Bab 4

Nisha mencoba untuk tetap mengejar Mr. Xander, dan memohon untuk mempertimbangkan keputusannya lagi Namun, sayang pria yang bernama Mr. Xander itu tidak mau mendengarkan Nisha. Bahkan Hansen terus menghadang Nisha.

"Ibu CEO, apakah anda tidak punya wibawa sebagai seorang CEO? Bosku telah mengatakan tidak ingin melakukan kerjasama dengan perusahaanmu. Jadi tolong hargai keputusannya!" tegas Hansen dengan kesal karena Nisha tetap mengejar bosnya.

"Tapi aku harus berbicara sebentar dengannya. Ini bukan tentang kerjasama, tetapi ada hal yang lain yang ingin aku tanyakan kepadanya. Tolong ... beri aku sedikit waktu untuk berbicara dengannya!" pinta Nisha dengan mengiba, berharap Hansen mau bermurah hati memberikan sedikit waktu untuknya.

"Maaf aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu! Bosku bukan orang sembarangan, jadi tidak sembarang orang juga yang bisa bertemu dengannya. Jika ada yang ingin Anda sampaikan, katakan saja kepadaku aku akan mengajarkan kepada Bos!" ujar Hansen.

"Tapi ini masalah pribadi. Aku hanya ingin berbicara langsung padanya, tanpa perantara!"

Hansen membuang napas kasarnya dan memilih untuk memanggil seorang security untuk mengamankan Nisha.

"Pak ... tolong amankan wanita ini! Dia sudah berusaha untuk menggangu bosku!" ucap Hansen pada seorang security yang berdiri di ambang pintu keluar.

Dengan cepat security itu langsung menahan Nisha yang hendak mengikuti langkah Hansen keluar dari gedung itu.

"Lepaskan! Dia bohong!" proses Nisha sambil memberontak karena saat ini sedang dipilih oleh dua orang security yang sedang berjaga di tempat itu.

"Maaf ... Anda dilarang membuat keributan yang di tempat ini juga tidak mau kami amankan!" tugas salah seorang security yang sedang memegangi tangan Nisha.

Sekuat apapun Nisha mencoba untuk memberontak tetapi kita akan mampu untuk melakukan kekuatan security menahan dirinya. Dengan pasrah dia pun menyerah ketika melihat pria yang dianggap Alexander telah masuk ke dalam sebuah mobil.

Dada masih naik turun karena tidak bisa berbicara langsung dengan pria yang bernama Mr. Xander itu.

Calline yang melihat Bosnya sedang ditahan oleh dua orang scurity langsung bergegas untuk mendekat.

"Pak ... tolong lepaskan bos saya. Apakah kalian tidak tahu jika beliau adalah CEO dari ALE group? Bahkan gedung ini masih miliknya?" tanya Calline dengan rasa kesal karena bosnya diperlakukan tidak baik oleh security.

Sontak kedua security yang menahan Nisha langsung meminta maaf dengan apa yang harus kita terjadi karena mereka berdua benar-benar tidak tahu jika Nisha adalah CEO ALE Group.

"Sungguh kami tidak tahu juga Anda adalah CEO ALE Group. Kami meminta maaf karena telah memperlakukan Anda dengan tidak baik. Tapi kami mohon jangan pecat kami, Bu. Sungguh kami menyesali perbuatan kami." Salah seorang security mengiba pada Nisha.

"Makanya jangan asal nangkap aja!" cibir Calline dengan geram.

"Sudahlah, Calline! Aku tidak ingin mempermasalahkan kejadian ini. Aku duluan ya!" Nisha pun memutuskan untuk pergi lebih dahulu karena dia ada sesuatu yang ingin dikerjakan.

"Baik, Bu. Silahkan!"

****

Didalam mobil, pikiran Xander tengah kacau. Bagaimana bisa perusahaan yang akan bekerja sama dengannya dipimpin oleh seorang wanita yang dan lebih parahnya wanita itu baru saja menabrak mobilnya.

"Sen ... apakah kamu tahu siapa wanita tadi?" tanya Xander pada Hansen, seorang tangan kanan Xander selama enam tahun terakhir ini.

"Maaf Tuan, saya tidak tahu. Bukankah ini adalah kali pertama melakukan perjalanan kesini, setelah kita pindah ke Jerman?" balas Hansen dengan cepat.

Sejenak Xander terdiam. Entah mengapa wajah wanita itu tak asing untuknya. Namun, Xander segera menepis perasaannya karena memang ini adalah kali pertama dia mengunjungi Indonesia setelah sekian lama dia menetap di luar negeri.

"Kenapa, Taun?" tanya Hansen yang seolah peka dengan apa yang sedang dipikirkan oleh bosnya.

"Tidak ada. Aku hanya merasa pernah melihat wajah wanita tadi. Tapi mungkin itu hanya perasaanku saja. Sudahlah, lupakan saja! Tapi ... " Xander menggantung ucapannya.

"Apa, Tuan?" Hansen merasa penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh bosnya.

"Kamu dengar tidak jika wanita itu memanggilku dengan nama Alexander. Apakah wanita itu pernah mengenalku di masa lalu?" tanya Xander dengan heran. "Jika iya, lalu mengapa aku tidak mengingatnya? Sen ... cari tahu dulu siapa wanita itu sebelum melakukan kerjasama dengannya!" perintah Xander.

"Tapi bukankah Anda telah memutuskan untuk tidak mau bekerjasama dengan perusahaan itu?" tanya Hansen dengan kedua alis yang menaut.

"Kapan aku mengatakannya? Aku tidak mengatakan seperti itu!" sanggah Xander.

Hansen hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan ketika bosnya tidak mengakui apa yang baru saja dikatakannya. Padahal dengan dia mengatakan kepada CEO wanita tadi jika dia tidak mau bekerja sama dengan perusahaannya. Lalu saat ini bosnya sama sekali tidak mengakuinya.

"Dasar, Bos!" cibir Hansen dalam hati.

...****...

Terpopuler

Comments

Reti 200294

Reti 200294

amnesia toohh

2023-05-15

0

Pujiastuti

Pujiastuti

wah beneran amnesia nih Alex,,,,
flash back ya kak kenapa Alex sampai hilang ingatan tentang istrinya apa yang sebenarnya terjadi 🤔🤔🤔🤔

lanjut kak semangat💪💪💪💪

2023-05-06

1

Rahma Inayah

Rahma Inayah

fix bnr alex amnesia....semoga stlh dia melihat alisha alex akan inget perlhn krn alisha duplicate alex persi wanita

2023-05-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!