Bab 17

Entah harus percaya atau tidak, tetapi untuk memecahkan tanda tanya besar yang bersarang dalam hatinya, Xander mencoba pasrah saat dirinya dibawa ke rumah milik Nisha. Bahkan sejak dalam perjalanan, Alsha tak ingin lepas dari lengan Xander.

"Alex, katakan apa yang telah terjadi malam itu sehingga kamu menghilang tanpa jejak. Bahkan kami semua mengira jika kamu telah meninggal. Apa Lucas telah menjebak untuk mengumpankanmu pada musuhnya?" tanya Danar setelah sampai di rumah Nisha.

"Lucas?" cicitnya, karena merasa tak asing dengan nama yang disebutkan oleh Danar.

"Iya, Lucas. Dia adalah salah satu teman lama yang kamu temui sebelum kamu menghilang saat itu. Bahkan kamu meminta bantuan Lucas untuk menghidupkan lagi perusahaan milik ayah kamu yang saat itu sudah tak bernyawa lagi. Apakah kamu sama sekali tidak mengingat apa-apa tentang tentang kejadian malam itu?"

Xander menggeleng kepala dengan pelan.

"Lalu kamu juga sama sekali tidak mengingat Nisha yang saat itu sedang mengandung anak kamu?" tanya Danar lagi.

"Tidak," jawab Xander dengan mata yang tertuju pada Nisha.

"Astaga Alex .... !" Danar merasa geram dengan apa yang telah menimpa kakak tertuanya hingga pria itu kehilangan ingatan. Karena saat ini Alexander telah ditemukan, kini saatnya dia mengintrogasi Lucas, karena dia adalah satu-satunya kunci atas hilangnya Alexander malam itu. Sekalipun Lucas telah mengatakan jika dia tidak tahu apa-apa tentang Alexander, tetapi tidak yakin jika Lucas telah menyembunyikan sesuatu darinya selama ini.

"Baiklah, jika dugaanku benar kamu sengaja diumpankan pada musuh, aku tidak akan tinggal diam dan tidak akan memaafkan Lucas. Dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan pada. Ternyata selama ini aku telah dibohongi oleh pria itu!" tegas Danar dengan sorot mata tajamnya.

"Lucas? Tunggu! Apakah yang dimaksud adalah Lucas .... " Belum sempat Xander menyelesaikan ucapannya, Nisha telah memotongnya.

"Iya. Dia adalah Lucas yang akan berkerjasama dengan perusahaanmu. Aku sengaja me membawanya saat pertemuan denganmu beberapa waktu lalu untuk memastikan apakah kamu adalah Alexander atau bukan. Dan ternyata setelah Lucas berbincang denganmu, dia semakin yakin jika kamu adalah Alexander. Aku tidak tau apa kamu benar Alexander atau bukan, tapi hati kecilku berkata jika kamu itu adalah Alexander, ayah dari Alsha," ucap Nisha dengan mata yang telah berkaca-kaca.

"Taukah kamu setelah kepergianmu, aku mencoba untuk bangkit dan berjuang seorang diri. Siang dan malamku, aku gunakan untuk bekerja untuk mengembangkan perusahaan yang saat itu sedang ingin kamu rintis. Alhamdulillah aku bisa mengembangkan perusahaan itu, tapi maaf, saat kamu kembali ternyata perusahaan itu sedang tidak baik-baik saja karena satu persatu investor mencabut sahamnya. Tapi kamu tenang saja, aku bisa mengatasinya. Aku sudah terbiasa menyelesaikan masalah seperti ini dengan caraku sendiri," jelas Nisha dengan dada yang semakin terasa sesak.

Sejenak Xander terdiam untuk beberapa saat. Jika benar dia adalah Alexander, berarti dia telah menghancurkan sendiri perusahaan miliknya yang selama ini dikembangkan oleh Nisha.

"Apakah benar jika aku adalah Alexander? Tetapi mengapa aku bisa kehilangan ingatanku?" Xander mencoba untuk mengingat siapa dirinya, tetapi itu hanya membuat kepalanya terasa lebih sakit.

Danar yang sudah tidak sabar untuk mendengar penjelasan dari Lucas tentang apa yang telah terjadi pada malam itu segera menghubungi Lucas agar pria itu datang ke rumah Nisha. Jika memang Lucas menyembunyikan sesuatu, maka dia harus bertanggung jawab atas penderita yang dialami oleh Nisha selama ini.

