Rahma baru selesai apel pagi, tiba-tiba terdengar suara dering telepon di ponselnya. Ia mengambil ponselnya yang berada di dalam saku celana. Ia membaca nomor telepon yang tertera di layar ponselnya. ia tidak mengenal nomor telepon tersebut.
Ini nomor ponsel siapa? tanya Rahma di dalam hati.
Jawab jangan, ya? Rahma ragu untuk menjawab telepon tersebut.
Rahma berjalan masuk ke kantor sambil memandangi layar ponsel. Ia membiarkan ponselnya terus berdering. Ia ragu untuk menjawab telepon tersebut. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya. Rahma menoleh ke samping. Ternyata Irgi yang menepuk punggungnya.
“Hei! Jangan dipandangi terus ponselnya. Jawab tuh, telepon masuk. Berisik berdering terus dari tadi!” seru Irgi.
“Telepon dari siapa, sih?” tanya Irgi penasaran.
Irgi mendekatkan wajahnya ke ponsel Rahma. Ia ingin melihat wajah si penelepon.
“Yah, yang nelepon kakek-kakek.” Irgi mengejek Rahma.
“Kamu jadi sugar baby kakek-kakek, ya?” tanya Irgi
“Enak saja. Sembarangan ngomong!” ujar Rahma kesal.
Rahma melihat layar ponselnya sekali lagi. Ia melihat sekali lagi foto si penelepon. Wajah di foto itu mirip dengan wajah kakek Sultan Wijaya.
Apa kakek yang menelepon? tanya Rahma di dalam hati.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjawab telepon tersebut. Rahma menyentuh tombol terima dan telepon pun terhubung.
“Assalamualaikum,” ucap Rahma.
“Waalaikumsalam,” jawab kakek Sultan.
“Maaf, Rahma lama mengangkat telepon. Rahma kirain orang iseng yang menelepon,” kata Rahma.
“Kakek lupa kasih nomor telepon Kakek ke Rahma. Jadi kamu tidak tau siapa yang menelepon,” ujar kakek Sultan.
“Tidak apa-apa, Kek. Nanti Rahma simpan nomor telepon Kakek,” kata Rahma.
“Sabtu besok kamu ada acara, tidak?” tanya kakek Sultan.
“Tidak, Kek,” jawab Rahma.
“Kakek mau mengajak kamu makan siang di rumah kakek,” ujar kakek Sultan.
“Boleh. Jam berapa?” tanya Rahma.
“Jam sepuluh,” jawab kakek.
“Bisa, Kek. Nanti kirim saja lokasi rumah kakek. Rahma ke sana sendiri,” kata Rahma.
“Kamu ada ke kendaraan, tidak? Kalau tidak ada, Kakek suruh Pak Lilih menjemput kamu,” ujar kakek Sultan.
“Rahma punya motor sendiri. Rahma ke rumah Kakek naik motor,” kata Rahma.
“Hati-hati nyetir motornya!” ujar kakek Sultan.
“Baik, Kek,” jawab Rahma.
“Oke, sampai ketemu besok. Assalamualaikum,” ucap kakek Sultan.
“Waalaikumsalam,” jawab Rahma.
Rahma memasukkan ponselnya ke dalam saku celana , ia berjalan menuju ke ruang kerjanya.
***
Sementara itu di kediaman Sultan Wijaya Kartabatara.
Kakek Sultan baru saja selesai menelepon Rahma, seorang wanita setengah baya menghampirinya. Ia adalah Ibu Claudia Irena, menantu kakek Sultan Wijaya. Ibu Claudia tinggal di rumah kakek Sultan semenjak ia menikah dengan putra kakek Sultan. Kakek Sultan hanya memiliki satu orang putra yang bernama Pak Raja Nagara Kartabatara. Pak Raja meninggal dunia karena kecelakaan pesawat terbang. Pak Raja meninggalkan istrinya Ibu Claudia dan putranya yang bernama Rendi Dirgantara Kartabatara. Kini kakek Sultan hanya tinggal bersama menantu dan cucunya.
“Ayah, sarapannya sudah siap,” kata Ibu Claudia.
“Rendi mana? Dia sudah keluar dari kamarnya, belum?” tanya kakek Sultan.
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka, seorang laki-laki menggunakan suit bergaya seperti seorang CEO keluar dari kamar.
“Rendi!” Claudia memanggil Rendi.
Rendi berjalan menghampiri mamanya.
“Iya, Mah,” jawab Rendi.
“Kakek mencari kamu,” kata Ibu Claudia.
“Ren, duduk sini dekat Kakek.” Kakek Sultan menepuk sofa di sebelahnya.
Rendi duduk di sebelah kakek Sultan. “Ada apa, Kek?” tanya Rendi.
“Besok kamu ada acara, tidak?” tanya kakek Sultan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sri Puryani
mau dijodohin ini
2025-04-04
1
Mryn
😍😍😍
2024-02-15
1
Yani
Kayanya mau di kenalkan sama Rahma ni cucunya kakek
2023-07-15
1