Bab 10

Hampir satu malaman Nisha pikiran Nisha tertuju pada pria yang bernama Xander. Namun, Nisha sangatlah meyakini jika Xander adalah Alexander, suami.

"Aku harus membuktikan jika dia adalah Alexander, aku sangat yakin dia suamiku," gumam Nisha saat hendak menyibakkan selimutnya.

Sang fajar telah menyingsing kembali, itu artinya Nisha juga harus bersiap-siap untuk berangkat ke kantor lagi.

Seperti biasa, setiap pagi Nisha akan melakukan sarapan bersama dengan Alhsa, anak semata wayangnya. Namun, sudah hampir sepuluh menit Nisha duduk dimeja makan, tak ada sosok Alsha yang berlari untuk memeluknya. Karena merasa penasaran, Nisha langsung memanggil salah satu pelayan yang ada di rumahnya.

"Dimana Alsha? Mengapa dia belum terlihat juga? Apakah Alsha sengaja sudah berangkat lebih awal ke sekolahannya?"

"Em ... Nona Alsha belum keluar Nyonya."

Nisha mengangguk dengan pelan. Karena merasa penasaran dengan sang anak yang belum juga turun, Nisha memutuskan untuk mengecek apa yang dilakukan anaknya itu.

Tangan Nisha terulur pelan untuk membuka pintu kamar Alsha. Saat dibuka, Nisha merasa terkejut dengan apa yang sedang dilakukan Nadine, pengasuh Alsha.

"Nadine ... ada apa dengan Alsha?"

Nadine yang saat ini sedang mengompres kening Alsha langsung menoleh kearah Nisha.

"Alsha demam, Bu. Tapi sudah saya beri paracetamol. Tadi saya sudah ke kamar ibu, tapi ibu belum bangun jadi saya memutuskan untuk memberikan paracetamol terlebih dahulu," jelas Nadine.

Nadine yang sudah mengasuh Alsha sejak bayi sudah tahu bagaimana kesibukan Nisha. Apalagi saat ini Nadine mengetahui jika Nisha sedang sibuk dengan masalah perusahaannya.

"Ya udah, kamu siapkan mobil. Biar aku yang bawa Alsha turun!"

"Baik, Bu."

Ini bukanlah demam kali pertama Alsha demam. Sudah sering anak itu demam, terlebih jika sedang memikirkan sesuatu yang berlebihan.

"Sayang, kamu kenapa, Nak? Ayo kita ke rumah sakit." Nisha berusaha untuk mengangkat tubuh mungil gadis kecilnya.

Nisha yang sudah memiliki janji dengan tuan Xander memilih untuk membatalkan, karena Nisha tidak akan meninggalkan Alsha yang sedang sakit. Apapun yang akan terjadi dengan perusahaan, Nisha tidak peduli, karena baginya sang anak adalah prioritas utama untuknya.

Sementara itu Xander yang sudah terlanjur menunggu Nisha merasa sangat kecewa ketika mendapat kabar jika Nisha membatalkan pertemuan mereka.

"Sialan! Dia pikir dia siapa? Berani-beraninya dia membatalkan janji sepihak. Ini tidak bisa dibiarkan. Lihatlah apa yang akan aku lakukan dengan perusahaanmu!" geram Xander dengan rasa kecewanya.

"Sen, cari tahu kelemahan perusahaan milik wanita itu! Dia pikir bisa mempermainkanku? Dia belum tahu sedang berhadapan dengan siapa!"

Hansen hanya mengangguk dengan pelan. Sudah tidak kaget lagi pria itu dengan sifat bosnya yang akan berbuat apa saja demi menghancurkan apa yang diinginkan. Namun, untuk kali ini entah mengapa Hansen merasa tidak tega saat mendapatkan amanat untuk mencari tahu kelemahan perusahaan Nisha. Ingin rasanya memberi masukan, tetapi Hansen merasa percuma saja, karena saat ini mood bosnya sedang buruk.

Karena kecewa dengan pembatalan sepihak, Xander memilih untuk kembali ke hotel tempatnya menginap selama ini. Hatinya benar-benar sangat kacau tidak karuan.

"Xander!" Xella merasa terkejut dengan kedatangan Xander yang telah menentang minuman beralkohol.

"Xander! Apa yang kamu lakukan? Kamu mabuk di siang bolong. Astaga Xander!" teriak Xella yang langsung merampas botol alkohol di tangan Xander.

"Sejenak kapan kamu menjadi pemabuk?!"

Entah apa yang dipikirkan oleh Xander sehingga dia nekat untuk menenggak minuman beralkohol di siang bolong.

"Itu bukan urusanmu! Berikan minumanku! Aku sedang ingin minum!"

"Enggak! Kamu enggak boleh mengkomunikasikan minuman seperti ini!"

"Xella, berikan sekarang juga! Jangan buat aku tambah muak!"

Xella hanya bisa menggeleng dengan pelan, karena dia tidak tau apa yang telah terjadi pada Xander sehingga pria yang dikenal penurut itu kini berubah menjadi keras.

"Xella, kamu denger kan?!" Tiba-tiba saja Xander membentak Xella.

Xella yang tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi pada Xander memilih langsung memberikan minumannya kembali dan memutuskan keluar dari kamar Xander.

Xander kenapa, sih? batin Xella.

Sepeninggal Xella, Xander langsung menjatuhkan tubuhnya dengan kasar disebuah sofa. Ingat beberapa menit yang lalu membaut dadanya terasa panas. Ternyata wanita yang telah membatalkan janjinya sedang berjalan dengan seorang pria.

Dengan mata kepalanya, Xander melihat dengan jelas saat Nisha berada didalam mobil dengan seorang pria.

"Dia pikir, dia sedang berurusan dengan siapa? Lihat saja, aku pastikan tidak butuh waktu 24 jam, kamu akan mendapatkan kejutan dari perusahaanmu!" Xander tersenyum smrik, saat membayangkan apa yang akan terjadi dengan perusahaan Nisha.

...****...

Maaf novel ini jarang up, tapi emang novel ini sepi. Jadi othor upnya santai 🙏 Terima kasih yang masih stay disini 🙏

Terpopuler

Comments

Dewi Dama

Dewi Dama

semangat thoorrr..di baca kok...

2024-08-31

0

Pujiastuti

Pujiastuti

tetap semangat ya kak selalu ditunggu kok upnya

2023-05-27

0

Ofick

Ofick

masih setia menunggu thor

2023-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!