"Apa yang kamu lakukan di sana? saya mau menggunakan kamar mandi!" ucap Dimas mengetuk pintu kamar mandi.
"Tunggu Tuan." ucap Bela. Terpaksa dia memakai baju nya yang sudah kotor menutupi dadanya.
Dia keluar dari kamar mandi sangat takut. Dimas berdiri di depan pintu dan melihat badan dada putih milik Bela yang tidak tertutup sempurna.
Rambut yang di ikat sehingga menunjukkan leher nya.
"Maaf Pak." ucap Bela langsung masuk ke ruangan ganti.
Dimas tersenyum tipis melihat Bela berlari ke ruangan ganti.
Bela segera memakai pakaian nya. Dia keluar dari ruangan ganti lagi-lagi kaget melihat Dimas sudah duduk di sofa melihat ke arah nya.
Bela memeriksa lagi apa yang salah dengan pakaian nya Kenapa Dimas melihat nya seperti itu.
"Kenapa bapak menatap saya seperti itu?" tanya Bela. Dimas berdiri membuat Bela takut.
"Ganti pakaian kamu yang lebih bagus." ucap Dimas.
"Tapi Pak."
"Jangan banyak membantah!" ucap Dimas.
"Pakai lah pakaian yang bagus agar tidak membuat saya malu membeli wanita jelek seperti mu!" ucap Dimas.
"Kita mau kemana pak?"
"Kamu lupa?"
Bela berusaha mengingat apa yang sudah dia lupakan. Tidak beberapa lama akhirnya dia mengingat nya karena melihat bekal milik Dimas yang ada di atas meja.
"membeli Bekal baru?" tanya Bela. Dimas mengangguk.
"Tapi saya bisa pergi membeli nya sendiri Pak. Bisa juga meminta orang lain membeli nya." ucap Bela karena takut Dimas di repot kan hanya karena hal kecil.
"Mereka tidak tau selera saya seperti apa." ucap Dimas.
Dimas menunggu Bela di bawah. Sementara Bela bingung harus memilih pakaian seperti apa untuk pergi bersama bos nya itu.
Akhirnya dia memilih pakaian yang menurut nya bagus dan elegant.
"Bela kamu mau kemana?" tanya Teman nya melihat Bela sudah cantik.
"Bagaimana sudah bagus belum?" tanya Bela. Mereka kebingungan.
"Cantik, tapi kamu mau kemana? Bagaimana kalau tuan tau?" ucap mereka.
"Apa masih lama?" tanya Dimas membuat mereka kaget.
"Sudah Tuan." Dimas melihat penampilan Bela yang berubah dari biasanya karena setiap hari nya dia hanya menggunakan seragam pelayan.
Semua orang kebingungan melihat Dimas pergi bersama Bela, jelas mereka semua penasaran mau kembali Dimas membawa Bela.
"Bik, Tuan mau membawa bela kemana? Apa jangan-jangan tuan akan memberikan nya kepada orang lain?" ucap mereka khawatir.
"Hus kalian bicara apa? doakan saja kekhawatiran itu tidak terjadi." ucap Bibik.
"Kalau Bela tidak ada di sini lagi habis lah kita semua. Kita semua akan tertekan lagi."
"Huff kamu hanya bisa memanfaatkan Bela agar kamu tidak mengurus tuan Dimas.
"Karena hanya Bela yang sanggup mengurus Tuan Dimas."
Sepanjang perjalanan Bela sangat gugup dia hanya dia. saja untuk pertama kalinya dia satu mobil dan duduk bersampingan dengan bos nya itu.
Namun di sisi lain Bela juga sangat senang karena dia bisa melihat lampu-lampu malam yang ada di jalanan kota.
Dimas memerhatikan Bela yang fokus pada jalanan.
"Huff hanya lampu saja bisa membuat nya tersenyum seperti itu." ucap Dimas dalam hati nya.
Tidak beberapa lama akhirnya mereka sampai di salah satu mall yang cukup besar.
"Tuan di sini tidak mungkin ada barang yang seperti kita cari." ucap Bela.
