Perpustakaannya bahkan sangat besar. Ini lebih seperti Roxanne masuk ke perpustakaan nasional daripada hanya sekadar perpustakaan satu kediaman rumah.
Pikir Roxanne tadi, ini hanya satu ruangan berisi banyak rak buku, tapi ruangan itu ternyata tiga lantai. Sekat-sekat antara lantai di atasnya semua dihilangkan dan atapnya diganti menjadi kaca hingga matahari menyinari seluruh tempat.
Roxanne ditinggalkan sendirian di perpustakaan, mencari petunjuk sesuai kata Diane.
Dia bilang cari sisanya di perpustakaan.
"Harusnya dia bisa bilang cari di rak ini atau rak itu." Roxanne sulit tidak mengeluh.
Ia cuma bisa mendongak seraya menaiki tangga ular. "Bagaimana aku tahu di mana sisa informasinya di rak buku sebanyak ini?"
Sungguh tidak masuk akal. Tapi Roxanne juga sadar bahwa Diane tak punya kewajiban membantunya.
Satu per satu, Roxanne membaca judul-judul buku untuk menemukan adakah buku penting mengenai tempat ini.
Buku medis, buku filsafat, kitab suci dari berbagai agama, buku politik dan pemerintahan, bisnis, diplomasi, seluruhnya ada tapi buku mengenai keluarga ini tidak terlihat juga.
"Apa Diane berbohong?" gumam Roxanne curiga. "Tidak. Itu masuk akal juga ada buku sejarah keluarga. Dia bilang awal keluarga ini berdiri dua ratus tahun lalu, kan? Pasti ada buku sejarah tentang mereka."
Roxanne berusaha tidak menyerah. Berjalan selangkah demi selangkah untuk mencari, bahkan kalau nanti ia harus kembali berulang kali karena tak menemukannya.
Pasti ada di antara jutaan buku ini.
Pasti ada—
"Pernikahan Tuan Muda Nereus akan digelar dua bulan lagi."
Roxanne spontan bersembunyi. Menutup mulutnya rapat-rapat saat mendengar suara pintu perpustakaan terbuka, disusul ucapan seseorang terdengar.
Tidak, dua orang.
"Itu bukan urusanku."
Roxanne menapas napasnya mendengar suara Elios. Itu persis suara yang sama dengan pria yang mengakui Roxanne sebagai istrinya tapi juga mengatakan Roxanne adalah budak.
Kenapa dari semua tempat, dia harus datang ke perpustakaan?
Diane menjebakku?
Roxanne lagi-lagi curiga. Tapi kecurigaan itu juga ia sangkal sendiri.
Dia tidak tahu aku datang ke sini hari ini. Kecuali. pelayan tadi pergi memberitahunya lalu menyuruh Elios datang.
Tapi, memangnya Elios mau diperintah untuk datang ke sini?
"Tuan Muda, bukankah Anda juga tahu bahwa bersikap sedikit sopan akan membantu Anda? Jika Tuan Muda Pertama menaiki kursi pemimpin dan secara resmi memutus hubungan, segalanya bisa hilang dari Anda."
"Aku tidak peduli."
"Anda harus peduli. Pada akhirnya begitulah Anda dan saya dibesarkan. Terikat pada Narendra."
"Aku tetap tidak peduli, Graean."
Apa yang mereka bicarakan? Siapa itu Tuan Muda Pertama dan kenapa segalanya bisa hilang dari tangan Elios?
Maksudnya kekayaan ini akan hilang kalau si Tuan Muda Pertama mengambilnya?
Aku membutuhkan dia tetap kaya agar bisa hidup. Roxanne mengepal tangan seraya memeluk lengannya sendiri.
Apa pun itu, brengsekk, jangan kehilangan harta. Aku butuh hartamu!
"Anda selalu melakukan ini."
Wanita berambut silver itu menghela napas dan berbicara begitu santai seolah tak takut ditampar.
"Saya akan tetap menagih hadiah yang Anda akan kirimkan ke pernikahan Tuan Muda Nereus, tapi jika tidak, saya minta izin mengirim hadiah atas nama Anda. Bahkan kalau Anda marah, saya tidak peduli."
"Terserah."
Roxanne mempelajari bagaimana orang itu berbicara pada Elios. Meskipun dia dekat, dia berbicara menggunakan kata anda-saya alih-alih aku-kamu. Berarti itu adalah standar sopan santun dalam hubungan suami-istri.
Kedepannya Roxanne tidak akan bicara kecuali dengan cara sesopan itu.
"Saya akan mengambil buku sebentar, jadi tolong tunggu di—"
"Ada tikus di sini."
Jantung Roxanne serasa berhenti berdetak oleh perkataan tanpa emosi itu.
Meskipun dia mengucapkan tikus seolah itu benar-benar tikus, Roxanne sangat amat yakin bahwa dia ... membicarakan Roxanne.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments