Setelah pertemuan terakhir Rendi tidak menghubunginya lagi. Rahma merasa bebas tanpa ada yang mengganggu. Ia bisa fokus bekerja. Pagi ini Rahma bersiap-siap untuk pergi ke luar kota. Ia dapat tugas dari atasannya untuk pergi ke Wonosobo selama beberapa hari. Ia pergi dengan rekan kerjanya yang bernama Pak Iqbal. Pak Iqbal membawa istrinya yang bernama Ibu Ira. Istri Pak Iqbal ingin ikut ke Wonosobo karena ia belum pernah ke Wonosobo.
Mereka berangkat pukul enam pagi dari kantor, menggunakan mobil kantor. Mereka mampir dulu di Garut untuk sarapan pagi karena ketika berangkat mereka belum sarapan pagi. Selesai sarapan mereka meneruskan perjalanan mereka. Menjelang sholat dzuhur mereka mampir dulu di masjid yang berada di pinggir jalan untuk sholat dzuhur. Kebetulan masjid tempat mereka sholat bersebelahan dengan rumah makan. Jadi mereka memutuskan untuk sekalian makan siang sebelum melanjutkan perjalanan.
Ketika Rahma sedang makan siang tiba-tiba terdengar suara ponsel Rahma berdering. Rahma mengambil ponselnya yang berada di dalam tas. Rahma melihat ke layar ponsel, tertulis di layar ponsel Pak Rendi calling. Rahma menghela ketika mengetahui siapa yang meneleponnya. Baru saja seminggu ia bebas dari gangguan Rendi tapi sekarang Rendi meneleponnya. Rahma tidak segera menjawab panggilan Rendi. Ia menaruh ponselnya begitu saja di atas meja. Ia melanjutkan makan.
Pak Iqbal dan Ibu Ira memperhatikan Rahma yang membiarkan ponselnya berdering. Akhirnya dengan malas Rahma menjawab panggilan Rendi.
“Assalamualaikum,” ucap Rahma.
“Waalaikumsalam,” jawab Rendi.
“Rahma, kamu lagi apa? Mengapa lama sekali menjawab telepon saya?” tanya Rendi,
“Saya lagi makan, Pak.” Rahma langsung menyuap nasinya agar terdengar suara ia sedang makan.
“Nanti malam bisa temani saya makan malam, tidak? Saya ada tamu dari Jepang. Saya mau menjamu mereka makan malam, tapi saya tidak punya pasangan untuk menemani saya. Jadi saya memutuskan untuk mengajak kamu untuk menemani saya,” ujar Rendi.
“Tidak bisa, Pak! Saya sedang berada di luar kota,” jawab Rahma.
“Kamu lagi dimana?” tanya Rendi.
“Saya dalam perjalanan ke Wonosobo,” jawab Rahma.
“Berapa lama kamu di Wonosobo?” tanya Rendi.
“Sekitar empat hari. Hari keempat saya pulang ke Bandung,” jawab Rahma.
Rendi menghela nafas lalu ia diam sejenak. Sepertinya ia sedang berpikir.
“Nanti kalau sudah sampai kamu share lokasi kamu! Besok pagi saya ke sana,” ujar Rendi.
“Mau ngapai Pak Rendi ke sini?” tanya Rahma.
“Mau menyusul kamu,” jawab Rendi.
Tiba-tiba Rahma tersedak makanannya lalu ia batuk-batuk. Rahma langsung meminum minumanya agar batuknya hilang.
“Hallo! Rahma! Apa kamu baik-baik saja?” tanya Rendi dengan nada khawatir.
“Saya baik-baik saja, Pak. Saya cuma tersedak,” jawab Rahma.
“Hati-hati kalau makan!” ujar Rendi.
“Pak Rendi. Bukakah Pak Rendi sedang ada tamu dari Jepang? Kenapa ke sini? Masa tamu ditinggalin begitu saja?” tanya Rahma.
“Mereka sudah hampir seminggu di sini. Besok mereka akan pulang ke Jepang,” jawab Rendi.
Pantesan seminggu dia tidak menghubungiku, ternyata dia sedang ada tamu, kata Rahma di dalam hati.
Terdengar suara Rendi yang sedang berbicara dengan seseorang.
“Rahma! Sudah dulu, ya. Saya masih ada urusan. Jangan lupa kamu kirim lokasi hotel kamu dan lokasi tempat kamu bekerja!” ujar Rendi.
“Iya,” jawab Rahma.
“Assalamualaikum.” Rendi mengakhiri pembicaraannnya.
“Waalaikumsalam,” jawab Rahma.
Rahma menaruh ponselnya ke dalam tas. Ia melanjutkan makan.
Setelah mereka selesai makan mereka melanjutkan perjalanan mereka. Mereka sampai di Wonosobo sore hari. Kebetulan kantor dinas belum tutup jadi mereka mampir dulu ke kantor dinas untuk mengecek persiapan untuk besok.
Selesai dari kantor dinas mereka pun mencari hotel untuk menginap. Mereka menuju hotel yang berada tidak jauh dari kantor dinas. Hotel itu terletak di jalan menuju ke dataran tinggi Dieng.
Pak Iqbal memarkirkan mobilnya di depan lobby kantor. Mereka turun dari mobil dan masuk ke lobby hotel untuk check in. Ketika mereka sedang check in, tiba-tiba ponsel Rahma berdering. Rahma mengambil ponselnya dari dalam tas. Lalu melihat layar ponsel. Tertulis di layar ponsel Pak Rendi calling. Rahma menghela nafas begitu mengetahui siapa yang meneleponnya. Ia menjawab telepon Rendi.
“Assalamualaikum,” ucap Rahma.
“Waalaikumsalam,” jawab Rendi.
“Kamu sudah sampai di Wonosobo, belum?” tanya Rendi.
“Sudah, Pak. Sekarang saya sedang check in hotel,” jawab Rahma.
“Kebetulan kamu sedang check in. Tolong sekalian pesankan kamar untuk saya dan supir saya! Biar saya bisa menginap di hotel yang sama dengan kamu. Tolong talangi dulu pembayarannnya. Nanti saya ganti,” ujar Rendi.
“Pak Rendi mau kamar type apa?” tanya Rahma. Rahma membuka dompetnya dan mengecek isi dompetnya untuk memastikan uangnya cukup untuk memesan kamar untuk Rendi. Rahma tidak mempunyai kartu kredit karena ia terbiasa membayar dengan cara cash.
“Terserah kamu. Kalau bisa kamarnya di sebelah kamar kamu,” jawab Rendi.
“Baik, Pak Rendi,” jawab Rahma.
“Kamu ada uangnya, kan?” tanya Rendi.
“Ada, Pak,” jawab Rahma.
“Saya minta nomor rekening kamu! Saya mau transfer uang sekarang,” ujar Rendi.
“Nanti saja, Pak. Saya belum selesai check in,” jawab Rahma.
“Kalau sudah dapat kamar untuk saya beritahu saya, ya! Biar saya bisa secepatnya transfer ke rekening kamu,” ujar Rendi.
“Baik Pak Rendi,” jawab Rahma.
“Sudah dulu ya, Pak. Assalamualaikum.” Rahma mengakhiri pembicaraannya.
“Mbak, bisa pesan kamar untuk besok?” tanya Rahma kepada karyawan hotel.
“Bisa, Bu,” jawab karyawan hotel.
“Mau pesan berapa kamar?” tanya karyawan hotel.
“Dua,” jawab Rahma.
“Sebentar saya cek dulu.” Karyawan hotel mengecek melalui komputer.
“Buat siapa, Ma?” tanya Pak Iqbal.
“Untuk teman saya, Pak. Besok dia mau menyusul ke sini,” jawab Rahma.
“Pacar kamu, ya?” tanya Pak Iqbal dengan nada menggoda Rahma.
“Bukan, Pak. Cuma teman,” jawab Rahma.
Karyawan hotel selesai mengecek ketersediaan kamar.
“Yang deluxe fully booked, Bu. Ada juga junior suite dan standard room,” kata karyawan hotel.
“Ya sudah, saya pesan junior suite room satu dan standard room satu,” ujar Rahma.
Setelah selesai membayar kamarnya dan kamar Rendi, Rahma dan Pak Iqbal beserta Ibu Ira menuju ke kamar mereka. Tas mereka dibawakan oleh seorang bellboy.
Kamar Rahma bersebelahan dengan kamar Pak Iqbal. Rahma membuka pintu kamar dengan menggunakan kartu. Bellboy membawa masuk tas-tas milik Rahma ke dalam kamar lalu meletakkan di tempat khusus untuk menyimpan tas. Rahma memberi tip kepada bellboy lalu bellboy keluar dari kamar Rahma. Rahma langsung menutup pintu kamar lalu ia berbaring di atas tempat tidur. Perjalanan jauh membuat tubuhnya merasa lelah.
Tiba-tiba terdengar suara dering telepon. Rahma mengambil ponselnya dari dalam tas. Tertulis di layar ponselnya Pak Rendi calling. Rahma menjawab panggilan Rendi.
“Assalamualaikum,” ucap Rahma.
“Waalaikumsalam,” jawab Rendi.
“Sudah pesan kamar untuk saya?” tanya Rendi.
“Sudah, Pak,” jawab Rahma.
“Berapa?” tanya Rendi.
“Nanti saya kirim bukti pembayarannya,” kata Rahma.
“Sekalian minta nomor rekening kamu,” ujar Rendi.
“Baik, Pak Rendi. Sudah dulu, ya. Assalamualaikum.” Rahma mengakhiri pembicaraannya.
Rahma mengirimkan bukti pembayaran kepada Rendi dan nomor rekening bank. Dalam waktu beberapa menit Rendi mengirim bukti transfer sejumlah uang kepada Rahma. Rahma tidak punya m-banking, jadi ia tidak dapat mengeceknya. Lebih baik besok ia langsung ambil saja di ATM.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yani
Rendi mau ngapain nyusul Rahma 🤔🤭
2023-07-15
1
Nda DhaThoel
intine perasaan kamu piye toh Ren Ren, binun aku 🤣
2023-05-19
1
reni rili
menanti kelanjutannya..
2023-05-17
1