9. Pulang Dari Lampung

Rahma memandangi ponselnya tanpa menjawab panggilan dari Rendi. Pak Barli menoleh ke Rahma lalu kembali fokus ke depan.

“Kenapa di biari aja? Kok tidaK dijawab?” tanya Pak Barli.

“Males jawabnya,” jawab Rahma.

“Siapa?” Pacar, ya?” tanya Pak  Barli sambil menggoda Rahma.

“Bukan. Cuma orang nggak penting,” jawab Rahma.

“Orang nggak penting atau penting?” Pak Bali kembali menggoda Rahma.

“Ih, Pak Barli! Ngeledek Rahma terus.” Rahma memasang wajah cemberut.

Akhirnya dering teleponpun berhenti. Rahma bernafas lega. Ia hendak memasukkan ponselnya ke dalam tas. Tiba-tiba ponselnya berdering kembali. Di layar ponsel Rahma tertulis Pak Rendi calling. Rahma menghela nafas. Ia terpaksa menjawab panggilan Rendi.

“Hallo. Assalamualaikum,” ucap Rahma.

“Waalaikumsalam,” jawab Rendi.

“Besok kamu jadi pulang ke Bandung?” tanya Rendi.

“Jadi. Sekarang saya dalam perjalanan pulang ke Bandung,” jawab Rahma.

Rendi kaget mendengarnya. Ini sudah malam tapi Rahma dalam perjalanan pulang ke Bandung.

“Kamu pulang ke Bandung malam-malam begini?” tanya Rendi tidak percaya.

“Iya, Pak,” jawab Rahma.

“Bukankah kamu pulang besok?’ tanya Rendi.

“Kalau saya pulang besok, saya bisa sampai lusa dini hari. Karena tempat yang saya kunjungi masih jauh dari Mesuji. Kasihan teman saya yang menyetir mobil. Dia tidak bisa istirahat karena lusa sudah harus masuk kantor,” jawab Rahma.

“Kamu sama siapa saja di mobil?” tanya Rendi.

“Dengan Pak Barli,” jawab Rahma.

“Hanya berdua?” tanya Rendi.

“Iya. Kenapa?” Rahma balik bertanya.

“Nanti kalau kamu diapa-apakan sama dia bagaimana?” tanya Rendi dengan cemas.

“Tidak akan terjadi apa-apa, Pak. Lagipula nanti kami sudah janjian  dengan teman-teman yang lain untuk bertemu di pelabuhan Bakauheni,” jawab Rahma.

“Kalau ada apa-apa kamu telepon saya!” ujar Rendi.

“Baik, Pak Rendi,” jawab Rahma.

“Sudah dulu. Assalamualaikum.” Rendi mengakhiri pembicaraannya.

“Waalaikumsalam.” Rahma menyimpan ponselnya ke dalam tas. Pandangannya kembali fokus ke jalan raya. Jalan menuju Bakahuni sangat gelap sehingga jarak pandang mereka terbatas. Rahma membantu Pak Barli memperhatikan jalan dan arah petunjuk jalan.

Pukul setengah dua belas malam mereka sampai di pelabuhan Bakauheni. Mereka bertemu dengan rekan-rekan kerja yang lain di pelabuhan Bakauheni. Kebetulan mereka mendapatkan kapal yang sama sehingga mereka bisa bersama-sama pulang ke Bandung.

Pukul dua dini hari mereka sampai di pelabuhan Merak. Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju ke Bandung. Dalam perjalanan menuju ke Bandung mereka sempat istirahat dulu di rest area karena rekan-rekan mereka yang menyetir mobil mengantuk. Mereka terpaksa beristirahat di rest area selama sejam hingga para supir tidak mengantuk lagi. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju ke Bandung.

Sebelum memasuki kota Bandung, Rahma dan rekan-rekan kerjanya mampir dulu ke rest area di tol Purbaleunyi untuk sarapan pagi. Mereka mencari restaurant yang sudah buka di rest area tersebut. Kebetulan sebuah restaurant sunda sudah ada yang buka. Mereka memutuskan untuk makan di restaurant tersebut.

Rahma duduk di sebelah Ibu Erna. Sambil menunggu pesanan mereka datang mereka berbincang-bincang.

“Ma, katanya kamu punya pacar baru?” tanya Ibu Erna.

Rahma kaget mendengarnya. Ia menoleh ke Ibu Erna.

“Kata siapa?” tanya Rahma.

“Itu kata Pak Rubi. Sewaktu dalam perjalanan ke Lampung, Pak Rubi cerita kalau kamu punya pacar yang kaya dan tajir, mirip-mirip seperti seorang CEO,” ujar Ibu Erna.

Rahma langsung menoleh ke Pak Rubi yang sedang asyik makan rempeyek.

“Pak Rubi!” Rahma memanggil Pak Rubi sambil melotot.

“Apa,” jawab Pak Ruby dengan tenang sambil mengunyah rempeyek.

“Pak Rubi bilang apa sama Ibu Erna?” tanya Rahma.

“Bilang apa? Saya nggak bilang apa-apa,” ujar Pak Rubi.

“Itu loh yang Pak Rubi bilang tentang pacar Rahma yang baru,” sahut Ibu Erna.

“Oh, itu. Memang benarkan itu pacar Rahma,” ujar Pak Rubi.

“Bukan!” seru Rahma dengan kesal. Rahma menekukkan wajahnya.

“Dia yang menelepon tadi malam, bukan?” tanya Pak Barli.

“Tadi malam ada yang nelepon Rahma?” Ibu Erna bertanya kepada Pak Barli.

“Iya. Terus Rahma kelihatan kesel, tidak mau menjawab telepon. Tapi lama-lama dia mau menjawab telepon juga,” ujar Pak Barli.

“Cie cie cie, yang lagi musuhan sama pacarnya,” ledek Pak Rubi.

Semua rekan-rekan kerjanya menggodanya Rahma. Rahma kesal karena digodain terus oleh rekan-rekan kerjanya. Rekan-rekan kerja Rahma senang menggoda Rahma karena Rahma paling muda di antara mereka. Rata-rata rekan kerja Rahma sudah tua. Anak-anak mereka kebanyakan sudah kuliah bahkan ada yang seusia dengan Rahma.

Pukul sembilan pagi mereka sampai di kota Bandung. Pak Barli mengantar Rahma sampai di depan gang menuju ke tempat kost Rahma. Rahma turun dari mobil dan mengeluarkan barang-barang bawaannya dari dalam mobil. Pak Barli membantu Rahma mengeluarkan barang-barang Rahma. Rahma membeli oleh-oleh banyak sekali entah untuk siapa.

“Terima kasih, Pak Barli. Sampaikan salam saya dengan ibu di rumah,” ucap Rahma setelah menurunkan barang-barang miliknya.

“Sama-sama, Rahma. Akan saya sampaikan kepada istri saya,” jawab Pak Barli.

“Assalamualaikum,” ucap Rahma.

“Waalaikumsalam,” jawab Pak Barli.

Rahma berjalan menuju ke tempat kostnya sambil membawa barang yang sangat banyak.

***

Sesampai di tempat kost Rahma langsung mandi karena badannya terasa lengket. Setelah mandi Rahma langsung merebahkan diri di atas tempat tidur hingga ia tertidur karena ia merasa lelah sekali.

Entah berapa lama Rahma teridur, tiba-tiba terdengar suara dering ponselnya.. Tidurnya menjadi terusik oleh suara dering telepon. Rahma membuka matanya.

“Siapa yang menelepon? Ganggu orang tidur saja.” Rahma menggerutu.

Rahma mencari ponselnya di atas nakas, namun tidak ada. Suara dering telepon masih saja terdengar. Rahma bangun dari tempat tidur dan mengikuti asal suara ponsel. Ternyata ponselnya berada di dalam tas miliknya. Ia mengambil ponsel dari dalam tas lalu melihat ke layar ponselnya. Di layar ponsel tertulis Pak Rendi calling.

Rahma menghela napas melihat telepon dari Rendi.

“Ini orang senang sekali mengganggu orang,” kata Rahma dengan kesal.

Rahma menyentuh layar ponsel, ia menjawab telepon Rendi.

“Assalamualaikum,” ucap Rahma.

“Waalaikumsalam. Kamu sudah sampai tempat kost?” tanya Rendi.

“Sudah,” jawab Rahma.

“Kalau begitu kamu bisa makan siang dengan saya?” tanya Rendi.

“Jangan siang deh, Pak. Saya masih ngantuk,” jawab Rahma.

“Oke. Bagaimana kalau makan malam? Bisa, kan?” tanya Rendi.

Rahma ingin menolak ajakan Rendi. Seharian ini ia ingin beristirahat di tempat kostnya. Tapi kalau tidak ia terima ajakan Rendi, Rendi pasti akan selalu mengganggunya.

“Bisa, Pak. Tapi jangan lama-lama dan jangan jauh-jauh! Di depan saja di tukang nasi goreng atau di tukang ayam goreng,” jawab Rahma.

“Kok di tukang nasi goreng atau ayam goreng? Nanti tidak ada privasi. Pembicaraan kita akan di dengar oleh penjual dan pengunjung tempat itu,” ujar Rendi.

“Bapak mau bicara apa, sih? Harus ke tempat privasi,” tanya Rahma dengan gemas.

“Nanti juga kamu akan tau,” jawab Rendi.

“Setelah sholat magrib saya akan jemput kamu,” ujar Rendi.

Rahma menghela napas.

“Baiklah,” jawab Rahma.

“Oke sampai bertemu nanti malam. Assalamualaikum,” ucap Rendi.

“Waalaikumsalam.” Rahma mematikan ponselnya lalu ia menyimpan ponsel di atas nakas. Ia merebahkan badannya di atas tempat tidur lalu tidur kembali.

.

.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Rahma lucu makan malem di tukang nasgor atau di tukang goreng ayam ya Rendi ga mau lah 🤭🤭

2023-07-15

1

Roroazzahra

Roroazzahra

next

2023-05-11

1

Rahma Inayah

Rahma Inayah

lanjut

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bertemu Kakek
2 2. Sarapan Bubur
3 3. Telepon Dari Kakek
4 4. Tamu Istimewa
5 5. Makan Siang
6 6. Perintah Pak Sultan
7 7. Kedatangan Rendi
8 8. Pergi Ke Lampung
9 9. Pulang Dari Lampung
10 10. Pergi Bersama Rendi
11 11. Sebagai Teman
12 12. Mengerjakan Laporan
13 13. Bermain Golf
14 14. Acara Keluarga
15 15. Pergi Ke Wonosobo
16 16. Rendi Menyusul Rahma.
17 17. Menjadi Tukang Foto
18 18. Makan
19 19. Pulang Ke Bandung
20 20. Pergi Ke Kuningan
21 21. Menemani Rahma.
22 22. Mencari Hotel
23 23. Pertanyaan Pak Ferdi
24 24. Pak Bobby
25 25. Makan Siang Di Rumah Pak Sultan
26 26. Kota Sragen
27 27. Belanja Ke Pasar
28 28. Kemana Rahma Pergi?
29 29. Menemukan Rahma
30 30. Pulang Ke Rumah Rendi
31 31. Di Rumah Rendi.
32 32. Orang Tua Rahma Datang
33 33. Perbincangan Ringan
34 34. Kegiatan Di Pagi Hari
35 35. Bermain Golf
36 36. Di Kantor Polisi
37 37. Makan Siang Bersama
38 38. Sulit Mencari Tempat Kost
39 39. Pergi Ke Kantor Pak Bobby
40 40. Pelatihan Di Yogyakarta
41 41. Tamu Tak Diundang
42 42. Kejutan
43 43. Oleh-Oleh
44 44. Jalan-jalan
45 45. Melamar
46 46. Panggil Aa Aja, Ya.
47 47. Air Mata Bahagia
48 48. Bermain Golf
49 49. Makan Siang Bersama
50 50. Menemui Orang Tua Rahma
51 51. Lamaran Rendi Belum Diterima
52 52. Datang Melamar
53 53. Mengantar Rahma Berangkat Kerja.
54 54. Hari Istimewa.
55 55. Sakit Kepala
56 56. Kecapean
57 57. Positif
58 58. Mau Makan Asalkan...
59 59. Sakit Perut
60 60. Pergi Ke Rumah Sakit
61 61. Hadiah Untuk Dafa
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1. Bertemu Kakek
2
2. Sarapan Bubur
3
3. Telepon Dari Kakek
4
4. Tamu Istimewa
5
5. Makan Siang
6
6. Perintah Pak Sultan
7
7. Kedatangan Rendi
8
8. Pergi Ke Lampung
9
9. Pulang Dari Lampung
10
10. Pergi Bersama Rendi
11
11. Sebagai Teman
12
12. Mengerjakan Laporan
13
13. Bermain Golf
14
14. Acara Keluarga
15
15. Pergi Ke Wonosobo
16
16. Rendi Menyusul Rahma.
17
17. Menjadi Tukang Foto
18
18. Makan
19
19. Pulang Ke Bandung
20
20. Pergi Ke Kuningan
21
21. Menemani Rahma.
22
22. Mencari Hotel
23
23. Pertanyaan Pak Ferdi
24
24. Pak Bobby
25
25. Makan Siang Di Rumah Pak Sultan
26
26. Kota Sragen
27
27. Belanja Ke Pasar
28
28. Kemana Rahma Pergi?
29
29. Menemukan Rahma
30
30. Pulang Ke Rumah Rendi
31
31. Di Rumah Rendi.
32
32. Orang Tua Rahma Datang
33
33. Perbincangan Ringan
34
34. Kegiatan Di Pagi Hari
35
35. Bermain Golf
36
36. Di Kantor Polisi
37
37. Makan Siang Bersama
38
38. Sulit Mencari Tempat Kost
39
39. Pergi Ke Kantor Pak Bobby
40
40. Pelatihan Di Yogyakarta
41
41. Tamu Tak Diundang
42
42. Kejutan
43
43. Oleh-Oleh
44
44. Jalan-jalan
45
45. Melamar
46
46. Panggil Aa Aja, Ya.
47
47. Air Mata Bahagia
48
48. Bermain Golf
49
49. Makan Siang Bersama
50
50. Menemui Orang Tua Rahma
51
51. Lamaran Rendi Belum Diterima
52
52. Datang Melamar
53
53. Mengantar Rahma Berangkat Kerja.
54
54. Hari Istimewa.
55
55. Sakit Kepala
56
56. Kecapean
57
57. Positif
58
58. Mau Makan Asalkan...
59
59. Sakit Perut
60
60. Pergi Ke Rumah Sakit
61
61. Hadiah Untuk Dafa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!