Rahma diam mendengarkan perkataan Rendi. Pak Sultan memberi waktu enam bulan atau seratus delapan puluh tiga hari kepada Rendi untuk menjadikan Rahma sebagai kekasih. Namun, Rendi memutuskan untuk menjadikan Rahma sebagai teman agar Rahma mudah untuk di dekati. Lalu apakah yang akan terjadi jika sudah enam bulan? Apakah mereka berpisah begitu saja dan tidak akan bertemu lagi? Dan menjadi asing satu sama lain jika mereka bertemu di jalan. Entahlah Rahma juga tidak tau apa yang akan terjadi jika saat itu tiba.
Setelah pembicaraan itu Rahma memilih diam. Ia lebih memilih untuk memperhatikan pemandangan di luar, sedangkan Rendi sibuk menelepon asistennya dan karyawannya. Perjalanan Wonosobo – Bandung cukup lama memakan waktu kurang lebih sembilan jam. Mereka lebih sering berhenti di rest area agar Pak Sobir tidak merasa kelelahan.
Jam setengah enam sore mereka sampai di Bandung. Rendi mengantarkan Rahma sampai ke tempat kost. Pak Sobir menghentikan mobil di dekat gang menuju ke tempat kost Rahma.
“Terima kasih, Pak Sobir. Saya sudah diantar,” ucap Rahma kepada Pak Sobir.
“Sama-sama, Bu,” jawab Pak Sobir.
Rahma turun dari mobil. Rendi juga turun dari mobil. Ia membantu membawakan barang-barang Rahma yang sangat banyak.
“Ini oleh-oleh untuk kakek dan tante Claudia.” Rahma menujuk ke dua pelasik putih berukuran besar yang sudah ia pisahkan.
“Terima kasih,” ucap Rendi.
“Kok berterima kasih kepada saya? Itu kan Pak Rendi yang beli,” tanya Rahma dengan bingung.
“Maksud saya, terima kasih karena kamu sudah perhatian kepada kakek dan ibu saya,” ujar Rendi.
“Ohhhh,” kata Rahma tanda mengerti.
Rendi mengambil barang-barang Rahma dari dalam bagasi mobil.
“Biar saya bawa sendiri!” Rahma hendak mengambil barang-barangnya dari tangan Rendi.
“Kamu bawa ini aja.” Rendi memberikan dua plastik berisi oleh-oleh kepada Rahma. Sedangkan travel bag dan totebag yang berisi berkas-berkas serta satu plastik oleh-oleh dipegang Rendi. Rahma cuma bisa menghela nafas melihat Rendi yang memaksa untuk membawakan barang-barangnya.
Rendi dan Rahma berjalan menuju ke tempat kost Rahma. Mereka berhenti di depan pintu ruang tamu. Rendi menaruh barang-barang Rahma di kursi tamu.
“Terima kasih. Pak Rendi sudah mengantarkan saya dan membawakan barang-barang saya,” ucap Rahma.
Rendi tersenyum mendengar perkataan Rahma.
“Sama-sama, Rahma,” jawab Rendi.
“Saya pulang, ya. Assalamualaikum,” ucap Rendi.
“Waalaikumsalam,” jawab Rahma.
Rendi meninggalkan tempat kost Rahma. Rahma membawa barang-barangnya menuju ke kamar.
***
Rahma baru selesai sholat Isya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia mengambil ponselnya yang diletakkan di atas nakas. Di layar ponselnya tertulis tante Claudia calling. Rahma menjawab panggilan itu.
“Assalamualaikum,” ucap Rahma.
“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Claudia
“Rahma, terima kasih oleh-olehnya. Banyak sekali,” ujar Ibu Claudia.
“Sama-sama, Tante,” jawab Rahma.
“Kakek senang dengan manisan carica. Ia tidak berhenti makan manisan carica,” kata Ibu Claudia.
“Alhamdullilah kalau kakek suka,” ucap Rahma.
“Kata Rendi selama di Wonosobo Rahma sibuk sekali,” ujar Ibu Claudia.
“Ya begitulah, Tante. Nama juga kerja,” kata Rahma.
“Rendi pasti mengganggu kamu kerja,” ujar Ibu Claudia.
“Tidak, Tante. Pak Rendi sangat membantu Rahma,” kata Rahma.
“Syukurlah kalau dia tidak mengganggu Rahma,” ujar Ibu Claudia.
“Sudah dulu, ya. Rahma pasti cape mau istirahat. Maaf, ya. Tante sudah ganggu Rahma,” ucap Ibu Claudia.
“Tidak apa-apa, Tante. Rahma baru selesai sholat isya,” kata Rahma.
“Ya sudah, selamat beristirahat. Assalamualaikum.” Ibu Claudia mengakhiri percakapannya.
“Waalaikumsalam,” jawab Rahma. Rahma menaruh kembali ponselnya.
***
Rendi berjalan menuju ke tempat kost Rahma. Ia hendak mengajak Rahma untuk jalan-jalan dan makan malam bersama. Akhirnya ia sampai di tempat kost Rahma.
“Assalamualaikum.” Rendi mengucapkan salam. Namun, tidak ada yang menjawab salam Rendi. Sepertinya penghuni kost sedang pergi semua. Maklumlah, besok adalah hari sabtu sehingga banyak yang pergi untuk jalan-jalan, nonton dan makan di luar.
Rendi memutuskan untuk menelepon Rahma. Ia menyentuh layar ponselnya kemudian menelepon Rahma. Ia harus menunggu beberapa saat karena Rahma tidak menjawab panggilannya. Akhirnya Rahma menjawab panggilan Rendi.
“Assalamualaikum,” ucap Rahma.
“Waalaikumsalam. Kamu dimana? Saya ada di depan kost, saya mengucapkan salam tapi tidak ada yang jawab,” ujar Rendi.
“Saya sedang tidak ada di tempat kost. Saya sedang dalam perjalanan ke rumah orang tua saya,” kata Rahma.
“Rumah kamu dimana?” tanya Rendi.
“Di Kuningan,” jawab Rahma.
“Maksud kamu Kuningan yang dekat Cirebon?” tanya Rendi.
“Iya,” jawab Rahma.
“Kok kamu tidak bilang ke saya kalau kamu mau pergi ke Kuningan?” tanya Rendi.
“Saya bukan dinas luar, tapi saya ada acara keluarga,” jawab Rahma.
“Sama saja. Mau dinas luar atau acara keluarga kamu harus bilang ke saya!” ujar Rendi.
“Nanti kalau kamu sudah sampai kamu kirim lokasi kamu! Besok subuh saya akan menyusul ke sana,” lanjut Rendi.
“Tidak usah, Pak. Soalnya ini acara keluarga,” kata Rahma.
“Kalau kamu tidak memberitahu lokasimu saya akan mencari keberadaanmu dengan cara lain,” ujar Rendi.
Terdengar suara Rahma menghela napas. “Baiklah akan saya kirim lokasinya,” kata Rahma.
Rendi tersenyum mendengar perkataan Rahma.
“Begitu, dong,” ujar Rendi.
“Sudah dulu, ya. Saya mau pulang. Assalamualaikum,” ucap Rendi.
“Waalaikumsalam,” jawab Rahma.
Rendi mengakhiri percakapannya. Ia memutuskan untuk pergi dari tempat kost Rahma. Ketika keluar dari halaman kost bertemu dengan Ibu Sumarni.
“Eh, ada Pak Rendi,” kata Ibu Sumarni.
“Pasti mencari Rahma, ya?” tanya Ibu Sumarni.
“Iya, Bu,” jawab Rendi.
“Rahma pulang ke rumah orang tuanya di Kuningan. Katanya ia hendak menghadiri pernikahan saudaranya,” kata Ibu Sumarni.
“Jam berapa Rahma berangkat?’ tanya Rendi.
“Sekitar jam dua. Katanya dia sudah ijin pulang cepat ke atasannya,” jawab Ibu Sumarni.
“Ya sudah, Bu. Tidak apa-apa. Kalau begitu saya pamit dulu. Assalamualaikum,” ucap Rendi.
“Waalaikumsalam,” jawab Ibu Sumarni. Rendi meninggalkan tempat kost Rahma.
***
Rahma sedang menyematkan peniti di kerudungnya, tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk. Ia berjalan menuju ke pintu lalu membuka pintu. Mamanya berdiri di depan pintu. Ia tersenyum simpul melihat Rahma.
“Ada tamu mencari kamu,” ujar Ibu Arini.
“Siapa?” tanya Rahma.
“Cowok ganteng,” jawab Ibu Arini dengan senyum menggoda Rahma.
“Pak Rendi?” tanya Rahma.
“Kok tau namanya Rendi? Mama kan belum memberitahu siapa namanya,” tanya Ibu Arini.
“Sudah janjian, ya?” tanya Ibu Arini sambil menggoda Rahma.
“Ih, siapa yang janjian? Dia yang mau menyusul ke sini,” jawab Rahma.
“Ya sudah, temui dulu. Kasihan kalau kelamaan menunggu, nanti diinterogasi sama papa,” ujar Ibu Arini.
“Sebentar, Rahma mau membetulkan kerudung dulu,” kata Rahma.
“Dandan yang cantik, ya!” ujar Ibu Arini lalu menutup kembali pintu kamar Rahma.
“Ih! Mama,” kata Rahma dengan kesal.
Setelah selesai membetulkan kerudung Rahma pun keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju ke ruang tamu. Di ruang tamu ia melihat Rendi sedang berbicara dengan papanya.
“Pak Rendi.” Rahma memanggil Rendi
Rendi menoleh ke Rahma. Ia terkesima melihat penampilan Rahma. Penampilan Rahma jauh berbeda dari yang biasa ia lihat. Rahma terlihat cantik sekali.
Rahma duduk di sebelah papanya.
“Papa ke dalam dulu.” Pak Ferdi beranjak dari kursi lalu ia masuk ke dalam rumah.
“Jam berapa dari Bandung?” tanya Rahma.
“Jam berapa, ya? Saya lupa. Pokoknya setelah selesai sholat subuh langsung berangkat,” jawab Rendi.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mryn
diikutin mluu😁
2024-02-19
0
Yani
Rendi pangling ya liat Rahma berpenampilan lain 😊😊
2023-07-16
1
reni rili
sekalian aja lamar Ren 😁, gemessss bangett sama mereka kapan saling bucin 😁😁
2023-05-20
1