pamela.
Sudah 5 menit Pamela menunggu Anton sedang menghubungi dokter senior yang berjaga malam, tetapi mereka tidak ada yang mengangkat telponnya, ada perawat yang mengatakan bahwa dokter Jhoni sedang menangani operasi cito.
Terlalu lama menunggu, pasien pun akhirnya mengalami gagal jantung, Pamela pun dengan cekatan langsung memeriksa tanda-tanda vital pasien dan melakukan Resusitasi jantung paru, Anton yang melihat Pamela menangani pasiennya, hanya terdiam.
"Hei kau! Kenapa diam! Bantu aku, kau periksa denyutnya setiap 60 detik," ucap Pamela.
'Sialan ini perempuan, beraninya dia mengajariku. Dasar sok pinter, kau mempermalukanku di depan banyak orang, awas kau ya,' batin Anton.
Dan akhirnya pasien pun bisa terselamatkan, Pamela yang di penuhi keringat, langsung terduduk mengatur napasnya agar lebih tenang.
"Kau akan mendapat pelanggaran karena menangani pasien di rumah sakit yang kau sendiri bukan petugas di rumah sakit ini," ucap Anton.
Pamela menatap Anton dengan tatapan yang sangat kesal.
"Lakukan lah sesuka hatimu, jika pasien ini mati. Justru malah kau yang akan mendapat masalah besar, karena tidak profesional dalam menjalankan tugas, kau bisa masuk undang-undang medis. Jadi berhati-hati lah jika kau ingin bertindak," jelas Pamela.
Dokter Jhoni yang baru saja selesai mengoprasi pasiennya berjalan ke arah UGD yang cukup menegangkan.
"Wah dia keren sekali, aku baru pertama kali melihat seorang wanita menangani pasien sekeren dia," ucap salah satu perawat yang berjaga.
Suara itu di dengar oleh Jhoni, karena merasa penasaran, ia langsung masuk ke dalam UGD, melihat Anton dan Pamela saling menatap dengan sengit.
"Siapa yang menyelamatkan pasien ini?" tanya Jhoni.
"Saya dok," jawab Pamela.
Jhoni memeriksa tanda-tanda vital pasien dan langsung menatap ke arah Pemela dan Anton.
"Ikut aku." ajak Jhoni.
"Suster hubungi aku jika tanda vital pasien menurun," pesan Jhon.
"Siap dok," sahut perawat.
Pamela dan Anton berjalan mengikuti Jhoni masuk ke dalam ruangan.
"Kenapa kau malah tidak bisa menangani pasien dengan ruptur abdomen! Kau kan yang berjaga di UGD! Kenapa kau membiarkan orang lain mengambil ahli tugas mu!" seru Jhoni menatap tajam Anton.
Belom sempat Anton menjawab, Pamela langsung menyauti Jhoni.
"Maafkan saya dok, saya lancang dalam mengambil tindakan. Saya sangat panik ketika melihat pasien mengalami gagal jantung, sekali lagi maafkan saya," ucap Pamela.
Jhoni menatap lekat Pamela yang terlihat sangat natural menggunakan switer dan celana kolor, membuatnya memperhatikan penampilan Pamela dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Siapa namamu?" tanya Jhoni.
"Pamela dok," jawab Pamela.
"Ku dengar kau murid doktor Zen, kau besok akan interview di rumah sakit ini bukan?" ucap Jhon.
Pamela menganggukan kepalanya, membuat Anton terkejut bukan main. Melihat perempuan di depannya adalah seorang dokter yang akan magang di rumah sakit.
'Jadi wanita sok jagoan ini seorang dokter, liat saja nanti. Akan aku buat kau menderita,' batin Anton.
BERSAMBUNG....
Mohon tinggalkan jejak yang teman yang budiman, selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
sansan
ngga sengaja liat ini novel.. auto mampir baca.. semoga kedepan nya lebih menarik ceritanya.. semangat thorr nulis nya ..💪💪💪💪😘😘
2024-02-28
0
Lamsiah Lamsiah
wah udah mulai nabur gendang peperangan
2023-10-27
0
Anissa Nadya
kakak author kenalan doong,, panggilannya siapa biar gk bingung manggilnya,,
2023-06-19
1