Dimas tidak mengatakan apapun namun Vivi sudah mengerti.
Selesai makan mereka menyewa hotel terdekat.
"Sayang aku sangat merindukan kamu." ucap Vivi melihat Dimas dari belakang yang sedang mandi di kamar mandi.
Dimas tersenyum dia berbalik dan mencium Vivi.
"Malam ini aku akan melakukan yang terbaik untuk kamu. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf ku karena aku tidak tau kalau kamu sedang sakit." ucap Vivi.
Dimas tersenyum dia langsung menggendong Vivi ke luar dari kamar mandi dan melemparkan nya ke tempat tidur.
Dimas Mencium Vivi sampai dia puas. Dan setelah itu menghajar Vivi dengan milik nya yang sudah tidak tahan.
Di rumah Bela duduk menunggu Fahri dan Juga Dimas pulang.
"Kenapa sampai sekarang Fahri dan pak Dimas belum pulang yah?" ucap nya. Namun tiba-tiba Fahri pulang.
"Akhirnya kamu pulang juga. Kenapa jam segini baru pulang?" tanya Bela.
"Kamu mengkhawatirkan aku yah?" tanya Fahri.
"Jangan bercanda! Di mana Pak Dimas?" tanya Bela.
"Di kantor banyak pekerjaan karena Tuan Dimas ingin semua masalah pekerjaan di perbaiki terlebih dahulu." ucap Fahri.
"Lalu di mana Pak Dimas?"
"Aku dengar Tuan memiliki janji makan malam dengan kekasih nya." ucap Fahri.
Bela menghela nafas panjang.
"Ini sudah jam sepuluh malam, pak Dimas baru saja sembuh." ucap Bela.
Fahri tersenyum menatap wajah Bela.
"Kenapa kamu menatap ku seperti itu? Apa yang salah?" tanya Bela sambil mengusap wajah nya takut ada sesuatu.
"Aku hanya salut sama kamu. Selain baik kamu sungguh perhatian. Walaupun tuan sudah sangat jahat kepada kamu." ucap Fahri.
Bela terdiam. "Ya sudah kalau begitu aku masuk dulu yah, sebaiknya kamu juga istirahat." ucap Fahri kepada Bela.
Bela mengangguk saja.
"Bagaimana aku bisa istirahat? Sementara pak Dimas saja belum pulang." batin Bela.
Dimas dan Vivi sudah selesai Vivi sudah tertidur dengan sangat lelap di samping nya. Dimas melihat jam sudah jam satu malam.
Lagi-lagi dia teringat kepada Bela yang setiap hari selalu menunggu nya di ruang tamu.
Karena tidak bisa tidur dengan Vivi akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke rumah nya malam itu juga.
Tidak beberapa lama akhirnya dia sampai di rumah dan ternyata Bela tidak menunggu nya. Dia masuk ke kamar mendapati Bela sudah tidur.
"Sial! Kenapa aku begitu berharap dia menunggu ku di ruang tamu." ucap Dimas.
"Bapak sudah pulang?" tiba-tiba Bela bangun. Dimas duduk di pinggir kasur.
"Bapak dari mana saja? Kenapa Bapak baru pulang?" tanya Bela.
"Itu bukan urusan kamu! Jangan mencoba ikut campur atau ingin tau apa yang saya lakukan!" ucap Dimas. Bela pun Diam.
Bela melihat pakaian Dimas berantakan.
"Apa bapak sudah minum obat? walaupun bapak sudah sembuh Bapak harus minum obatnya sampai benar-benar sembuh." ucap Bela.
Dimas tidak menghiraukan nya dia langsung tidur.
Keesokan harinya tepat di hari Minggu Dimas tidak kemana-mana namun dia bangun lebih pagi tidak seperti biasanya.
Dia melihat Bela masih tidur di sofa. Dimas memerhatikan Bela tidur di sofa.
Entah apa yang ada di pikiran Dimas tiba-tiba saja Dimas menindih badan Bela dari atas.
Bela terkejut. "Apa yang Bapak lakukan?" tanya Bela.
"Saya menginginkan tubuh mu!" ucap Dimas. Bela kaget dengan apa yang di katakan oleh Dimas.
Bela mencoba berontak namun kekuatan Dimas sangat erat sekali.
"Lepas kan saya pak, saya mohon lepas kan saya." ucap Bela ketakutan.
Tiba-tiba Dimas melepaskan nya. Dia tertawa melihat wajah Bela yang sangat panik.
"Kamu sangat mudah di tipu. Tidak mungkin saya mau kepada kamu." ucap Dimas.
Bela hanya diam saja, sudah sangat takut.
"Kenapa kamu diam di sana? Pergi buat kan Saya sarapan!" ucap Dimas.
Bela mengangguk dia langsung keluar dari kamar.
"Bela kamu kenapa?" tanya Fahri. Bela menggeleng kan kepala nya.
Dimas keluar dari kamar dia melihat Bela dan Fahri di dapur. Bela dan Fahri terlihat sangat akrab sekali.
"Tuan.." sapa Bibik. Dimas langsung ke depan.
"Selamat pagi sayang..." sapa Vivi yang menyusul Dimas ke rumah nya.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Dimas.
"Justru aku yang harus bertanya kepada kamu, kenapa kamu meninggal kan aku sendirian di hotel?" tanya Vivi.
Semua orang mendengar kata-kata Vivi termasuk Bela juga.
"Oohh tadi malam ternyata pak Dimas bersama Bu Vivi, pantesan saja ada tanda di leher Pak Dimas." batin Bela.
"Bela Coba deh kamu cicip." ucap Fahri. Bela mencicipi masakan Fahri.
"Bagaimana? apa sudah enak?"
"Masih kurang garam" ucap Bela. Mereka lanjut untuk masak.
Tidak beberapa lama akhirnya Dimas selesai makan dan juga pekerjaan rumah sudah selesai.
"Tuan saya boleh minta ijin?" tanya Fahri.
"Minta ijin apa?" tanya Dimas.
"Saya ingin membawa Bela menemani saya ke acara teman-teman saya hari ini." ucap Fahri.
Bela yang menunggu jawaban Dimas sangat takut sekali.
"Ya udah bawa saja Fahri, Kenapa kamu harus minta izin kepada Dimas Hanya untuk membawa pelayan itu!" ucap Vivi.
"Sudah sayang biarkan saja, mungkin Fahri tertarik sama pelayan yang bernama Bela itu." ucap Vivi.
Akhirnya Dimas mengijinkan nya. Bela dan Fahri sudah keluar dari rumah itu menggunakannya motor Fahri.
"Ya Allah akhirnya aku bisa keluar juga, aku sangat merindukan suasana di luar seperti ini." ucap Bela dalam hati.
Sepanjang jalan dia menikmati nya. Fahri melihat itu hanya bisa tersenyum.
Dimas melihat Vivi yang sangat manja kepada nya.
"Sebaiknya kamu pulang saja, aku ingin istirahat hari ini." ucap Dimas.
"Aku akan menemani kamu, aku janji deh gak akan ganggu kamu." ucap Vivi.
"Sebaiknya kamu pulang saja yah." ucap Dimas.
"Kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini kamu selalu saja mengabaikan aku? Kamu sadar gak sih kamu jarang sekali memiliki waktu dengan ku..Kamu hanya mencari ku ketika kamu ingin tubuh ku!" ucap Vivi dengan kesal.
Dimas menghela nafas panjang.
"Sebenarnya kamu mencintai aku gak sih? aku muak selalu seperti ini." ucap Vivi.
"Aku lagi banyak masalah, sebaiknya kamu jangan membuat aku semakin pusing." ucap Dimas.
"Aku masih merindukan kamu, aku ingin bersama kamu." ucap Vivi.
Dimas tidak perduli dia langsung meninggal kan ruang tv.
Vivi menghela nafas panjang. Dia terlihat sangat kesal sekali.
"Aku yakin Dimas pasti memiliki perempuan lain, aku tidak akan membiarkan orang lain merebut Dimas Dari ku." ucap Vivi.
"Aku harus mencari tau dengan siapa Dimas sekarang, perempuan mana yang berhasil membuat nya berpaling dari ku." ucap Vivi.
"Non Vivi silahkan di minum." ucap Bibik, namun Vivi tidak menghiraukan nya dan langsung pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Mohamat Haikal
lanjut episode 18 dong
2023-06-08
0