"Argh ... kepalaku." Alexander terus mengeluhkan kepalanya yang sakit. Karena Tak ingin terjadi sesuatu pada Alexander, Nisha menyuruhnya untuk beristirahat di kamar dengan ditemani oleh Alsha.

"Seperti kamu miliki benturan serius di kepalamu, sehingga kamu kehilangannya ingatanmu. Tapi percayalah, Allah tidak akan membiarkanmu seperti ini terlalu lama. Berdoalah pada Allah agar ingatanmu segera kembali dan aku akan berusaha untuk menyelesaikan masalah yang ada," pesan Nisha saat mengantar Xander kesebuah kamar.

"Mama, papa sakit apa?" tanya Alsha yang sejak tadi hanya menyimak pembicaraan, tanpa sedikitpun ingin memotongnya.

"Papa tidak sakit apa-apa, Sayang. Papa hanya kelelahan setelah perjalanan jauh. Kamu temenin papa, ya! Mama mau berbicara dengan om Lucas dulu!" ucap Nisha pada anaknya.

"Iya, Ma. Ma, terima kasih sudah membawa papa pulang. Alsha sayang mama banyak-banyak." Seketika Alsha langsung menghambur memeluk kaki Nisha yang hendak meninggalkan kamar.

Sebisa mungkin Nisha menahan air matanya agar tidak tumpah. "Iya, Sayang. Berhubung sekarang papa sudah pulang, Alsha tungguin papa, ya!"

"Iya, Ma."

...***...

Disebuah ruang tamu, Lucas merasa sangat heran dengan pemanggilan dirinya. Entah apa yang telah terjadi sehingga tak ada sambutan seperti biasa. Bahkan wajah Danar dan juga Nisha terlihat sangat menegang hingga membuat Lucas merasa terheran.

"Kalian kenapa? Ada masalah yang serius? Bukankah aku sudah membantu perusahaanmu, Nish. Lalu ini ada apa? Mengapa kalian memanggilku dan menatapku seperti itu?" tanya Lucas dengan rasa heran.

"Lucas, aku tak ingin basa-basi lagi denganmu! Sekarang katakan dengan jelas, apa yang telah terjadi pada Alexander di malam itu sehingga Alexander menghilang tanpa jejak. Selama ini aku mencoba untuk percaya dengan kata-katamu yang tidak tau dengan apa yang terjadi malam itu. Tapi entah mengapa saat ini aku ragu dengan pengakuanmu. Katakan apa yang telah kamu sembunyikan!" tegas Danar yang berusaha untuk menahan amarahnya.

Lucas tidak menyangka jika Danar akan menuntutnya lagi untuk memberikan penjelasan apa yang telah terjadi malam itu.

"Maksud kamu apa, Nar? Aku tidak menyembunyikan apa-apa! Dan aku benar-benar tidak tau apa yang telah terjadi pada Alexander saat itu," jelas Lucas dengan dadanya yang sedikit bergerumuh.

"Bohong! Aku tau ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Kamu ingin bercerita, atau aku akan mencaritahu sendiri!" ancam Danar.

"Tapi aku benar-benar tidak tau, Nar!"

"Bohong! Kamu pasti menyembunyikan sesuatu tentang Alexander. Lucas, jujur, apa yang telah terjadi pada Alexander saat itu. Sungguh kamu tega, Lucas!" Kini giliran Nisha yang bersuara.

Sungguh Lucas tidak bisa berkata apa-apa lagi. Susah payahnya dia menelan kasar salivanya. Bahkan tubuhnya ikut bergemetar saat dua orang yang ada di depannya terus menuntut dirinya untuk menceritakan apa yang terjadi malam itu.

"Aku ... aku tidak tau. Sudah ku bilang aku tidak tau apa-apa tentang kejadian malam itu!" tepis Lucas dengan rasa sedikit ketakutan.

...****...

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

lanjut kak tetap semangat upnya 💪💪💪

2023-05-28

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

bukan nya sdh di jls kan lucas klu alex kecelakaan dan pada mlm itu dan xella yg menolong di bwh keluar negari.kok nisha blk tny lg

2023-05-28

1

Erni Handayani

Erni Handayani

Apa sih yg ditutupi sama lukas sampe gak mau jujur?

Gak mikir apa gara2 dia nisa dan anak ny kesusahan...

Minta diketok kaya ny biar dia aja yg amnesia

2023-05-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!