Roxanne kembali ke kamarnya secepat mungkin agar tak ada satupun yang melihat ekspresi putus asa di sana.
Kalau, kalau yang Arkas katakan benar dan Nyonya Besar membelinya cuma untuk disodorkan sebentar, lalu segalanya tergantung Elios suka atau tidak suka, maka itu berarti ... sejak pertama Roxanne tidak punya kesempatan?
"Aku sudah melihat."
Roxanne berjalan mondar-mandir sebagai ekspresi kepanikannya.
"Aku melihat jelas kalau Graean memang bukan wanita istimewa. Elios membentak dia tadi. Dia tidak terlihat punya kasih sayang."
Belum ada seseorang yang istimewa bagi Elios sampai sekarang, di antara semua istri-istrinya. Kalau begitu, hanya tinggal menunggu waktu sampai istri selanjutnya datang lagi?
Jika Elios tak menunjukkan ketertarikan pada satu orang pun, istrinya akan terus bertambah dan bertambah?
"Kamu harus mengemis." Roxanne terpaku saat mendadak suara Ibu terdengar di benaknya.
"Cara bertahan hidup itu bukan menjadi orang hebat. Kamu hanya harus mengemis dan merendahkan diri."
"Roxanne, orang paling kaya di dunia ini adalah penipu paling hebat. Dia membuat orang percaya kalau dia kaya karena bekerja. Orang paling penting di negara ini adalah penipu. Dia membuat orang percaya dia bisa jadi pemimpin yang jujur dan adil."
"Kamu mengerti? Bertahan hidup bukan menjadi orang baik apalagi suci. Kamu harus merendah."
Ibu benar, bisik Roxanne dalam dirinya. Istri Elios sekarang hanya sembilan termasuk aku. Kalau kubiarkan, justru orang lain yang akan datang dan saingan terus bertambah.
Roxanne tak bisa diam tenang. Ia memang harus menuruti perintah Elios agar hidup, tapi ia tak mungkin akan hidup selamanya jika dianggap tidak berguna.
Mana mungkin dia mau memberi makan dan tidur nyaman pada wanita yang bahkan tidak menghiburnya di tempat tidur?
Begitu bertemu orang yang dia sukai, Elios pasti membuang semua istrinya yang tersisa.
"Aku harus merayunya, mau tidak mau."
Roxanne mengepal tangan kuat-kuat, berusaha untuk berbohong pada diri sendiri bahwa ia tidak takut.
"Pencuri menerjang risiko tertangkap saat mencuri. Kalau begitu aku juga harus mengambil risiko."
Itu sangat menakutkan setiap kali membayangkan Elios melempar belati padanya. Itu sangat menakutkan ketika Roxanne melihat pria itu hanya berdiri dingin tanpa perasaan.
Tapi siapa peduli? Siapa yang peduli pada ketakutan Roxanne?
Tempat ini medan perangnya. Kalau tidak berusaha, Roxanne cuma akan tertelan dan mati menyedihkan.
"Masalahnya bagaimana?" Roxanne menjatuhkan diri ke tempat tidur, terus bergumam pada dirinya berharap itu memberi ide. "Elios terlalu tampan untuk dirayu dengan kecantikan. Lagipula dia menolak Graean padahal wanita itu terlihat sempurna."
Menggoda pria biasa sangatlah mudah. Terus pandang mereka, pakai pakaian terbuka, terima obrolan dan secara alami pria itu akan mencari cara agar wanita incarannya mau dilecehkan.
Tapi Elios bukan pria biasa.
Dia pria yang dipanggil Tuan Muda bahkan oleh istrinya. Dan istrinya ada tiga belas orang, dia membunuhnya empat orang, dan bahkan kemungkinan dia akan semakin banyak mengoleksi istri.
Orang seperti itu harus digoda macam apa?
"Nyonya Muda."
Roxanne tersentak saking larutnya dalam pikiran.
Suara pelayan di depan pintu bahkan membuatnya panik karena kaget.
"Masuk saja." Roxanne berdehem, berusaha agar lebih terlihat tenang.
Walau ketenangannya runtuh karena yang masuk bukan pelayan, melainkan Arkas.
"T-Tuan Muda." Roxanne langsung berdiri dari kasur.
"Halo, Roxanne." Arkas tersenyum santai, berbeda dari kegugupan Roxanne. "Aku akan kembali ke kastil mawar. Aku menemuimu karena ingin bicara sebentar."
Apa itu kastil mawar? Tentu saja, Roxanne tidak bertanya langsung. melainkan diam.
"Ini, ambillah."
Arkas mengulurkan sebuah buku bersampul kulit yang tua. Itu mirip seperti buku-buku kuno dalam film. Bukan cover kertas modern yang Roxanne kenal.
"Di sana ada informasi tentang Narendra. Kudengar kamu berusaha mencarinya."
Roxanne malah lebih pucat karena dia tahu. "Maaf sudah bersikap lancang."
"Tidak." Arkas mengibaskan tangan sebagai isyarat Roxanne tidak terlalu panik. "Semua istri Narendra memang harus tahu tentang itu. Anggap saja aku sedikit membantu saja."
"Terima kasih, Tuan Muda."
"Ya." Arkas tersenyum kecil. "Kalau begitu, bisa kamu melakukan permintaanku sedikit?"
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments