Bab 16

Untuk kali ini Xander tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya untuk menggali informasi tentang gadis kecil yang bernama Alsha. Dengan seksama Nisha menceritakan sepenggal kisahnya pada Xander yang ingin mengetahui siapa ayah dari anaknya yang memiliki wajah hampir serupa dengannya.

Begitu juga Danar yang menyebutkan jika Alexander adalah kakak tertuanya yang memiliki wajah serupa dengannya, bahkan tak ada sedikitpun celah untuk membedakan antara Xander dan juga Aleksander.

"Sekali lagi maafkan atas kelancangan anak saya, Tuan Xander. Meskipun Alsha tidak pernah bertemu dengan Papanya, tetapi dia tahu seperti apa wajah papanya. Dan karena wajah anda benar-benar serupa, dia mengira jika itu anda adalah papanya," ucap Nisha dengan tatapan mendalam pada Xander.

"Tidak apa-apa. Bisakah kita bicara sebentar. Ada beberapa pertanyaan yang harus aku tanyakan padamu," ujar Xander.

"Alex, apakah kamu sama sekali tidak mengingatku? Aku Danar adik bungsumu. Alex, kamu jangan bercanda, ayo kita pulang!" Danar sangat yakin jika pria yang ada di depannya saat ini adalah kakak tertuanya.

"Maaf, aku tidak mengenalmu," datar Xander.

Nisha tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berbicara dengan Xander, dia pun langsung mencari sebuah cafe terdekat untuk berbicara berbicara agar suasana terasa nyaman.

Alsha yang sejak tadi terus menatap Xander, rasanya ingin memeluknya. Namun, karena dia mengerti akan pembicaraan mama dan uncelnya, maka dia memilih diam.

Ya Allah, apakah dia bukan papa Alsha? Jika dia adalah papanya Alsha, mengapa dia tidak mengingat mama dan uncle? Apakah dia hanya orang yang mirip dengan papanya Alsha? batin Alsha dengan mata yang tetap tertuju pada pria yang duduk didepannya saat ini.

Begitu juga dengan tatapan Xander yang tak lepas dari mata Alsha. Siapapun yang melihat mereka berdua pasti akan mengatakan jika keduanya adalah anak dan ayah.

"Nisha ... aku tidak tahu mengapa anakmu bisa mempunyai wajah mirip denganku. Bahkan aku sempat berpikir bahwa dia adalah anakku. Tapi rasanya itu tidak mungkin karena aku merasa tidak pernah meniduri wanita. Apakah suamimu adalah kembaranku?" tanya Xander.

"Alex! Sebenarnya apa yang telah terjadi kepadamu sehingga kamu sama sekali tidak mengingat apa-apa? Dia Nisha istri kamu dan aku adalah Danar, adik kamu. Alsha adalah anak kamu dengan Nisha. Lihat wajahnya baik-baik, apakah kamu tidak melihat jika wajahnya mirip denganmu," jelas Danar.

Sejenak Xander terdiam tanpa kata seraya terus menatap wajah anak kecil yang ada didepan matanya lalu berganti menatap ke arah Nisha.

"Apakah kamu yakin aku adalah ayah dari anakmu? Katakan, apa yang kamu ketahui tentangku!" desak Xander.

Dada Nisha terasa berdenyut. Bagaimana dia tidak mengetahui tentangnya, sementara dia adalah pria yang telah merenggut mahkota kesuciannya. Bahkan dia adalah pria yang hampir membuat Nisha berada dititik terendah dan hampir saja mengakhiri hidupnya saat itu. Namun, nasib baik masih berpihak pada Nisha saat itu sehingga Nisha masih bisa menghirup udara segar hingga detik ini.

"Aku tidak tahu apa yang telah terjadi kepadamu tapi aku yakin jika kamu adalah Alexander, suamiku yang menghilang secara enam tahun lalu," ucap Nisha dengan lemah.

"Enam tahun lalu?" cicit Xander. "Katakan, apa yang terjadi enam tahun lalu!" lanjutnya lagi.

Nisha yang mendapat kesempatan untuk bercerita langsung menceritakan apa yang telah terjadi enam tahun lalu, berharap pria yang ada dihadapannya bisa mengingat tentang dirinya, karena Nisha yakin jika pria itu adalah Alexander, suaminya.

"Jika kamu masih tidak yakin, aku bisa membuktikan jika kamu adalah Alexander, suamiku. Alexander memiliki tahi lalat di dadanya, serta bekas jahitan di pelipisnya. Sekarang kamu bisa melihat, apakah tanda yang aku sebutkan ada di tubuhmu atau tidak. Satu lagi, sifatmu juga sama. Sama-sama arogant dan selalu ingin menang sendiri," ucap Nisha dengan apa adanya.

"Satu lagi! Jika kamu memiliki bekas jahitan di bagian kepala, kamu adalah Alexander, karena sewaktu kecil kakakku pernah mengalami mengalami sebuah kecelakaan yang mengakibatkan kepalanya bocor," lanjut Danar untuk menguatkan jika pria itu adalah Alexander, kakaknya.

Kepala Xander mendadak terasa sangat sakit, saat berusaha untuk mengingat apa yang telah terjadi padanya, karena apa yang dikatakan oleh Danar dan Nisha memang ada di tubuhnya.

"Argh ... sakit." Xander mulai menjambak rambutnya, karena kepalanya terasa sangat sakit.

Nisha yang melihat Xander kesakitan merasa sangat ketakutan. Begitu juga dengan Danar yang tidak tau harus berbuat apa, hingga akhirnya Xander kembali tenang dengan sendirinya.

"Aku tidak tau apa yang telah terjadi padaku. Jika benar aku adalah Alexander, lalu mengapa Xella tak pernah mengatakan semua itu padaku," gumam Xander dengan perasaan heran.

"Xella?" cicit Danar. "Apakah yang kamu maksud adalah Marxella?" lanjutnya lagi.

Bola mata Xander membulat dengan lebar saat Danar mengucapkan nama lengkap Xella yang jarang diketahui oleh banyak orang.

"Kamu tau tentang Xella?" Xander bertanya dengan heran.

"Bagaimana aku tidak kenal dengannya. Dia itu dulu kan adalah mantan pacarmu saat kamu masih kuliah. Kalau kamu tidak percaya aku punya buktinya di rumah," terang Danar.

"Mantan pacar?" cicit Xander lagi.

...****...

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

semoga cepat terbongkar rahasia yang disembunyikan Xella dan Alex cepat ingat supaya Alsha bisa peluk papanya

2023-05-28

0

Cawi 123

Cawi 123

lanjut

2023-05-28

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

mksih thor semoga bs up lgi..mkn menegangkn certnya ayo danar bntu nisha biar alex mengingat semuanya

2023-05-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!