Vivi menghela nafas panjang. Dia terlihat sangat kesal sekali.
"Aku yakin Dimas pasti memiliki perempuan lain, aku tidak akan membiarkan orang lain merebut Dimas Dari ku." ucap Vivi.
"Aku harus mencari tau dengan siapa Dimas sekarang, perempuan mana yang berhasil membuat nya berpaling dari ku." ucap Vivi.
"Non Vivi silahkan di minum." ucap Bibik, namun Vivi tidak menghiraukan nya dan langsung pergi.
Jam sudah di angka lima. Dan matahari juga sudah mulai redup. Dimas keluar dari ruangan kerja nya melihat para pelayan sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing.
"Tuan butuh sesuatu?" tanya pelayan.
"Apa Bela dan Fahri belum pulang?" tanya Dimas.
"Belum Tuan. Fahri bilang kalau mereka akan pulang terlambat." ucap Pelayan.
Dimas berjalan ke depan, hari semakin gelap.
"Sial Kenapa aku harus memikirkan perempuan itu!" ucap Dimas.
Akhirnya Dimas untuk keluar kebetulan ada urusan penting.
"Selamat sore Pak Dimas, lama kita tidak berjumpa." sapa satu pria yang menunggu nya di salah satu Cafe.
"Katakan ada apa kamu meminta saya datang ke sini." ucap Dimas.
"Saya ingin memberi tau kalau sebelumnya ternyata Bela pernah bekerja menjadi OB di kantor cabang kita." ucap pria itu.
Dimas langsung melihat bukti nya dan ternyata benar saja.
"Dia juga pernah bekerja di rumah makan, dan juga di rumah tetangga nya. Selama pemeriksaan saya dia benar-benar tidak pernah bertemu dengan orang tua nya secara sengaja atau tidak sengaja."
"Tidak mungkin dia tidak bertemu orang tua nya. Beberapa kalau orang tua nya datang ke Indonesia." ucap Dimas.
"Di ketahui kalau orang tua Bela datang ke Indonesia hanya untuk mengurus pekerjaan nya."
"Tidak mungkin! Kamu harus mencari tau dengan baik dan jangan sampai kita kehilangan jejak mereka. Saya ingin kalian membawa orang itu ke hadapan saya hidup mau pun mati." ucap Dimas.
"Baiklah Pak."
"Oh iya, bagaimana dengan orang tua angkat Bela?" tanya Dimas.
"Mereka masih berbahagia menikmati uang yang pak Dimas berikan."
"Pantau mereka terus, bisa jadi orang tua Bela berkunjung ke sana diam-diam." ucap Dimas.
Fahri dan Bela baru saja sampai di rumah.
"Akhirnya Kalian pulang juga, bagaimana hari ini menyenangkan?" tanya Bibik.
Bela terlihat sangat senang sekali, dia mengangguk tidak bisa menutupi rasa senang nya.
Dimas juga baru pulang dan melihat Bela dan Fahri.
Dimas tidak mengatakan apapun namun dia terpesona kepada wajah Bela yang jelas sangat berbeda dari biasanya.
Bela melihat Dimas diam saja melewati mereka begitu saja.
"Maaf kan saya pak, saya pulang terlalu malam." ucap Bela. Dimas menatap Bela.
"Saya mau mandi siap kan pakaian saya!" ucap Dimas.
Bela mengangguk. Dia melihat Dimas masuk ke dalam kamar mandi.
setelah selesai mandi Bela menawarkan untuk makan malam namun Dimas memilih untuk tidur saja. Bela sampai kebingungan dengan sifat Dimas yang tidur seperti biasa nya.
"Ada apa sih dengan pak Dimas? Apa dia kurang enak badan lagi?" batin Bela sambil memeriksa suhu badan Dimas namun semua nya normal.
Bela menghela nafas panjang. "Saya sudah bilang agar tidak perlu bekerja terlebih dahulu, namun pak Dimas sangat keras kepala." batin Bela.
Besok nya Bela seperti biasa menyiapkan sarapan untuk Dimas dan juga Fahri.
"Fahri sebaiknya kamu sarapan di kantor, kamu harus berangkat terlebih dahulu." ucap Dimas kepada Fahri. Fahri mengangguk.
Fahri berpamitan kepada Bela. Namun Bela menyempatkan diri membuat bekal untuk Fahri.
"Bela!" ucap Dimas.
"Iyah pak."
"Makanan yang di kantor kurang bergizi, tidak Bagus untuk kesehatan saya. Saya ingin kamu menyiapkan bekal untuk saya mulai hari ini." ucap Dimas.
"Bapak yakin?" tanya Bela. "Apa yang salah? Apa kamu tidak mau? Kamu hanya membuat bekal khusus untuk Fahri?" tanya Dimas.
"Bukan begitu pak."
"Baiklah saya akan membuat nya." ucap Bela.
Dimas mengangguk dan melanjutkan makan.
"Kamu sadar gak sih pak Dimas akhir-akhir ini menu makanan nya sudah berubah." ucap pelayan lain nya.
"Iyah benar banget, sekarang dia makan apa saja yang di Masak oleh Bela." ucap teman nya lagi.
"Seperti ini jauh lebih baik, jadi kita bisa fokus mengurus pekerjaan yang lain." ucap mereka.
Dimas berangkat bekerja Bela memberikan bekal nya.
"Kenapa Bekal saya sama seperti milik Fahri? Saya tidak ingin sama!" ucap Dimas.
"Tapi hanya ada yang seperti ini pak."
"Beli lah yang baru dan juga mahal." ucap Dimas sambil memberikan uang.
"Tapi pak saya takut keluar." ucap Bela karena tidak akan dapat ijin dari Dimas.
"Tunggu saya pulang." ucap Dimas dan langsung pergi.
"Maksud nya bagaimana? *Tunggu saya pulang*? Apa maksud nya aku akan keluar mencari bekal baru dengan pak Dimas?" batin Bela.
Di kantor Dimas bekerja seperti biasa.
"Saya ingin susu putih ganti ini!" ucap Dimas karena lagi-lagi di buat kan kopi.
Dimas terdiam sejenak mengingat pembicaraan Bela dan juga Bibik di rumah yang tidak sengaja dia dengar dari balkon kamar nya.
Bela ingin keluar. Dia sangat ingin bebas. Cita-cita nya untuk saat itu hanya ingin keluar melihat kembali suasana di luar.
Namun Bela hanya bisa bermimpi karena dia sudah tidak memiliki kesempatan untuk menentukan apa yang harus dia lakukan.
Sekarang dia hanya bisa melakukan yang terbaik Tampa melakukan kesalahan agar Dimas baik kepada nya dan tidak menghancurkan kehidupan nya yang tersisa.
Semenjak mendengar itu Dimas berfikir keras dan tidak berhenti memikirkan hal itu.
Dan mengingat Bela keluar dengan Fahri kemarin membuat dia sadar kalau Bela sangat bahagia hanya karena hal sederhana saja.
"Apa aku terlalu jahat? Aku sungguh Pria yang Kejam?" batin Dimas.
"Dia sudah sangat baik mengurus ku sampai sembuh, Sabar dengan semua sifat ku." batin Dimas.
Namun tiba-tiba dia sadar.
"Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku memikirkan wanita itu!" ucap nya dan lanjut bekerja.
Bela sedang merapikan pakaian Dimas karena harus di bongkar untuk memilih pakaian yang sudah jarang di pakai.
Namun tidak sengaja dia melihat foto Dimas bersama kedua orang tua nya. Pada saat itu Dimas masih berumur 17 tahun.
"Ternyata pak Dimas mirip kepada Papah nya yang sangat gagah." ucap Bela.
"Pak Dimas sudah Tampan dari dulu nya, namun di sini dia terlihat sangat polos dan pasti sangat baik, namun sekarang sudah sangat berbeda." ucap Bela.
Dia membuka-buka album keluarga nya yang benar-benar sangat lengkap.
Dimas juga menyimpan foto wanita yang sangat cantik di album nya yang Bela Tebak itu adalah kekasih nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments