Bab 20

Baru saja kembali, kini Alexander harus pergi lagi. Meskipun terasa berat, tetapi Nisha mencoba untuk tetap melepaskan Alexander dan mempercayainya jika alasan tersebut akan kembali pulang lagi.

"Papa akan pergi lagi?" tanya Alsha saat Alexander memberitahunya jika dalam beberapa hari dia tidak pulang, karena ada pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Alexander juga berjanji akan segera pulang jika pekerjaannya telah selesai.

"Iya. Papa ada sebuah pekerjaan yang harus papa selesaikan. Tapi percayalah, papa akan segera kembali pulang," ucap Alexander.

"Tapi jangan lama-lama ya. Alsha belum mengenalkan Papa kepada teman-teman Alsha," celoteh Alsha lagi.

"Iya. Papa janji. Paling lama hanya dua hari saja. Doakan semoga pekerjaan Papa berjalan dengan lancar sehingga bisa segera kembali pulang."

"Iya, Pa. Alsha selalu mendoakan kebaikan untuk papa, agar kita bisa berkumpul kembali. Kasihan mama harus bekerja sendirian."

Seketika Alexander langsung terdiam tanpa kata dengan mata yang kini menatap kearah Nisha yang tiba-tiba juga membeku dengan ucapan Alsha.

Tak bisa di bayangkan lagi bagaimana perjuangan Nisha selama ini tanpa dirinya. Pasti wanita itu mengalami kesulitan.

"Iya. Papa berjanji setelah ini Mama kamu tidak akan pernah berjuang seorang diri lagi, karena papa-lah yang akan bekerja untuk kamu dan mama kamu," tegas Alexander.

Pagi ini Nisha diantar oleh Alexander, tetapi karena sang papa sedang ada urusan, Alsha belum bisa memperkenalkan papanya kepada teman-temannya.

"Belajar dengan baik, ya!" pesan Alexander sebelum Alsha turun dari mobil.

Alsha mengangguk dengan pelan. "Tentu saja. Setiap hari Alsha belajar dengan baik agar suatu saat bisa seperti mama."

Bukan hanya Alsha saja yang merasa berat, tetapi Alexander merasakan hal yang sama Alexander merasakan hal yang sama saat dia memutuskan untuk pergi. Tetap Alexander harus tetap pergi untuk menyelesaikan masalah yang ada.

"Nisha, aku harus pergi untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Jika dalam satu Minggu aku belum kembali, bersabarlah dan yakinlah jika aku akan segera kembali."

"Apakah aku harus percaya padamu?" Nisha merasa ragu dengan janji yang diberikan oleh Alexander.

"Aku janji. Hal apa yang membuatku ingkar? Sekalipun aku belum bisa mengingat tentangmu, tapi aku tidak akan pernah ingkar pada janji yang telah aku buat. Jika aku mengatakan aku akan kembali, maka percayalah, aku akan kembali." Alexander mencoba untuk meyakinkan Nisha.

Anggukan kecil sebagai jawabannya Nisha jika dia mempercayai janji yang diberikan Alexander padanya.

Lima belas menit mobil melaju di jalanan yang sedikit ramai, karena suasana jalan setiap pagi akan selalu padat dengan kendaraan.

Nisha harus benar-benar mengikhlaskan Alexander untuk pergi sama dengan Hansen. Entah akan pergi kemana, tetapi Nisha yakin jika Alexander memang memiliki pekerjaan yang harus segera diselesaikan.

"Nisha ... tunggu aku pulang. Aku pasti akan sangat merindukanmu. Bisakah aku memelukmu untuk sebentar saja?"

Tubuh Nisha masih membeku saat Alexander meminta sebuah pelukan, terlebih saat ini ada sosok Hansen diantara mereka.

"Kenapa diam? Kamu enggak mau?" tanya Alexander sambil menautkan kedua alisnya.

"Tapi ini ditempat umum, Alex. Aku malu."

"Kamu ini istriku. Untuk apa kamu malu? Toh orang yang ngelihat juga enggak kenal sama kita. Apakah kamu malu sama Hansen? Jika iya, biar aku usir dulu dia."

Alexander pun langsung memberikan tatapan maut kepada Hansen untuk membalikkan badan agar tidak melihat saat Nisha memeluknya. Dengan patuh, Hansen pun menuruti keinginan bosnya, agar tidak mengulur waktu lebih lama.

"Aku sudah menyuruhnya untuk berbalik arah. Jadi kemarilah. Aku ingin memelukmu untuk sebentar saja. Aku ingin aroma tubuhmu selalu melekat di tubuhku."

Wajah Nisha tersipu malu. Perlahan tapi pasti dia pun langsung memeluk tubuh Alexander. Menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya yang pasti juga akan dia rindukan untuk beberapa waktu.

"Kamu hati-hati dan segera pulang. Aku dan Nisha akan terus menunggumu," lirih Nisha.

"Kamu tenang saja, aku akan segera kembali. Doakan semoga urusan ini bisa segera selesai dan aku bisa segera pulang untukmu."

Perpisahan untuk kedua kalinya. Rasanya memang berat, tetapi Nisha juga telah boleh egois, karena Alexander pasti juga mempunyai urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Ya Allah, lindungilah Alexander dimanapun dia berada dan lancarkan segera urusan agar bisa segera kembali pulang. Sudah cukup Engkau pisahkan kami berdua dan kini biarkan kami berdua bahagia.

Nisha hanya bisa menatap punggung yang semakin lama semakin menjauh. Berharap kali ini Alexander tak ingkar janji dan segera kembali pulang.

Disisi lain Xella benar-benar merasa murka saat mendengar jika ternyata Xander telah kembali ke Jerman tanpa memberitahu dirinya. Lalu apa gunanya dia berdiam diri di Jakarta, sementara Xander telah kembali ke pulang ke Jerman.

"Xander sialan!" umpat Xella dengan kesal. "Bisa-bisanya dia pulang tanpa mengajakku! Awas saja kamu Xander!" Dan detik itu juga Xella langsung memesan penerbangannya untuk pulang ke Jerman juga.

...***...

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

lanjut kak tetap semangat 💪💪💪💪

2023-06-04

0

Erni Handayani

Erni Handayani

Dih ngancem dasar mak lampir

2023-06-03

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

kmu xella yg sialan sdh berthn tahun rahasiakan ingatan alex yg lp.bahkan dgn sengaja km jauhkan dia dgn kel nya ank dan istrinya

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!