"Ikut saja." ucap Dimas. Bela mengikuti Dimas dari belakang. Untuk pertama kalinya dia menginjak kan kaki nya di mall yang dingin, bersih, ramai dan juga berbagai macam orang di sana.
Tiba di toko yang di cari oleh Dimas. Bela benar-benar kaget melihat harga-harga barang yang ada di sana.
"Semua nya terlihat sangat cantik dan juga bagus namun harga nya benar-benar sangat mahal." ucap Bela dalam hati.
"Kenapa kamu diam saja? Ayo pilih Bekal yang bagus." ucap Dimas.
Dimas memerhatikan Bela yang sedari tadi melihat Bekal warna hitam namun di campur dengan warna keemasan.
Dimas melihat harga nya. "Apa kah ini bagus? Saya suka warna ini." ucap Dimas.
"Tapi pak harganya sangat mahal."
"Ini hanya harga 2.500,000." ucap Dimas. "Tapi pak ini hanya Bekal biasa lagian ini akan cepat rusak karena terbuat dari kaca. Saya masih ingat dulu saya membeli bekal hanya harga 20.000 saja sudah tahan lama." ucap Bela.
"Kamu tidak bisa menyamakan kehidupan kamu dengan kehidupan saya." ucap Dimas.
"Ini bagus atau tidak? saya yang membayar nya saya tidak meminta uang kamu." ucap Dimas.
"Hanya warna ini yang Cocok dengan kepribadian bapak. Hitam." ucap Bela.
"Maksud kamu apa?"
Bela langsung menggeleng kan kepala nya.
"Tidak pak, saya hanya merasa hitam sangat Cocok dengan pria tampan." ucap Bela langsung.
Dimas memasang wajah kesal.
Dimas melihat barang-barang yang lain juga dan bekal anak kecil.
"Kenapa bapak membeli bekal anak kecil? Sayang sekali tidak ada yang memakai nya." ucap Bela.
Dimas tidak menjawab nya. Bela mengikuti Dimas ke kasir.
Namun saat berjalan ke kasir dia sangat tertarik melihat gelas yang bagus. Dimas Tampa bertanya langsung mengambil dan membayar nya.
Setelah keluar dari sana Dimas bertanya kepada Bela mau membeli apa lagi. Namun Bela tidak tau.
"Sebaik nya kita pulang saja pak, ini juga sudah malam." ucap Bela. Dimas mengangguk. Saat berjalan keluar dari mall Dimas melihat dress putih yang ada di salah satu toko.
Dimas masuk ke dalam dan di ikuti oleh Bela.
"Selamat datang Pak Dimas, ada yang bisa kami bantu? Bapak mau mencari dres untuk Nona Vivi?" tanya salah satu pelayan nya.
"Ambil kan dress yang di ujung itu dan minta doa untuk mencoba nya." ucap Dimas.
Bela awalnya menolak namun dia harus melakukan nya.
Bela keluar dari ruangan ganti. Dimas melihat dress putih itu sangat cocok di badan Bela namun terlihat sangat seksi.
Dimas untuk pertama kali nya melihat Bela berpakaian pendek.
"Ganti-ganti! Kamu sangat jelek sehingga tidak cocok memakai nya." ucap Dimas. Bela menghela nafas panjang.
Mereka keluar dari sana. Dimas melihat restoran dimsum.
Bela menyadari kalau mata Dimas ke restoran itu.
"Apa Bapak tidak mau mencoba nya?" tanya Bela. Dimas menggeleng kan kepala nya.
"Sesekali Bapak harus mencoba rasa baru." ucap Bela.
"Saya tidak menyukai dimsum buatan orang lain."
"Tapi kelihatan nya dimsum nya sangat enak sekali, pengunjung nya juga sangat ramai." ucap Bela.
Dimas penasaran karena Bela akhirnya Mereka masuk ke dalam dan memesan dimsum.
Dimas baru mencoba satu namun rasanya nya tidak sesuai seperti apa yang dia mau. Dia tidak menghabis kan nya meminta bela menghabis kan nya.
"Dimsum ini sangat enak." ucap Bela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments